Pasar Ternak Muara Panas

Cerita Sukses Rustam, Juragan Sapi Asal Bukit Sileh Solok, Berkarir Sejak 1978

Penulis: Nandito Putra
Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Rustam (69), salah seorang penjual sapi di pasar ternak Muara Panas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Senin (19/6/2023).

"Susah menentukan berapa modalnya. Karena lihat dulu apakah sapi itu untuk disemblih atau diputarkan kembali," katanya.

Baca juga: Mengenal Marosok, Proses Tawar Menawar Tradisional Memakai Kain Sarung di Pasar Ternak Muara Panas

Sepengalaman Rustam, kebanyakan pasar ternak menjual sapi untuk disemblih. Sapi peliharaan  biasanya langsung dibeli ke kandang.

Sementara Rustam lebih suka beli anak sapi dan merawatnya sampai besar. Kalau sistem ini dipakai, kata dia, modalnya lebih sedkit dan untung lumayan.

Di rumahnya, Rustam punya ladang rumput seluas setengah hektar. Rumput itu akan diberikan setiap hari sebanyak 20 karung untuk 30 ekor sapi.

Selain rumput, tiap tiga hari ia beri sagu dan dedak untuk makan sapinya. Juga ada beberapa ramuan tradisional agar sapi tak mudah mencret.

Karena usianya yang sebentar lagi kepala tujuh, Rustam kini hanya mendatangi pasar ternak Muara Panas dan Palangki di Kabupaten Sijunjung.

Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban yang Baik Langsung dari Penjual Ternak Senior di Muara Panas Solok

Selain jaraknya yang dekat, hari pasar di kedua lokasi itu hanya berselang satu hari. Sabtu di Palangki. Senin di Muara Panas.

Selasa hingga Jumat Rustam lebih sering di rumah atau berleha-leha bersama anjing peliharaan.

"Ikut beburu tidak lagi. Badan sudah lapuk," katanya (*)

Berita Terkini