Angin Kencang di Limapuluh Kota
Angin Kencang Rusak Rumah di Lima Puluh Kota, BPBD: Modifikasi Cuaca Tak Pengaruhi Perubahan Iklim
Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, meluruskan bahwa operasi hujan buatan tidak berpengaruh terhadap perubahan iklim.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat sebut Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan tidak berpengaruh terhadap perubahan iklim, Senin (28/7/2025).
Oleh karena itu, adanya bencana angin kencang yang membuat atap rumah masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota rusak bukan akibat adanya dari modifikasi cuaca.
Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, meluruskan bahwa operasi hujan buatan tidak berpengaruh terhadap perubahan iklim.
Hal ini, dikarenakan skala operasi ini dinilai masih kecil, sehingga tidak bisa dikaitkan dengan kejadian akibat fenomena alam yang lain.
Baca juga: Hantaman Angin Kencang Porak-porandakan Limapuluh Kota, 12 Rumah Rusak, 1 Warga Terluka
“Jadi peristiwa ini tidak bisa dikaitkan dengan modifikasi cuaca, dan ini pun diukur sesuai penilaian ahli, baik BMKG maupun tim modifikasi cuaca itu sendiri,” ujarnya.
Selain kerusakan rumah akibat angin kencang, debit air yang berhulu di Gunung Marapi juga sempat meningkat dan adanya potensi banjir lahar dingin akibat adanya intensitas curah hujan.
Beruntungnya, pertambahan debit air tersebut masih kondisi normal.
“Karena di sana kita sudah memasang early warning system (EWS) dan sensor untuk memantau debit air yang berhulu di Gunung Marapi. Kami terus meminta bagi yang bermukim di sekitaran sungai berhulu di Gunung Marapi agar tetap meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya.
Baca juga: Viral Emak-Emak Jadi Otak Penipuan Rp 7,5 Miliar, Modus Jual Kontrakan Fiktif
Sedangkan untuk kerusakan akibat angin kencang, dilaporkan sebanyak 12 unit rumah mengalami kerusakan di Kabupaten Lima Puluh Kota, pada Minggu (27/7/2025).
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB ini umumnya merusak bagian atap rumah hingga berterbangan.
Rinciannya, sebanyak 10 rumah di Kecamatan Kecamatan Lareh Sago Halaban, yakni tujuh rumah di Jorong Kapalo Bukik, Nagari Batu Payuang, dan tiga unit di Nagari Bukik Sikumpa.
Kemudian dua unit rumah di Kecamatan Luak, yakni masing-masing satu kejadian di Nagari Mungo dan Nagari Sei Kemuyang.
Baca juga: Perpustakaan Koto Tuo Sijunjung Gelar Pelatihan Pembuatan Buket dan Sabun Cuci Piring
“Rata-rata semuanya rusak ringan dan tidak di kondisi sangat mengkhawatirkan," kata Ilham Wahab.
Ilham menyebutkan dari 12 unit rumah ini kerusakannya bernilai Rp61 juta.
Sementara itu, informasi dari Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Lima Puluh Kota, di antara 12 rumah yang rusak juga tertimpa pohon tumbang.
Pembersihan material rumah yang rusak ini dilanjutkan pagi ini bersama TNI, Polri, Damkar, dan pemerintah kecamatan serta nagari setempat.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.