Orang Tenggelam di Danau Maninjau
5 Fakta Tragis Penembak Ikan di Danau Maninjau, Dari Hilang Dini Hari hingga Jenazah Tersangkut
Seorang warga bernama Dodi Prinando (40) dilaporkan hilang saat menyelam menembak ikan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, AGAM – Seorang warga bernama Dodi Prinando (40) dilaporkan hilang saat menyelam menembak ikan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat (12/9/2025) dini hari dan langsung membuat geger warga sekitar. Kabar hilangnya korban pertama kali disampaikan rekannya yang ikut turun ke danau.
Laporan itu kemudian diteruskan kepada aparat kepolisian dan Kantor SAR Padang. Tak butuh waktu lama, tim SAR segera digerakkan menuju lokasi.
Operasi pencarian berlangsung intensif selama lima hari. Puluhan personel gabungan dari berbagai instansi diterjunkan ke lapangan dengan peralatan modern.
Namun, proses pencarian sempat menghadapi kendala karena kondisi dasar danau yang penuh tumbuhan rambat.
Baca juga: Dinilai Vital, Wali Nagari Bukik Batabuah Agam Minta Jembatan Darurat Segera Dibangun Permanen
Setelah upaya tanpa henti, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (16/9/2025) pagi.
Berikut lima fakta seputar hilangnya penembak ikan di Danau Maninjau.

1. Penembak Ikan Hilang Dini Hari, Rekan Sempat Mencari Sendirian
Tragedi ini berawal pada Jumat (12/9/2025) dini hari. Dodi Prinando, seorang warga Linggai, Kecamatan Tanjung Raya, pergi menembak ikan di Danau Maninjau.
Ia ditemani oleh rekannya, Awaludin (49). Mereka mulai menyelam sekitar pukul 03.00 WIB, dengan harapan bisa mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah.
Namun, setelah beberapa saat, Dodi tidak kunjung muncul ke permukaan. Kondisi ini membuat Awaludin panik dan khawatir.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sumbar Kamis 18 September 2025, Waspada Hujan Lebat di Sijunjung
"Korban bersama seorang saksi berangkat menembak ikan sekitar pukul 03.00 WIB. Namun setelah menyelam, korban tidak muncul kembali ke permukaan. Saksi sudah mencoba mencari, tetapi korban tidak ditemukan," kata Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, dalam keterangan resminya.
Awaludin, sang rekan, sudah berusaha keras mencari Dodi di sekitar lokasi mereka menyelam, namun usahanya tidak membuahkan hasil.
Panik dengan situasi yang terjadi, ia kemudian segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. Laporan inilah yang menjadi awal mula operasi pencarian besar-besaran yang melibatkan puluhan personel dari berbagai instansi.
Laporan diterima oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang melalui Kapolsek Tanjung Raya, Bambang Priantoro, sekitar pukul 10.00 WIB. Tim rescuer Pos SAR Pasaman langsung diberangkatkan pada pukul 10.15 WIB menuju lokasi kejadian.

2. Tumbuhan Rambat Raksasa di Dasar Danau Menjadi Kendala Utama Pencarian
Proses pencarian terhadap korban penembak ikan ini terhalang oleh kondisi Danau Maninjau yang tidak biasa.
Koordinator Pos SAR Pasaman, Novi Yurandi, menyebutkan bahwa dasar danau dipenuhi oleh tumbuhan rambat yang sangat tebal dan rapat.
Baca juga: Gubernur Sumbar Belum Tuntaskan Janji? Jembatan Darurat Akibat Galodo Masih Dipakai di Agam
Kondisi ini membuat tim penyelam kesulitan bergerak leluasa dan melakukan pencarian secara efektif di bawah permukaan air.
"Hambatan terbesar memang tumbuhan air yang cukup rapat di dasar danau. Situasi ini menyulitkan tim penyelam untuk bergerak leluasa dalam melakukan pencarian," ujar Novi.
Rerumputan tebal di dasar danau tersebut bukan hanya memperlambat proses pencarian, tetapi juga menimbulkan risiko bagi keselamatan tim penyelam.
Tim harus ekstra hati-hati dalam setiap pergerakan agar tidak terjebak atau terlilit oleh tumbuhan-tumbuhan tersebut.
Selain itu, kondisi cuaca di sekitar lokasi juga berawan dengan kecepatan angin sekitar 9 knot, meskipun masih dalam kondisi yang memungkinkan untuk operasi SAR.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sumbar Besok, Waspada Hujan Lebat Sore Hari di Dharmasraya
Kendala ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat pencarian memakan waktu berhari-hari.

3. Pengerahan Teknologi Canggih, Mulai Drone Hingga Aqua Eye
Untuk mengatasi medan yang sulit dan penuh tantangan, tim gabungan mengerahkan berbagai peralatan modern.
Lebih dari 50 personel gabungan dari berbagai instansi, seperti Kantor SAR Padang, Pos SAR Pasaman, BPBD Agam, Polairud, Satpol PP Damkar Agam, Polsek Tanjung Raya, relawan Local Hero Rescue, KSB Bayua, KSB Sungai Batang, serta unsur pemerintah kecamatan dan nagari, bekerja sama mencari korban.
Mereka menggunakan peralatan canggih seperti Rescue Car, perahu karet bermesin (LCR), alat medis, alat komunikasi, Aqua Eye, hingga drone thermal.
"Tim berangkat sekitar pukul 10.15 WIB. Pukul 13.20 WIB tim tiba di lokasi, langsung berkoordinasi dengan unsur SAR terkait, kemudian melakukan pencarian di sekitar area tenggelamnya korban," ujar Novi.
Alat-alat canggih ini sangat membantu tim memperluas jangkauan pencarian, bahkan hingga area seluas 22 kilometer persegi.
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Petakan Titik Rawan Bencana Hidrometeorologi di Padang Pariaman
Drone thermal digunakan untuk memantau dari udara, sementara Aqua Eye digunakan untuk mendeteksi objek di bawah permukaan air.
Penggunaan teknologi ini menunjukkan keseriusan tim dalam menemukan korban, meskipun tantangan di lapangan sangat berat.
4. Dodi Prinando Akhirnya Ditemukan pada Hari Keempat Pencarian
Setelah empat hari pencarian intensif dan penuh tantangan, harapan keluarga untuk menemukan Dodi dalam kondisi selamat pupus sudah.
Tim gabungan akhirnya menemukan jenazah Dodi pada Selasa (16/9/2025) pagi, sekitar pukul 07.10 WIB. Jenazah ditemukan tidak jauh dari titik terakhir korban terlihat.
"Korban ditemukan pada koordinat 0°20'41.34"S - 100°12'46.92"T, tidak jauh dari lokasi kejadian," jelas Novi Yurandi.
Baca juga: Berpotensi Cuaca Ekstrem, BPBD Padang Pariaman Ingatkan Daerah Perbukitan Waspada Bencana Longsor
Penemuan ini mengakhiri pencarian yang melelahkan dan penuh tantangan oleh petugas.
Setelah dievakuasi, jenazah korban dibawa ke Puskesmas Maninjau untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga. Operasi pencarian pun secara resmi dinyatakan ditutup.
5. Jenazah Terperangkap Tumbuhan Rambat di Dasar Danau
Fakta menarik terungkap saat jenazah Dodi dievakuasi. Tim SAR menemukan bahwa jenazah korban terperangkap oleh tumbuhan rambat yang telah menjadi kendala utama pencarian.
Diduga kuat, saat menyelam, Dodi tersangkut di antara tumbuhan-tumbuhan tersebut hingga tidak bisa naik ke permukaan, menyebabkan ia tenggelam.
"Kendala utama dalam pencarian adalah banyaknya tumbuhan rambat di dasar danau yang menyulitkan penyelaman. Namun berkat kerja sama semua pihak, korban akhirnya bisa ditemukan," tutur Novi.(*)
Warga Hilang di Danau Maninjau Ditemukan Meninggal Dunia Setelah Lima Hari Pencarian |
![]() |
---|
Hari Keempat Pencarian Penembak Ikan Hilang di Danau Maninjau, Basarnas Kerahkan Tim Selam dan Drone |
![]() |
---|
Pencarian Hari Kedua Dodi Prinando Hilang Saat Menembak Ikan di Danau Maninjau Agam Sumbar |
![]() |
---|
Pencarian Penembak Ikan Tenggelam di Danau Maninjau Masih Nihil, Tim SAR Lanjutkan Operasi Besok |
![]() |
---|
Tumbuhan Rambat di Dasar Danau Maninjau Agam Jadi Kendala Pencarian Penembak Ikan yang Hilang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.