SEPUTAR Tren positif yang dialami pasangan ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu membuat pelatih berani menargetkan final pada Kejuaraan Dunia 2025 pada 25-31 Agustus 2025 mendatang.
Ganda campuran Jafar/Felisha mencapai babak 16 besar Japan Open 2025 (Super 750) dan semifinal China Open 2025 (Super 1000).
"Selalu saya tekankan saat latihan disini (pelatnas PBSI Cipayung) harus punya target tinggi Saya selalu punya prinsip begitu untuk target," kata pelatih kepala ganda campuran pelatnas PBSI, Rionny Mainaky ditemui di pelatnas Cipayung, Jakarta.
"Biasanya kayak turnamen terakhir lolos semifinal, tetapi ada yang tidak mencapai target."
"Target ke final karena dengan kemampuan mereka. Memang target jangan sampai terlalu tinggi, tetapi sesuai kemampuan mereka dan mereka tunjukkan kemarin pada Kejuaraan Asia dan China Open dengan mencapai semifinal."
"Kami ada data. Kalau kami terlalu menekan mereka. Dari data dan kemampuan mereka, jadi kami bisa sampai membuat target."
Jafar/Felisha mendapatkan bye pada babak 64 besar Kejuaraan Dunia 2025. Juara Taipei Open 2025 itu akan langsung lolos menuju babak 32 besar tanpa bersusah payah.
Pada babak 32 besar, mereka akan menunggu pemenang laga antara Mihaljo Tomic/Andjela Vitman (Serbia) dan Misha Zilberman/Svetlana Zilberman (Israel).
Peluang Jafar/Felisha memenangi laga babak 32 besar cukup terbuka jika meniliki catatan peringkat mereka yang jelas lebih diunggulkan atas dua pasangan tersebut.
Jika lolos ke 16 besar, kemungkinan calon yang akan dihadapi Jafar/Felisha berikutnya ialah unggulan Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei. Pertemuan Jafar/Felisha dengan Chen/Toh sudah terjadi dua kali pada tahun ini dan Jafar/Felisha belum pernah menang.
Baca juga: Update Ranking Race to Hangzhou BWF World Tour Finals 2025, Posisi Jafar/Felisha dan Putri KW Aman
Kesempatan untuk Balas Kekalahan
"Kami memberikan target (Jafar/Felisha) karena dia punya kemampuan. Biasanya kami target pada turnamen 750 final. Kemarin terbalik pada turnamen 750 tidak masuk masuk semifinal, tetapi yang turnamen Super 1000 bisa masuk semifinal," tutur Rionny.
"Ini kejuaraan dunia. Setelah itu 750 karena sekarang harus ada gelar. Kemarin sudah ada gelar yang Super 300. Pada turnamen Super 500 juga sama sekarang rata-rata hampir sama juga pemainnya sudah yang level Super 1000 semua, sudah elite semua."
"Namun, jangan anggap turnamen Super 500 itu lebih di bawah. Kalo kita liat, lawan-lawannya sama, tapi pada turnamem level kecil, kita target juara misalnya. Disini kami ikut levelnya saja."
"Dengan kesalahan-kesalahan yang kecil saja, mereka sudah tahu evaluasi. Kalau benar-benar konsentrasi serius, kalau fit, saya yakin bisa. Mereka muda dengan punya potensi, paket lengkap. Jadi saya rasa bisa, bagaimana berjuangnya saja."