Penjelasan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Terkait Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menjelaskan dampak dan proses pemulihan ekonomi di masa virus korona atau covid-19 di wilayahnya.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menjelaskan dampak dan proses pemulihan ekonomi di masa virus korona atau covid-19 di wilayahnya.
Ia mengatakan, Sumatera Barat merupakan daerah agraris bukan industrialis. Berbeda dengan Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta yang mayoritas industri.
Menurut dia, selama pandemi Covid-19 ini yang paling terdampak adalah sektor industri.
• Tiga Klaster Utama Penyebaran Covid-19 Masa New Normal di Agam, Martias: RS Rujukan Penuh
• 1 Warga Mentawai Dilaporkan Positif Covid-19 Rabu Pagi, Tak Ada Lagi Kabupaten Zona Hijau di Sumbar
Industri banyak yang tutup, sehingga muncul pengangguran dimana-mana karena tidak ada yang membeli produk industri.
"Kita di Sumbar industri hampir tidak ada, jika pun ada itu sedikit, yang ada PT Semen Padang dan sebagainya, itu tetap bisa beroperasi," jelas Irwan Prayitno, Rabu (2/9/2020).
Sumbar sebagai daerah agraris, kata Irwan Prayitno, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 22,3 persen untuk provinsi.
• Update Corona Sumbar Rabu Pagi: Tambah 86 Kasus Covid-19, Agam Kembali Sumbang Kasus Terbanyak
• Fase Puncak Penambahan Kasus Covid-19, Masyarakat Harus Patuh & Disiplin terhadap Protokol Kesehatan
Sementara, kota dan kabupaten lebih dari 36 persen. Bahkan sektor kerja di bidang pertanian mencapai 52 persen.
Sehingga tidak ada yang mengganggur karena memanfaatkan sawah, ada yang beternak, hingga fokus ke sektor perikanan.
Ia menambahkan, kegiatan pemulihan ekonomi dan kesehatan dananya berasal dari Dana Insentif Daerah sebesar Rp.13.725.042.000, yang di alokasikan Dana Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan pada OPD terkait.
• DAFTAR 88 Pasien Positif Corona Sumbar Tambahan Hari Ini 2 September 2020, Terbanyak dari Agam
• PETA Sebaran Virus Corona Indonesia Rabu 2 September 2020: DKI Jakarta dan Jawa Timur Teratas
"Sifatnya stimulus. Itu sudah jalan. Besar kecil uangnya tergantung dengan uang yang ada, dengan pembahasan bersama DPRD, bisa ditambah bisa tidak, yang jelas program jelas," terang Irwan Prayitno.
Sementara, sektor pariwisata perdagangan dan UMKM, tambahnya, itu difasilitasi kemudahan urusan, pajak-pajak di daerah kota kabupaten hasil PAD-nya banyak juga yang ditiadakan.
Program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada kebijakan pemberian stimulus bagi perekonomian, ada bantuan modal dari daerah dan pusat sehingga demikian bergerak ekonomi.
• Gubernur Sumbar Irwan Prayitno: Kota Padang Masuk Zona Merah Covid-19
• Sekda Padang Dikabarkan Terkonfirmasi Positif Covid-19, Amrizal: Beliau Baru Pulang dari Jakarta
Di satu sisi, supaya memproduksi produk melalui perdagangan dan sebagainya berjalan dengan stimulus yang diberikan, maka masyarakat harus punya daya beli.
Makanya ada bantuan langsung tunai, bantuan Kemendes, Kemensos, dan bantuan dari kota kabupaten sehingga menambah daya belli.
"Untuk pemulihan, sudah tergambar dan sudah ada langkah-langkahnya, tinggal diisi dengan uang. Berapa uang dan jumlahnya. Uangnya belumnya cukup," terang Irwan Prayitno.
Dari dana pusat, ungkapnya, ada Program Subsidi Upah Peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan Program Subsidi Upah yang ditujukan untuk karyawan yang bergaji dibawah Rp 5 Juta.
Kemudian, Ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan Bunga 0% dengan flafon kredit Maksimal Rp10 Juta dengan skema KUR Super Mikro.
• Update Corona Sumbar: Pagi Ini Ada Penambahan 84 Orang Positif, Agam Penyumbang Terbanyak
• Tambah 89 Positif Corona di Sumbar, Terbanyak dari Kota Pariaman dan Padang, Total jadi 2.156 Kasus
"Berlaku sampai 31 Desember 2020 yang belum dapat dari itu kita lengkapi, mudah-mudahan bergerak," harap Irwan Prayitno.
Menurut dia, sekarang ekonomi Sumbar sudah mulai bergerak. Ekspor meningkat, nilai tukar petani sudah bertambah naik.
Pendapatan bertambah, tingkat hunian hotel sudah mencapai 32 persen, transportasi pun sudah baik dan sudah mulai menggeliat setelah PSBB ditutup.
Karena, imbuhnya, PSBB membuat semua berhenti karena orang tidak bisa jual beli. Ia berharap pertumbuhan ekonomi Sumbar tidak minus lagi.
"Judul kegiatan sudah ada semua, kita baru ada Rp13 miliar, itu kita bagi-bagi, yang penting harus tahu apa kebijakan dan program prioritasnya," sebut Irwan Prayitno. (*)