Corona Sumbar
Pemko Padang Panjang Libatkan Tukang Ojek Kawal Kendaraan Masuk Kota, Insentifnya Rp 50 Ribu
Kota Padang Panjang sebagai kota perlintasan memiliki cara tersendiri mengawasi orang yang masuk ke wilayahnya.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Ia mengatakan, pihaknya tidak ingin melihat isolasi mandiri sebagai solusi terhadap penanganan Covid-19, tetapi diwajibkan untuk karantina.
"Masyarakat tidak perlu khawatir. Jika merasa kurang, akan kita coba untuk penuhi. Kita tak mau memberatkan, tapi kita mau mereka tertib dan mengikuti aturan," tegas Fadly Amran.
• Mabuk Lem, 5 Remaja di Padang Disuruh Maraton hingga Push Up, Kasatpol PP: Agar Mereka Sadar
Fadly Amran mengungkapkan, pembatasan orang masuk ke daerahnya telah diberlakukan sejak lama.
Namun, temuan di lapangan, ada satu hingga dua orang pengendara yang tidak jujur.
"Pengendara awalnya mengaku tidak berhenti di Padang Panjang, tetapi ketika melintas mereka justru masuk ke kota," ungkap Fadly Amran.
Hal itu diantisipasi Pemko Padang Panjang dengan menginstruksikan membentuk tim rider.
Tim rider ini akan mengikuti kendaraan yang keluar masuk kota Padang Panjang.
• Mabuk Lem, 5 Remaja di Padang Disuruh Maraton hingga Push Up, Kasatpol PP: Agar Mereka Sadar
Tidak hanya di posko saja diberhentikan, tim rider akan mengikuti pengendara hingga ke perbatasan.
"Ada rider yang mengawal pengendara yang masuk kota. Setiap posko ada 5 rider."
"Mana mobil-mobil yang mencurigakan, sepertinya tidak jujur ketika pelaporan di posko, diminta diikuti. Kebanyakan terjadi dinihari," jelas Fadly Amran.
Kebijakan tersebut kata Fadly Amran, hanya untuk pengendara yang dicurigai, tidak semua pengendara khusus mobil angkutan.
Untuk rider, diberdayakan tukang ojek setempat sebab tukang ojek dinilai pendapatannya menurun saat Covid-19 mewabah.
"Sehari itu ada 15 rider per posko. Kita ada tiga posko, totalnya 45 orang di tiga posko tersebut. Intensifnya Rp50 ribu per satu shif," tutur Fadly Amran. (*)