Siswa SMP Sawahlunto Tewas di Kelas

Dua Kasus Bunuh Diri Siswa SMP Sebulan, Pemko Sawahlunto Perkuat Pendampingan Psikologis

Pemerintah Kota Sawahlunto memperkuat pendampingan psikologis siswa setelah dua kasus dugaan bunuh diri pelajar SMP terjadi dalam satu bulan terakhir.

Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Rahmadi
Dok. Asril
KASUS BUNUH DIRI - Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Asril. Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat memperkuat pendampingan psikologis siswa setelah dua kasus dugaan bunuh diri pelajar SMP terjadi dalam satu bulan terakhir. 

Agus berharap kasus kematian BE segera diusut tuntas oleh polisi dan berharap tidak ada anak lain seperti BE.

“Saya berharap kasus ini atau penyebab BE gantung diri terungkap jelas dan semoga anak saya diberikan kemudahan bagi Allah SWT,”ucapnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 7 Sawahlunto, Sudirman mengatakan bahwa peristiwa perundungan terhadap BE (15) tidak pernah terjadi.

BE(15) anak yang baik tidak pernah ada masalah sama teman-temannya apalagi terkait perundungan.

“Sebelum meninggal BE sempat memimpin barisan kelas 8 saat upacara Sumpah Pemuda kemarin,”katanya.

Lanjut Sudirman, gelagat BE biasa saja tidak ada yang aneh sebelum ditemukan meninggal bunuh diri di kelasnya.

Baca juga: Ketua PKK Solok Selatan Serahkan 43 Paket Bantuan Kerawanan Pangan di Pauh Duo untuk Cegah Stunting

BE juga memiliki mental yang tangguh hingga dalam berteman pun seperti biasa tidak ada hal yang mencurigakan maupun perundungan.

Kasus ini juga telah diselidiki oleh pihak berwenang dan jenazah BE telah dimakamkan kemarin oleh pihak keluarganya.

SISWA GANTUNG DIRI- Penampakan ruangan kelas SMPN 7 Sawahlunto, Sumatera Barat, yang diduga menjadi lokasi ditemukannya seorang siswa meninggal dunia diduga gantung diri, Rabu (29/10/2025). Lokasi kejadian sudah diberi garis polisi.
SISWA GANTUNG DIRI- Penampakan ruangan kelas SMPN 7 Sawahlunto, Sumatera Barat, yang diduga menjadi lokasi ditemukannya seorang siswa meninggal dunia diduga gantung diri, Rabu (29/10/2025). Lokasi kejadian sudah diberi garis polisi. (TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia)

Tolak Autopsi

Keluarga siswa SMPN 7 Sawahlunto yang ditemukan tewas di ruang kelas memilih langsung memakamkan korban tanpa dilakukan autopsi.

Keputusan itu diambil tak lama setelah jenazah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada keluarga pada Selasa (28/10/2025).

Kapolsek Barangin, Ipda Gorrahman, mengatakan jenazah korban berinisial BE (15) sempat dibawa ke RSUD Sawahlunto untuk pemeriksaan awal.

Namun, keluarga menolak autopsi karena ingin segera memakamkan korban di kampung halaman.

“Jenazah sudah kita limpahkan ke pihak keluarga. Kita sempat tawarkan untuk dilakukan autopsi agar lebih jelas penyebab meninggalnya korban, tapi keluarga menolak. Setelah itu, jenazah langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan pada sore harinya itu,” ujar Ipda Gorrahman kepada TribunPadang.com, Rabu (29/10/2025).

Menurut Kapolsek, korban ditemukan oleh teman sekelasnya dalam kondisi tergantung menggunakan dasi sekolah di ventilasi ruang kelas. 

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Penyebab Siswa SMPN 7 Sawahlunto Tewas di Ruang Kelas

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved