Warga Sebut Serbuan Ubur-ubur di Pantai Pesisir Selatan Sudah 4 Bulan, 70 Nelayan Tak Bisa Melaut
Tahun ini, kehadiran ubur-ubur itu sudah terasa sangat mengganggu. Pasalnya, sudah 4 bulan terakhir ribuan ubur-ubur tak kunjung pergi.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
"Saat ini kami menjadi susah, ada sekitar 70 nelayan di sini memilih tidak melaut akibat banyaknya ubur-ubur," katanya.

Ia menjelaskan bahwa biasanya ia melaut untuk menangkap ikan seperi teri , tanan dan lainnya.
"Kami yang biasanya menjaring ikan atau memukat menjadi sangat jarang, karena tidak mendapatkan ikan, hanya mendapatkan ubur-ubur yang berat saat diangkat ketika masuk dalam jaring," katanya.
• VIDEO - Ubur-ubur yang Bergelimpangan di Pantai Sungai Pinang Sempat Ganggu Aktifitas Nelayan
• Ubur-ubur Terdampar di Bibir Pantai Sungai Pinang, Ini Kata BMKG Minangkabau Padang Pariaman
"Namun, ini terlalu lama. Kami jadi teraniaya, karena kami tidak ada pekerjaan dibuatnya," katanya.
Ia menceritakan warga membutuhkan penghasilan karena anak-anak mereka harus sekolah.
Biaya diperlukan untuk menuju sekolah bagi anak-anka mereka karena yang jauh jaraknya dari desa.
"Di sini sekolah hanya sampai SMP, untuk melanjutkan pendidikan ke SMA harus keluar dan jauh," katanya.
Nelayan Nagari Sungai Pinang, Kecamatan XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan memilih tidak melaut setelah pantai diserbu ubur-ubur.
Hingga saat ini, ribuan ubur-ubur masih terdampar di pinggir pantai di nagari Sungai Pinang.
Pantauan TribunPadang.com di Nagari Sungai Pinang, ribuan ubur-ubur terdampar ini sekitar Pulau Erong.
Lokasi tidak dapat ditempuh dengan kendaraan.
Namun harus berjalan kaki melewati bibir pantai.
Jika air pasang harus melewati tepi bebukitan di tepi bibir pantai.
Sesampai di lokasi terlihat ribuan ubur-ubur yang telah mati tergeletak di tepi bibir pantai.
Terlihat bangkai ubur-ubur di dalam air tepi bibir pantai serta juga banyak bangkai ubur-ubur sudah tertimbun oleh pasir.