Penelitian dan Pengabdian
Dosen UNP Latih Warga Parik Malintang Buat Juadah & Hias Kue Pengantin Hidupkan Tradisi Hampir Punah
Tradisi membuat juadah di Nagari Parik Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), terancam punah akibat minimnya generasi
Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Tradisi membuat juadah di Nagari Parik Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), terancam punah akibat minimnya generasi penerus yang mau melanjutkan warisan budaya tersebut.
Melihat kondisi itu, tim dosen Universitas Negeri Padang (UNP) turun langsung memberikan pelatihan membuat juadah dan menghias kue pengantin sebagai bagian dari Program Pengabdian Multidisiplin Kemitraan Masyarakat (PMKM) tahun 2025.
Pelatihan ini berlangsung pada 24 Juli 2025 lalu di Laga-laga Nagari Parik Malintang, yang diikuti 25 orang peserta yang terdiri dari kaum ibu dan remaja putri.
Acara ini juga dihadiri oleh Walinagari Parik Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersama perangkat nagari, serta staf kantor wali nagari setempat.
Ketua tim pengabdian, Dr. Ilham Zamil, S.Pd., M.Pd., memimpin kegiatan bersama anggota tim, yakni Hari Setia Putra, S.E., M.Si., Rafikah Husni, M.Pd., dan Dr. Syofianti Engreini, M.Pd.
Selain itu, turut bergabung sejumlah pakar, antara lain Dr. Yusmerita, M.Pd., Dra. Lucy Fridayati, M.Kes., Vina Oktaviani, M.Pd., dan Puspaneli, M.Pd.T.
Untuk pelatihan teknis, Amak Armiati dan Azizah Wulandari, S.Si. didatangkan sebagai instruktur pembuatan juadah, sedangkan para pakar desain membantu menghias kue pengantin.

Menurut Dr. Ilham, yang juga putra asli Parik Malintang, program ini dilatarbelakangi oleh hilangnya keterampilan membuat juadah di kalangan generasi muda.
Juadah sendiri menurutnya makanan berbahan beras pulut yang menjadi hantaran wajib dalam pesta pernikahan adat Minangkabau sejak dahulu dibuat oleh “induak” atau tokoh perempuan berpengalaman di nagari.
Namun, seiring waktu, para induak ini banyak yang sudah lanjut usia atau meninggal dunia, sementara generasi muda lebih memilih memesan juadah dari nagari tetangga.
“Pelatihan ini menjadi upaya untuk mengembalikan eksistensi budaya yang hampir hilang. Kami ingin masyarakat Nagari Parik Malintang kembali menjadi produsen, bukan hanya konsumen,” kata Dr. Ilham kepada TribunPadang.com.
Pelatihan dibagi menjadi tiga fokus utama, yakni membuat juadah dan hiasannya, menghias kue pengantin, serta pelatihan manajemen pengelolaan Badan Usaha Milik Nagari (BUM-Nag).

Pelatihan Membuat Juadah dan Hiasan Pada sesi ini, peserta dikenalkan pada berbagai jenis juadah khas Parik Malintang seperti kipang, jalabio, wajik, dan kanji.
Selain itu, mereka juga diajarkan teknik membuat hiasan juadah dari kertas krep aneka warna, mulai dari menggunting secara artistik hingga menyusunnya agar tampil mewah dan menarik.
Dr. Ilham menjelaskan, juadah memiliki nilai simbolik yang tinggi bagi masyarakat setempat. Hantaran juadah dari keluarga anak daro kepada keluarga marapulai adalah kewajiban adat.
Advertorial
Dosen UNP
Parik Malintang
Kue Pengantin
Tradisi Juadah
Sumatera Barat
LPPM UNP
Universitas Negeri Padang
UNP Gelar Pelatihan Media Pembelajaran Berbasis Canva untuk Guru SD di Nagari Tanjung Bingkung Solok |
![]() |
---|
UNP Gelar Edukasi Kosmetik Aman untuk Guru MGMP Kimia Kota Padang |
![]() |
---|
Dosen UNP Gelar Pelatihan Keterampilan Tie Dye untuk Ibu-Ibu PKK di Nagari Tanjung Bingkung Solok |
![]() |
---|
Dosen UNP Hadirkan Teknologi Filter Air Tanah, Solusi Air Bersih untuk Warga Bungus Selatan Padang |
![]() |
---|
Dosen UNP Latih Guru Seni Budaya Padang Pariaman Kembangkan Media Pembelajaran Digital |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.