Berita Populer Sumbar

3 BERITA POPULER SUMBAR: Abu Erupsi Marapi, Perangkap Harimau Solsel dan Harga Telur Ayam Sijunjung

Dua warga Jorong Sungai Rambutan, Nagari Persiapan Batang Lolo, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan.

Editor: Rahmadi
Dokumentasi/Warga (Riki Hamdi)
GUNUNG MARAPI ERUPSI-Penampakan abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi yang turun dan menempel pada pakaian warga di Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, Minggu (21/9/2025). Masyarakat sebut abu turun sekira pukul 17.00 WIB hingga 18.00 WIB. 

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah gunung.

Warga juga diminta waspada terhadap potensi aliran lahar dingin di aliran sungai yang berhulu di puncak Marapi.

"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lembah sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar," ujar Teguh.

Bagi warga yang terdampak hujan abu, disarankan menggunakan masker untuk menghindari gangguan pada saluran pernapasan.

 

2. Jejak Harimau yang Serang Warga Solsel Tak Lagi Ditemukan, BKSDA Pasang Kandang Jebak & Kamera Trap

Dua warga Jorong Sungai Rambutan, Nagari Persiapan Batang Lolo, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menjadi korban serangan harimau sumatera, Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.

Kedua korban yang merupakan ayah dan anak, yakni Amsal dan Pandi, mengalami luka serius di bagian kaki, tangan, dan punggung akibat diserang satwa liar dilindungi tersebut.

Keduanya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok Selatan untuk mendapatkan perawatan medis.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Sumbar, Mecky Aditya Ekaputra, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi sehari setelah kejadian untuk melakukan penanganan awal bersama perangkat nagari, kepolisian, dan pemerintah daerah.

Baca juga: Ibunda Kompol Ulil Anshar: Penembakan Anak Saya Bukan Spontan, tapi Pembunuhan Berencana

“Tim menemukan bekas jejak dan cakaran harimau di dekat lokasi kejadian. Bahkan ada jejak yang lebih baru tidak jauh dari titik awal,” kata Mecky kepada wartawan, Minggu (21/9/2025).

BKSDA bersama warga juga telah memasang kandang jebak serta empat unit kamera trap di tiga titik sekitar lokasi kejadian.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemunculan kembali harimau maupun memantau aktivitas satwa liar di kawasan itu.

Namun, hingga saat ini tanda-tanda keberadaan harimau tersebut sudah tidak ditemukan lagi.

Baca juga: Bawang Merah Turun Jadi Rp25 Ribu Sekilo di Pasar Sijunjung, Bawang Putih Stabil Rp35 Ribu

“Sejak 18 September hingga sekarang, tidak ada lagi jejak maupun aktivitas harimau di sekitar lokasi. Kami tetap melakukan pemantauan beberapa hari ke depan sampai situasi benar-benar kondusif,” jelas Mecky.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved