Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Sepuluh tahun berlalu tepatnya pada tanggal 30 September 2009, gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter menguncang Sumatera Barat.
Gempa bumi menghancurkan ratusan rumah masyarakat dan gedung-gedung menyisahkan kenangan yang tidak terlupakan bagi masyarakat, khusunya di Kota Padang.
Di antaranya Fikrul Hanif Sufyan, satu dari sekian masyarakat Kota Padang yang menyaksikan serta merasakan guncangan gempa tersebut.
• POPULER PADANG - Inilah Kesaksian Tragedi Gempa Sumbar| Kota Padang Sempat Kebakaran Lahan
• Pemko Padang Jadikan Gedung Juang 45 Sebagai Museum Gempa Padang, Dispar: Sedang Renovasi
Fikrul Hanif Sufyan merupakan Dosen STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh ini menulis sebuah buku yang berjudul Hikmah dan Aksi Gempa 2019.
Sebuah buku refleksi untuk memahami Pemkot Padang menangani persoalan pasca gempa 2019.
Pemerhati sejarah sekaligus akademisi ini mengatakan awalnya gempa terjadi pada malam hari tanggal 29 September 2019.
"Sebelum sore tanggal 30 September 2019, malam sebelumnya juga terjadi gempa," kata Fikrul Hanif Sufyan di Padang pada Jumat (20/9/2019).
• Marsalleh Adaz Paparkan Kesaksian Atas Tragedi Gempa Sumbar 30 September 2009
• POPULER PADANG - Ketua DPRD Padang Pernah Jadi Ketua RT| Gedung yang Ambruk Akibat Gempa
Gempa 7,6 Sklara Richer itu menguncang Sumatera Barat pukul 17. 15 WIB, ungkap Fikrul.
Saat itu dirinya berada di lantai 2 di rumahnya yang berjarak 500 meter dari tepi pantai, tepatnya di Komplek Mutiara Putih Singgalang Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Menurut Fikrul gempa berlangsung lebih dari 1 menit dengan goncangan yang bergelombang.
"Guncangan gempanya bergelombang seperti gerak ular, bayangan dari duduk biasa sampai terpelanting ke dinding rumah," tambah Fikrul.
• MENGINTIP POTRET Gedung Perpustakaan Provinsi Sumbar yang Ambruk Diguncang Gempa
• TRAGEDI GEMPA 30 September 2009, Momentum Ubah Kota Padang dari Air Mata Jadi Mata Air
Gempa terhebat yang pernah dirasakan Fikrul, selain gempa pada tahun 2007 yang juga melanda Padang.
Fikrul mengungkapkan dirinya berlari menuruni tangga, lalu membuka kunci pintu, membuka pagar lalu berlarian ke jalan raya.
"Ada yang menangis, anak-anak memekik dan menagis sejadi-jadinya. Sebagian melafazkan nama Allah Azza Wajalla," tambahnya.
Sebagaimana masyarakat lainnya, Fikrul bersama keluargapun berusaha menyelamatkan diri dengan menjauh dari pantai.
"Kita kira bakal ada tsunami, kita pun melalui Jalan Alang Perahu hendak ke By Pass, namun jalan tersebut sempit dan bentrok dengan masyarakat dari By Pass, kebetulan ada tetangga, disanalah kita menginap," kata Fikrul.
• Mengenang 10 Tahun Gempa Padang 30 September 2009,BPBD Sumbar Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan
• GEMPAR Sederet Atlet Laga ONE Championship Berkumpul di Kota Ho Chi Minh
Fikrul mengatakan selama beberapa hari listrik mati, PDAM pun mati serta harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pun naik.
"Harga bahan bakar naik sampai Rp 35.000 per liter," kata Fikrul Hanif.
Awalnya menulis buku Hikmah dan Aksi Gempa 2019, Fikrul mengatakan dirinya diminta oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Kota Padang.
Fikrul mengumpulkan data dari beberapa sumber seperti koran lokal dan dokumentasi dari 5 dinas yang berpegaruh pada penanganan gempa.
• Perlihatkan Alat Kontrasepsi ke Anak Didenda Rp 1 Juta, Ini Diatur dalam RKUHP
• Ini Klaim KPK, Keuangan Daerah Sebesar Rp 287 Triliun Berhasil Diselamatkan
Diantaranya, BPBD, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Satpol PP dan Dinas Pariwisata, serta wawancara dari beberapa pihak yang ikut terlibat aksi.
Selama 3 bulan Fikrul mengumpulkan data gempa, lalu pada September 2019 buku tersebut diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang.
Sepuluh tahun pasca gempa, menurut Fikrul pemerintah Kota Padang telah berusaha merehabilitas Padang dengan melakukan pembangunan fisik atau infrastruktur yang rusak akibat gempa.
• Sinopsis Ishq Mein Marjawan Episode 64 Tayang Senin 23 September 2019 di ANTV Arohi akan Bunuh Diri
• Pelaku Aborsi Berpotensi Bakal Jalani Hukuman Penjara Lebih Lama Dibanding Pelaku Korupsi
"Saat ini Pemkot Padang juga, melalui BPBD juga mengadakan simulasi bencana pada sekolah-sekolah, sebagai upaya masyarakat cerdas dan tidak gugup ketika mengahadapi bencana," kata Fikrul.
Selain itu, menurut Fikrul Pemkot Padang juga sudah memasang simbol-simbol jalur evakuasi, zona aman tsunami yang bertujuan memberikan edukasi pada masyarakat.
"Kesiap-siagan sangat penting, mengungat tidak ada yang bisa menduga kapan terjadinya bencana," tambah Fikrul.
Fikrul mengatakan siapapun yang bisa memetik hikmah pada gempa 2019 akan bermanfaat bagi masa depan, sehingga lebih siaga dalam menghadapi bencana. (*)