Kawasan Padang Teater Kian Sepi, Saksi Bisu Kejayaan Toko Buku di Kota Padang Tempo Dulu

Suara langkah kaki terdengar sayup menapaki anak tangga menuju lantai dua kawasan bekas Padang Teater, Pasar Raya Padang, Minggu (26/10/2025)

TRIBUNPADANG.COM/M AFDAL AFRIANTO
LAYANI PEMBELI BUKU - Seorang pemilik Toko Buku TB Varia Sari bernama Emil (55), saat ditemui TribunPadang.com di kawasan Padang Teater, Pasar Raya Padang, melayani pembeli buku bekas di tengah sepinya pengunjung, Minggu (26/10/2025). Kawasan yang dulu ramai kini mulai ditinggalkan pemburu buku. (Foto/Afdal). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG — Suara langkah kaki terdengar sayup menapaki anak tangga menuju lantai dua kawasan bekas Padang Teater, Pasar Raya Padang, Provinsi Sumatera Barat atau Sumbar pada Minggu (26/10/2025) siang. 

Waktu sudah mendekati jam makan siang. Di bawah, aktivitas pasar semakin sibuk, namun suasana berbeda terasa di lantai dua yang menjadi pusat toko buku bekas sejak puluhan tahun silam.

Kawasan ini, yang dulu dikenal sebagai “surga buku murah”, kini tampak memprihatinkan. 

Dinding catnya mulai pudar, debu menempel di rak-rak buku yang menua dimakan waktu.

Dari kejauhan, terdengar suara plastik pembungkus yang disobek pelan-pelan sebagai tanda seorang penjual tengah menyampul buku lamanya agar tak rusak.

Yoh Ajo
SABAR MENUNGGU PEMBELI - Zulmailis Koto (64), pemilik Toko Buku Kotohi, berdiri di antara tumpukan buku bekas dagangannya di lantai dua bekas Padang Teater, Pasar Raya Padang, Minggu (26/10/2025). Ia menjadi satu dari tujuh penjual buku yang masih bertahan di kawasan yang dulu menjadi pusat literasi Kota Padang. (Foto/Afdal).

“Sekarang sudah sepi sekali,” tutur Zulmailis Koto (64), penjual buku bekas yang telah berjualan di kawasan Padang Teater sejak Tahun 2005. 

Ia berbicara dengan mata berkaca-kaca, mengingat masa-masa ketika kawasan ini pernah menjadi denyut nadi perdagangan buku di Kota Padang.

“Dulu, tahun 2010-an, kami bisa jual buku sampai Rp25 juta sehari. Sekarang, kadang satu buku pun tidak laku,” katanya lirih.

Menurut Zulmailis, masa kejayaan toko buku Padang Teater mulai surut sejak sekolah membeli buku langsung ke penerbit.

Ditambah lagi, pandemi Covid-19 mempercepat kemerosotan penjualan.

“Orang sekarang beli buku online. Jadi toko-toko disini makin sepi. Dulu ada 15-an toko, sekarang tinggal tujuh yang bertahan,” ujarnya.

Meski begitu, Zulmailis tetap membuka tokonya setiap hari dari pukul 09.00 hingga 18.00 WIB. Ia mengaku tidak ingin meninggalkan tempat yang sudah menjadi bagian hidupnya selama dua dekade terakhir.

“Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan kawasan ini. Kalau bisa diperbaiki dan dihidupkan lagi, biar masyarakat kembali datang beli buku di sini,” harapnya.

Tak jauh dari toko milik Zulmailis, Emil (55), pemilik Toko Buku Varia Sari, tampak sibuk menata tumpukan buku di rak miliknya yang mulai kusam.

Ia melanjutkan usaha keluarganya yang telah berdiri sejak tahun 1984.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved