Adapun kios yang talah dihuni oleh pedagang, namun tidak dibuka.
Pada kios hanya terpampang papan merek toko mereka.
Di beberapa kios, terdapat selebaran imbauan dari Pemko Bikittinggi yang berisikan agar kios yang telah diminta untuk dibuka segera.
Imbauan itu ditempelkan di pintu kios sejak tahun 2020 lalu.
Kios-kios yang padat terisi terlihat hanya di lantai dasar. Di lantai dua dan tiga, kios hanya banyak terisi di bagian tengah karena dekat dengan akses naik.
Sementara itu kios yang berada di loas bagian dalam, hampir semua yang kosong.
Di lantai paling atas sendiri, cukup ramai lantaran ada wahana bermain dan kiosnya di isi oleh pedagang makanan.
Sedangkan untuk pengunjung sendiri terlihat ramai memasuki pasar ini. Mulai dari anak muda hingga orang tua.
Baik sekedar berjalan santai maupun pergi berbelanja.
Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari mengatakan, saat ini pihaknya tengah merancang strategi untuk memulihkan kejayaan pasar ini.
Ia mengakui memang Pasar Ateh masih sepi pedagang sehingga kios yang ada banyak kosong.
"Rata-raya yang mengisi kios itu sekarang adalah pedagang Pasar Ateh lama yang terdampak kebakaran," kata Wahyu dihubungi TribunPadang.com, Kamis (10/2/2020).
Ia menyebut, penyebab kosongnya kios tersebut karena pedagang lebih memilih tutup lantaran tak ada pembeli.
"Ini yang menjadi 'PR' kita, bagaimana Pasar Atas ini kembali dikenal dan kembali jaya seperti dulu lagi," ungkapnya.
Perlu diketahui, pembangunan Pasar Ateh ini menelan biaya hingga Rp292 juta yang bersumber dari APBN Kementerian PUPR.
Pembangunan selesai dan mulai beroperasi pada Oktober 2018, setahun pasca kebakaran. (TribunPadang.com/M Fuadi Zikri)