Kisah Kakek Firmus yang Jadi Pemulung di Padang, Sudah 23 Tahun Tak Pulang Kampung ke Nias

Kakek Firmus yang bekerja sebagai pemulung di Padang, sudah 23 tahun tak melihat kampung halamannya di Nias, Sumatera Utara.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA
Kakek Firmus yang bekerja sebagai pemulung di Padang, sudah 23 tahun tak melihat kampung halamannya di Nias, Sumatera Utara. 

Kakek Firmus yang bekerja sebagai pemulung di Padang, sudah 23 tahun tak melihat kampung halamannya di Nias, Sumatera Utara.

Laporan Wartawan TribunPadang.com/Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hari sudah sore. Jam tangan menunjukan pukul 15.20 WIB.

Tampak seorang laki-laki paruh baya mengais rezeki dengan memulung di Jalan Jenderal Sudirman, Padang.

Kulit laki-laki yang mengenakan kaos partai itu sudah keriput.

Untuk berlindung dari panas matahari, laki-laki itu mengenakan caping yang biasa digunakan petani untuk ke sawah.

Laki-laki itu berusia 63 tahun. Ia bernama Firmus.

Yesri Heriana Sebut Ada Perempuan Korban Kekerasan Seksual Harus Mencari Sendiri Bukti-buktinya

Jika Terpilih, Prabowo Akan Cari Bukti Korupsi dan Kejar Koruptornya Sampai ke Antartika

Aktivitas memulung dilakukan Firmus dan istrinya sejak puluhan tahun silam. 

Firmus berkeliling sambil mengayuh sepeda tua dan membawa gerobak berukuran besar.

Wadah gerobak digunakan untuk menyimpan barang-barang bekas yang dikaisnya dari tempat sampah, yang dirasa masih laku dijual.

Tiap melewati permukiman warga, jalan-jalan, atau area pertokoan di wilayah Jati, Jalan Sudirman hingga Sawahan Padang, Firmus tak ragu memungut botol-botol plastik kemasan, botol kaleng, kardus, dan koran bekas dari tempat sampah.

Taman Sitti Nurbaya di Malam Hari, Lokasi Foto Instagramable di Kota Padang

PT HPM Buka Bengkel Resmi Sepeda Motor Honda di Kota Bukittinggi Sumbar

Barang bekas yang dikumpulkan Firmus sebagian ada yang dibersihkan, sebagian lagi tidak.

Biasanya untuk mendapatkan satu kilogram, Firmus harus mengumpulkan 240 gelas air mineral.

"Harga satu kilogramnya hanya Rp 8 ribu," ujar Firmus kepada TribunPadang.com, Jumat (8/3/2019).

Setiap harinya, Firmus hanya mampu mengumpulkan gelas plastik bekas sebanyak 2 kg.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved