Kereta Api Tabrak Mobil

Pasca Kecelakaan Brio vs Kereta Api di Padang, BTP Akan Inventarisasi Early Warning System di Sumbar

Pasca kecelakaan tragis antara mobil Honda Brio dan Kereta Api Minangkabau Ekspres yang menewaskan dua pelajar SMA Negeri 10 Padang

Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto
KERETA TABRAK MINIBUS - Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Hendrialdi, memberikan keterangan kepada wartawan terkait kondisi perlintasan kereta api di Jalan Jati Adabiah, Padang, Jumat (22/8/2025). Hendrialdi menyebut, saat ini terdapat 30 titik EWS yang sudah terpasang di perlintasan resmi di Sumbar. 

TRIBUNPADANG.COM - Pasca kecelakaan tragis antara mobil Honda Brio dan Kereta Api Minangkabau Ekspres yang menewaskan dua pelajar SMA Negeri 10 Padang di Jalan Jati Adabiah, Kecamatan Padang Timur, Kamis (21/8/2025), Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang turun tangan melakukan langkah evaluasi.

Kepala BTP Kelas II Padang, Hendrialdi, menegaskan pihaknya segera melakukan inventarisasi terhadap Early Warning System (EWS) dan perlintasan sebidang di Sumatera Barat (Sumbar).

“Dalam dua hari ke depan inventarisasi akan selesai. Hasilnya nanti dibuatkan KAK dan RAB untuk diajukan sebagai biaya pemeliharaan,” kata Hendrialdi saat meninjau lokasi bersama Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI, Dadan Rudiansyah, serta Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, Jumat (22/8/2025).

Apa Itu EWS?

Early Warning System (EWS) merupakan sistem peringatan dini di perlintasan sebidang.

Alat ini berfungsi memberi tanda akan datangnya kereta api melalui sirine dan menutup palang pintu otomatis.

Baca juga: PT KAI Akui Perlintasan Maut Tewaskan Dua Pelajar di Sumbar Tak Sesuai Aturan

Sistem ini bekerja dengan sensor kamera CCTV yang dipasang 500-1000 meter dari perlintasan.

Namun, dari 30 unit EWS yang terpasang di perlintasan resmi di Sumbar, sebanyak 11 unit dilaporkan rusak akibat aksi vandalisme maupun pencurian komponen seperti aki, kabel, hingga sensor.

“Yang masih beroperasi ada 19 unit, sedangkan 11 unit rusak. Kerusakan itu sebagian besar akibat aksi pencurian dan vandalisme. Sementara khusus yang di sini masih aktif,” ujar Hendrialdi.

Banyak Perlintasan Liar

Hendrialdi juga membeberkan fakta mengejutkan, yakni terdapat sekitar 160 perlintasan sebidang tidak resmi di Sumbar. Sementara perlintasan resmi hanya sekitar dua titik.

KECELAKAAN KERETA : Kondisi minibus yang tertemper di kawasan Jati Parak Salai, Kota Padang, Kamis (21/8/2025). Pada kecelakaan tersebut dikabarkan dua orang siswi meninggal dunia.
KECELAKAAN KERETA : Kondisi minibus yang tertemper di kawasan Jati Parak Salai, Kota Padang, Kamis (21/8/2025). Pada kecelakaan tersebut dikabarkan dua orang siswi meninggal dunia. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

“Kami sudah agendakan rapat dengan PT KAI Pusat dan DJKA pada Senin (25/8/2025). Rapat ini akan membahas prioritas penanganan perlintasan sebidang, termasuk rencana pemasangan palang pintu di sejumlah titik rawan,” tambahnya.

Ia berharap dukungan dari DPR RI maupun pemerintah daerah agar perlintasan sebidang yang rawan kecelakaan bisa segera ditangani demi keselamatan masyarakat.

Berikut sejumlah fakta kecelakaan maut antara minibus Honda Brio dan Kereta Api Minangkabau Ekspres :

1.Terjadi di Perlintasan Tanpa Palang Pintu

Insiden terjadi di perlintasan kereta api sebidang yang tidak dilengkapi palang pintu. Warga menyebutkan, perlintasan ini memang rawan kecelakaan dan sudah sering memakan korban.

2.Sirine Perlintasan Sudah Lama Rusak

Warga sekitar mengungkapkan, sirine penanda kereta sudah tidak berfungsi sejak beberapa bulan terakhir. Biasanya ada suara peringatan ketika kereta lewat, namun saat ini sudah tidak terdengar lagi.

3.Mobilisi Warga Tinggi

Jalan Jati Adabiah kerap dijadikan jalur pintas oleh masyarakat. Karena tingginya aktivitas warga, perlintasan tersebut sering ramai dilalui kendaraan.

Baca juga: Kecelakaan Kereta Api Padang Pariaman, Ini Identitas Penumpang Mobilio

4.Kecelakaan Libatkan Rombongan Siswi SMA 10 Padang

Minibus yang tertabrak kereta tersebut membawa tujuh siswi SMA Negeri 10 Padang. Mereka baru saja pulang dari masjid setelah melaksanakan salat jenazah untuk orang tua temannya.

5.Dua Pelajar Meninggal Dunia

Dari tujuh penumpang, dua orang dinyatakan meninggal dunia. Lima lainnya mengalami luka-luka dengan kondisi berbeda, mulai dari luka ringan hingga luka berat.

6.Salah Satu Korban Anak Kapolres Solok Kota

Salah seorang korban meninggal bernama Nabila Khairunisa ternyata anak dari Kapolres Solok Kota, AKBP Mas’ud Ahmad.

Jenazah korban dimakamkan di kampung halaman ibunya di Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Kereta Api vs Motor di Padang, Honda Beat Roboh, Darah Terlihat di Rel

7.Kereta Api Sempat Berhenti Usai Menabrak

KA Minangkabau Ekspres yang melaju dari arah Stasiun Padang menuju Bandara Internasional Minangkabau sempat berhenti beberapa saat setelah menabrak minibus.

8.Proses Evakuasi Dibantu Warga

Sejumlah warga langsung berlarian ke lokasi usai mendengar suara benturan keras.

Korban yang masih sadar maupun tidak, dievakuasi ke teras rumah warga sebelum dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans dan mobil sekolah.

9.Korban Dibawa ke Dua Rumah Sakit

Enam korban dilarikan ke RS Yos Sudarso, sementara satu korban lainnya dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Kereta Api Lembah Anai Vs Avanza di Sicincin Padang Pariaman

10.Polda Sumbar Gunakan Alat TAA untuk Analisis Kecelakaan

Ditlantas Polda Sumbar bersama Satlantas Polresta Padang melakukan olah TKP menggunakan alat Traffic Accident Analysis (TAA).

Alat ini merekam kronologi sebelum, saat, dan setelah kejadian untuk dibuat video animasi yang akan dianalisis lebih lanjut di Korlantas Polri.

Disclaimer: Fakta-fakta ini dirangkum berdasarkan berita yang telah tayang di TribunPadang.com

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved