Berita Populer Sumbar
4 BERITA POPULER SUMBAR: Miris! Perempuan Keterbelakangan Mental & Motif di Balik Karhutla
Simak sejumlah berita menarik seputar Sumatera Barat atau Sumbar yang dirangkum dalam populer Padang setelah tayang 24 jam terakhir di Tribun
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Simak sejumlah berita menarik seputar Sumatera Barat atau Sumbar yang dirangkum dalam populer Padang setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Pertama, pemberitaan tentang korban perempuan penyandang disabilitasi di Kabupaten Padang Pariaman. Sungguh Miris! Korban Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Korban Pemerkosaan dan Kini Terusir dari Rumahnya.
Kedua, berita tentang (BPBD) Provinsi Sumbar menggunakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pada Jumat (25/7/2025).
Guna mencegah kebakaran hutan dan lahan, hindari membakar sampah atau membuat api unggun di area terbuka, terutama saat musim kemarau.
Ketiga, Tiga gempa bumi di Solok tercatat terjadi hanya dalam rentang waktu 13 menit pada Jumat (25/7/2025) pagi.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan seluruh gempa berpusat di daratan wilayah Solok, Sumatera Barat.
Keempat, Pesawat jenis Cessna mampu mengangkut 1 ton butir garam untuk menciptakan hujan buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Lima Puluh Kota dan Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca berita selengkapnya berikut ini:
1. Miris! Korban Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Korban Pemerkosaan dan Kini Terusir dari Rumahnya
Di antara hamparan sawah di kawasan Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat terkuak sebuah kisah yang mengiris hati, sebuah potret buram tentang kerapuhan dan prasangka yang menggerus nurani.
Di sanalah, inisial SK (24), seorang perempuan dengan keterbatasan mental, harus menelan pil pahit pengusiran dari rumah yang telah menjadi saksi bisu kehidupannya sejak lahir.
Bukan karena kesalahan yang ia perbuat, melainkan karena rahimnya yang kembali membuncit, genap tujuh bulan, untuk kali kedua.
Kehamilan tanpa sosok ayah yang bertanggung jawab ini, seperti bayangan kelam, kembali membelitnya.
lebih menyakitkan, ia dipaksa pergi oleh tetangga sendiri, dimana mestinya seharusnya menjadi sandarannya, namun justru menghakiminya dengan keyakinan bahwa ia akan membawa sial.
SK, yang menjalani hidup dalam keterbatasan tak hanya finansial dan pendidikan, namun juga mental, telah berulang kali menjadi korban eksploitasi.
"Anak ini memang mengalami kekurangan, tapi dia rajin. Apa yang disuruh dia lakukan asal bisa dapat makanan," tutur Desi, seorang warga yang menaruh kepedulian, pada Jumat (25/7/2025).
Sebuah kalimat yang melukiskan betapa rapuhnya posisi SK, yang kepolosannya justru menjadi celah bagi pihak tak bertanggung jawab untuk memanfaatkannya.
Ini adalah kehamilan kedua bagi SK. Anak pertamanya lahir pada Februari 2024, juga tanpa seorang ayah yang bertanggung jawab.
Kini, nasib pilu itu kembali terulang, menyisakan tanda tanya besar tentang identitas pelaku keji yang dengan tega memanfaatkan keterbatasan SK.
"Saat melahirkan pertama, warga dan bidan desa yang membantu. Kami kasihan melihat dia," tambahnya.
Desi, menggambarkan kepedulian yang kontras dengan tindakan pengusiran yang baru saja terjadi.
Ungkapan ini menyoroti paradoks dalam masyarakat, di mana empati dan stigma bisa hidup berdampingan.
Usman Tanjung, warga lainnya, tak mampu menyembunyikan keterkejutannya atas viralnya video pengusiran SK.
Ia buru-buru menegaskan bahwa tindakan keji itu sama sekali tidak mewakili seluruh warga nagari yang ada di Batang Anai.
"Kita justru sering membantu SK ini, kita kasihan dengan kehidupannya, dan kita tidak pernah mengusir beliau," ujarnya.
Ia menggarisbawahi bahwa keprihatinan dan bantuan justru datang dari mayoritas masyarakat yang memahami dan merasakan derita SK.
Dua hari yang lalu, SK terpaksa angkat kaki dari rumahnya, terbuang dan terlunta-lunta.
Namun, di tengah kegelapan yang menyelimutinya, secercah harapan mulai berpendar.
Berkat tangan-tangan tulus dan empati dari warga, SK kini telah diamankan di rumah perlindungan oleh Dinas Sosial Padang Pariaman.
Baca juga: Miris! Korban Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Korban Pemerkosaan dan Kini Terusir dari Rumahnya
Kisah SK ini adalah sebuah tamparan keras bagi nurani kolektif, sebuah pengingat akan urgensi untuk melindungi mereka yang paling rentan di tengah-tengah kita, dan melawan prasangka yang, bagaikan racun, mampu menghancurkan kehidupan seseorang.
Menanggapi kejadian yang menyayat hati ini, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Padang Pariaman bergerak cepat.
Mereka langsung turun ke lokasi untuk memastikan keamanan korban.
Kepala Unit PPA Padang Pariaman, Ardiman, menyebut bahwa setelah melihat kondisi korban yang dalam keadaan hamil tujuh bulan, serta memperhatikan lingkungan dan tempat korban tinggal, pihaknya berinisiatif untuk mengamankan korban terlebih dahulu.
Sebuah langkah krusial, mengingat hal tersebut menyangkut keselamatan SK dan calon bayinya.
“Saat ini korban akan kami bawa ke save house untuk pengamanan dan menjaga kondisi psikologis korban,” tuturnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
Baca juga: Dikunjungi BPS, TP-PKK Solok Selatan Dukung Penuh Pelaksanaan SUPAS 2025
2. Polisi Dalami Motif di Balik Karhutla Limapuluh Kota: Demi Gambir atau Perkebunan Lain?
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar menggunakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pada Jumat (25/7/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (25/7/2025) siang.
Fajar mengatakan bahwa penggunaan OMC atau hujan buatan tersebut akan berlangsung hari ini di Lima Puluh Kota dan Solok.
"Penanganan karhutla menggunakan OMC difokuskan untuk daerah yang sudah dalam tahap tanggap darurat, Lima Puluh Kota dan Solok," ungkapnya.
Baca juga: Viral Istilah Rojali dan Rohana, Sindiran Gaya Hidup Nongkrong di Mal Tanpa Belanja
Ia juga menjelaskan bahwa pesawat jenis Cessna sudah diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sejak pukul 11:00 WIB tadi.
"Kalau kedatangan pesawatnya sejak kemarin," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota berencana akan menggunakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk tangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kamis (24/7/2025).
OMC bertujuan untuk mengendalikan hujan, mencegah kekeringan, meminimalkan dampak bencana, atau bahkan mendukung acara tertentu dengan mengatur cuaca.
Rencana ini akibat dari sulitnya proses pemadaman kebakaran yang menghanguskan lahan perbukitan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca juga: Ngaku Sultan Anak Konglomerat, Christian Putra Penipu Modus Kasihan Diamankan Warga di Purwakarta
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lima Puluh Kota, Rahmadinol, mengatakan pihaknya akan menggunakan OMC dalam penanganan karhutla yang sedang terjadi.
Diketahui bahwa kejadian kebakaran lahan area perbukitan di Lima Puluh Kota sudah berlangsung selama satu minggu.
Oleh karena itu, BPBD Lima Puluh Kota berencana akan melaksanakan OMC pada periode 25 Juli hingga 29 Juli 2025.
Rahmadinol menyebut pihaknya sedang melakukan audiensi di Kota Padang terkait penggunaan hujan buatan atau OMC tersebut.
"Hari ini saya sedang rapat dengan perusahaan yang akan menyediakan pesawat tersebut," ungkapnya saat dikonfirmasi.
Kata Rahmadinol, BPBD Provinsi pusat telah menetapkan PT. Songo Aviasi Indonesia sebagai pelaksana OMC nantinya.
OMC tersebut akan dimulai pada Jumat hingga Selasa (25-29/7/2025) nanti.
Baca juga: Dua Pemuda Konsumsi Sabu Ditangkap Satresnarkoba Polres Solok Selatan

"PT. Songo Aviasi Indonesia ditunjuk sebagai pelaksana OMC dalam penanganan karhutla di Provinsi Sumbar," terangnya secara tertulis.
Rahmadinol juga menuturkan, pelaksanaan OMC tersebut juga didukung oleh PT Nasional Global Aviasi untuk menyediakan pesawat.
"Pesawatnya jenis Cessna Caravan 208 registrasi PK-NGT," sebut Rahmadinol saat dikonfirmasi.
Daerah yang terdampak cukup parah dalam kejadian karhutla berlokasi di Jorong Lubuak Limpato, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Lokasi karhutla tersebut berdekatan dengan kawasan penginapan untuk wisatawan di daerah ini.
Lebih tepatnya lokasi karhutla di Jorong Lubuak Limpato berada di perbukitan nan curam di belakang homestay chagra, di depan penginapan kayumi dan Casagrande.
Akibatnya, petugas di lapangan kesulitan untuk memadamkan api jika tidak menggunakan alat-alat khusus. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)
3. Dalam 13 Menit Tiga Gempa Guncang Solok Sumbar Jumat Pagi Ini
Tiga gempa bumi di Solok tercatat terjadi hanya dalam rentang waktu 13 menit pada Jumat (25/7/2025) pagi.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan seluruh gempa berpusat di daratan wilayah Solok, Sumatera Barat.
Gempa pertama terjadi pukul 05.06 WIB di Kabupaten Solok dengan kekuatan magnitudo 2,8. Episenter berada di darat, sekitar 17 kilometer barat laut pusat kabupaten.
"Gempa bumi dengan magnitudo 2,8 terjadi pada pukul 05:06 WIB," sebut Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi.
Sementara itu, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.93° LS;100.73° BT, atau berlokasi di darat pada jarak 17 Km Barat Laut Kabupaten Solok.
Baca juga: BPBD Sebut Pembakaran Lahan Gambir Jadi Penyebab Karhutla di Limapuluh Kota
"Gempa terjadi pada kedalam 10 kilometer," jelasnya.
Lalu, gempa bumi kedua dengan magnitudo 3,1 berlokasi di Kota Solok, Sumbar pada pukul 05:08 WIB.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.94° LS;100.68° BT, atau berlokasi di darat pada jarak 16 Km Tenggara Kota Solok," paparnya
"Gempa terjadi pada kedalaman 3 kilometer," sambungnya.
Terakhir, gempa bumi magnitudo 2,4 juga mengguncang Kota Solok, pada pukul 05:19 WIB.
Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Sengaja Bakar Lahan Penyebab Karhutla Limapuluh Kota
Sedangkan spisenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.94° LS;100.70° BT, atau berlokasi di darat pada jarak 17 Km Tenggara Kota Solok.
"Gempa terjadi pada kedalaman 2 kilometer," tambahnya.
Dalam kejadian gempa selalu diikuti dengan skala MMI.
Skala MMI (Modified mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Skala MMI dibagi menjadi 12 berdasarkan informasi korban selamat dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
Baca juga: Sumbar Catat 12 Gempa Bumi dalam Satu Pekan, Tak Ada yang Terasa oleh Masyarakat
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 2,0 SR Guncang Bukittinggi, BMKG: Dipicu Segmen Sianok
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
Baca juga: Miris! Korban Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Korban Pemerkosaan dan Kini Terusir dari Rumahnya
4.Pesawat yang Dioperasikan untuk Menciptakan Hujan Buatan Mampu Mengangkut 1 Ton Garam
Pesawat jenis Cessna mampu mengangkut 1 ton butir garam untuk menciptakan hujan buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Lima Puluh Kota dan Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Diketahui, beberapa daerah di Provinsi Sumbar dilanda karhutla hingga memasuki tahap tanggap darurat akibat cuaca panas.
Dua daerah yang saat ini memasuki tahap tanggap darurat antara lain Kabupaten Lima Puluh Kota dan Solok.
Karhutla di dua daerah tersebut sulit ditangani oleh petugas di lapangan menggunakan alat manual, sehingga harus dilakukan OMC atau hujan buatan.
Baca juga: Damkar Solok Catat 154 Karhutla Selama Juli 2025, Cuaca Panas dan Pembakaran Liar Jadi Pemicu
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kabid KL) BPBD Sumbar, Fajar Sukma, mengatakan sistem penggunaan OMC untuk penanganan karhutla dilakukan dengan cara menggunakan garam dan disemai.
"Nanti, pesawat jenis Cessna mengangkut garam tersebut untuk disemai dari udara di titik api," ungkapnya.
Pesawat akan mengangkut 1 ton garam untuk disemai di lokasi karhutla yang memasuki tanggap darurat saat ini.
"Jadi, garam itu dalam karung, per karungnya 20 kilogram, dibawa menggunakan pesawat sampai 1 ton beratnya," terang Fajar.
Baca juga: Hari Ini, BPBD Sumbar Gelar Modifikasi Cuaca dalam Penanganan Karhutla di Lima Puluh Kota dan Solok
Kata Fajar, penyemaian garam juga harus berdekatan dengan titik awan.
"Disemai dekat titik awan atau benih awan," sebutnya.
"Tujuannya untuk merespon awan itu agar turun hujan, seperti itu penggunaannya," sambungnya.
Fajar menuturkan, tingkat keberhasilannya sekitar 20 sampai 30 persen.
"Kita akan lihat penggunaannya 5 hari ini sampai tanggal 29 Juli 2025, jika tidak akan diperpanjang," pungkasnya.
Baca juga: Ngaku Sultan Anak Konglomerat, Christian Putra Penipu Modus Kasihan Diamankan Warga di Purwakarta

Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar menggunakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pada Jumat (25/7/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (25/7/2025) siang.
Fajar mengatakan bahwa penggunaan OMC atau hujan buatan tersebut akan berlangsung hari ini di Lima Puluh Kota dan Solok.
"Penanganan karhutla menggunakan OMC difokuskan untuk daerah yang sudah dalam tahap tanggap darurat, Lima Puluh Kota dan Solok," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pesawat jenis Cessna sudah diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sejak pukul 11:00 WIB tadi.
"Kalau kedatangan pesawatnya sejak kemarin," jelasnya. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.