Pengamat Lingkungan Ungkap Bentang Alam Ekstrem Picu Bencana Hidrometeorologi di Sumbar
Prof Isril mengatakan bencana hidrometeorologi Sumatera Barat tidak lepas dari karakter wilayah.
Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pengamat Lingkungan, Prof Isril Berd, menyebut Sumatera Barat sebagai etalase bencana hidrometeorologi di Indonesia.
Bentang alam yang ekstrem dengan lereng curam dan intensitas curah hujan tinggi menjadi penyebab utama wilayah ini rentan diterjang bencana, terutama saat memasuki musim penghujan.
Prof Isril mengatakan bencana hidrometeorologi Sumatera Barat tidak lepas dari karakter wilayah.
“Sekitar 65 persen Sumatera Barat itu lereng, curam sampai sangat curam dari total 4,2 juta hektare,” katanya dalam podcast TribunPadang.com, dilansir Jumat (14/11/2025).
Ia menyebut puncak hujan terjadi pada November hingga Desember setiap tahun.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Aceh Sabtu 15 November 2025: Mayoritas Wilayah Berpotensi Hujan Ringan
Menurutnya, bencana hidrometeorologi Sumatera Barat berpotensi meningkat karena intensitas curah hujan berada pada level tinggi.
“Curah hujan bisa mencapai 4.500 sampai 5.000 milimeter per tahun di beberapa titik,” ujarnya.
Prof Isril juga membandingkan kondisi hujan Sumbar dan Pulau Jawa. Ia menyampaikan Jawa tetap mengalami banjir meski curah hujan lebih rendah.
“Tutupan hijau di Jawa sudah digantikan bangunan, jadi air tidak masuk ke tanah,” ucapnya.
Ia kemudian memaparkan kondisi daerah aliran sungai di Sumbar. Terdapat lebih dari seribu DAS di wilayah ini. Di Kota Padang, terdapat 25 sungai dan enam di antaranya berukuran besar.
Baca juga: Contoh Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Semester 1 Kurikulum Merdeka Halaman 83
Kondisi itu, kata Prof Isril, memengaruhi aliran air saat hujan turun.
Prof Isril juga menyinggung banjir rob yang muncul saat pasang naik dari arah barat mencapai pantai.
“Kalau pasang naik bersamaan dengan hujan di Bukit Barisan, debit air naik sampai ke daratan,” katanya.
Ia menegaskan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi Sumatera Barat terus diperlukan karena topografi, curah hujan, dan pola aliran sungai saling terkait.(*)
| Perlawanan Senyap Warga Padang Melawan Banjir Rob yang Datang Setiap Tahun |
|
|---|
| Banjir Rob Melanda Kota Padang, Pengamat Lingkungan: Pemerintah Harus Mulai Perbaiki Hulu Sungai |
|
|---|
| Politeknik Negeri Padang Gelar Workshop Pengemasan Riset dalam Format Konten Digital untuk Publik |
|
|---|
| Polresta Bukittinggi Siapkan Edukasi Warga di Bantaran Sungai Terkait Kerawanan Bencana |
|
|---|
| Polresta Bukittinggi Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Fokus Antisipasi Hujan Ekstrem |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/Pengamat-Lingkungan-Prof-Isril-Berdds.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.