10 Tahun Gempa Sumbar
MENGINTIP POTRET Gedung Perpustakaan Provinsi Sumbar yang Ambruk Diguncang Gempa
Pada 30 September 2009 lalu, Kota Padang dan beberapa wilayah di sekitarnya diguncang gempa yang berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR).
Penulis: Debi Gunawan | Editor: Emil Mahmud
10 Tahun Lalu Gempa Guncang Kota Padang, Gedung Perpustakaan Provinsi Sumbar Ambruk, sehingga tak sedikit Koleksi Buku yang Hilang
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pada 30 September 2009 lalu, Kota Padang dan beberapa wilayah di sekitarnya diguncang gempa yang berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR).
Keganasan gempa tersebut membuat lebih dari 1.200 nyawa melayang.
Bukan hanya sekadar itu, gempa juga merusak rumah, sarana kesehatan, perkantoran, dan tempat lainnya.
Gedung Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) satu di antara gedung yang rusak parah kala itu.
Gedung empat lantai yang beralamat di Jalan Diponegoro nomor 4, Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat rata disapu gempa kala itu.
• TRAGEDI GEMPA 30 September 2009, Momentum Ubah Kota Padang dari Air Mata Jadi Mata Air
• JELANG PERINGATAN Gempa 30 September 2009, Ini Pesan dari Wali Kota Mahyeldi
"Yang tinggal cuma atap bagonjongnya saja, jadi kala itu kita bisa memanjat atap itu akibat parahnya ambruk gedung Perpustakaan Provinsi Sumbar ini," ungkap Kasi Pengembangan Pengelohan Bahan Pustaka dan TIK Perpustakaan Provinsi Sumbar, Rudi Yasman, Selasa (17/9/2019).
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian secara materil dan moril tentu menimpa mereka saat itu.
Tak hanya gedung yang hancur, ribuan koleksi buku yang ada di Perpustakaan Provinsi Sumbar pun ikut tertimbun reruntuhan bangunan.
"Lebih dari 90% koleksi buku kita ikut tertimbun reruntuhan gedung, masuk ke dalam tanah," ungkap Rudi yang menyaksikan keadaan gedung pasca gempa.
Pada saat bencana gempa itu memporak-porandakan Kota Padang dan sekitarnya, Rudi sedang berdinas di luar kota.
Sedangkan kendaraan pribadinya yang terpangkir di Perpustakaan Provinsi Sumbar kala itu ikut hancur tertimbun reruntuhan.
"Pas gempa, saya dinas ke Payakumbuh waktu itu pakai kendaraan dinas.
Jadi ketika saya sampai di Padang panjang, gempa tersebut terjadi, macet dimana-mana, longsor pun begitu.