Kota Bukittinggi

BMKG Sebut Fenomena Awan Corong Muncul di Bukittinggi Terjadi Karena Pancaroba

Funnel cloud atau awan corong terlihat di langit Bukittinggi, Sumatera Barat pada Rabu (17/9/2025) siang. 

|
Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
FENOMENA PUSARAN ANGIN - Penampakan funnel cloud dari Kelurahan Puhun Tembok, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, Rabu (17/9/2025). Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi sebut fenomena tersebut dinamai funnel cloud dan tidak berbahaya. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Funnel cloud atau awan corong terlihat di langit Bukittinggi, Sumatera Barat pada Rabu (17/9/2025) siang. 

Fenomena ini viral setelah videonya dibagikan akun Instagram @sudutbukittinggi dan ditonton lebih dari 92 ribu kali.

Angin tersebut tampak seperti "angin puting beliung" dengan pusaran berwarna kelabu ke hitam-hitaman.

Di media sosial Instagram @sudutbukittinggi terlihat pusaran angin tersebut cukup panjang dengan awan hitam di atasnya.

Postingan itu juga mendapatkan like sebanyak 2.106, 48 komentar dan 285 kali dibagikan.

Baca juga: Fenomena Funnel Cloud Terlihat di Bukittinggi, BMKG Sebut Tak Sentuh Daratan, Maka Tidak Berbahaya

Menanggapi itu, Kepala staisiun meteorologi Minangkabau Desindra menyebut fenemona pusaran angin tersebut merupakan funnel cloud.

Kata Suaidi, funnel cloud merupakan kolom udara berputar yang dihasilkan dari dasar awan cumulonimbus.

"Fenomeba itu dinamai funnel cloud, yaitu kolom udara berputar yang dihasilkan dari dasar awan cumulonimbus," ungkapnya, Rabu (17/9/2025).

Kendati demikian kata Suaidi, tidak terjadi kontak dengan permukaan daratan.

Baca juga: 56 Orang Jadi Tersangka Kasus Narkoba di Sumbar, Mengaku Terjerumus karena Faktor Ekonomi

Ia melanjutkan, selama tidak terjadi kontak dengan daratan, maka tidak menimbulkan bahaya.

"Jidak terjadi kontak ke daratan, tidak menyebabkan bahaya," sebutnya.

Ia menambahkan, fenomena funnel cloud sering terjadi ketika musim pancaroba.

"Umum terjadi saat masa transisi musim (pancaroba)," tambahnya.

Fenomena awan corong, dikutip dari BMKG menyebutkan bahw suatu perwujudan yang sering terdiri dari suatu angin puyuh yang kuat, yang ditandai oleh kehadiran dari suatu bentuk awan corong atau kolom awan, berkembang turun dari dasar Cumulonimbus tetapi tidak harus mencapai tanah. Garis tengahnya dapat bervariasi dari beberapa meter sampai beberapa ratus meter.(*)

 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved