"Susah menentukan berapa modalnya. Karena lihat dulu apakah sapi itu untuk disemblih atau diputarkan kembali," katanya.
Baca juga: Mengenal Marosok, Proses Tawar Menawar Tradisional Memakai Kain Sarung di Pasar Ternak Muara Panas
Sepengalaman Rustam, kebanyakan pasar ternak menjual sapi untuk disemblih. Sapi peliharaan biasanya langsung dibeli ke kandang.
Sementara Rustam lebih suka beli anak sapi dan merawatnya sampai besar. Kalau sistem ini dipakai, kata dia, modalnya lebih sedkit dan untung lumayan.
Di rumahnya, Rustam punya ladang rumput seluas setengah hektar. Rumput itu akan diberikan setiap hari sebanyak 20 karung untuk 30 ekor sapi.
Selain rumput, tiap tiga hari ia beri sagu dan dedak untuk makan sapinya. Juga ada beberapa ramuan tradisional agar sapi tak mudah mencret.
Karena usianya yang sebentar lagi kepala tujuh, Rustam kini hanya mendatangi pasar ternak Muara Panas dan Palangki di Kabupaten Sijunjung.
Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban yang Baik Langsung dari Penjual Ternak Senior di Muara Panas Solok
Selain jaraknya yang dekat, hari pasar di kedua lokasi itu hanya berselang satu hari. Sabtu di Palangki. Senin di Muara Panas.
Selasa hingga Jumat Rustam lebih sering di rumah atau berleha-leha bersama anjing peliharaan.
"Ikut beburu tidak lagi. Badan sudah lapuk," katanya (*)