SMAN 5 Bukittinggi Disegel

Wako Bukittinggi Datangi SMAN 5 Usai Digembok, Desak Gubernur Tindak Lanjuti Solusi

Wali Kota Bukittinggi didampingi Kapolresta Bukittinggi serta Parik Paga Kurai Limo Jorong melakukan pertemuan dengan pihak SMAN 5 Bukittinggi

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
PENERIMAAN PESERTA DIDIK - Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias saat memberikan keterangan di SMAN 5 Bukittinggi, Selasa (15/7/2025). Ramlan sebut terus mengupayakan solusi dan sudah menghubungi Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Wali Kota Bukittinggi didampingi Kapolresta Bukittinggi serta Parik Paga Kurai Limo Jorong melakukan pertemuan dengan pihak SMAN 5 Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (15/7/2025).

Pertemuan tersebut dilakukan setelah Parik Paga Kurai Limo Jorong menggembok SMAN 5 Bukittinggi, buntut tidak diterimanya sejumlah anak didik di sekolah tersebut, Senin (14/7/2025).

Diketahui, Parik Paga Kurai Kurai Limo Jorong merupakan keamanan kampung di bawah pimpinan datuk di Bukittinggi.

Pantauan Tribunpadang.com di lapangan, Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias didampingi Kapolresta Bukittinggi, Kombes Pol Rully Indra Wijayanto serta beberapa pengurus Parik Paga Kurai Limo Jorong mendatangi SMAN 5 Bukittinggi.

Wali Kota Bukittinggi terlihat berbicara dengan pihak sekolah maupun Parik Paga Kurai Limo Jorong untuk mengatasi permasalahan sejumlah siswa yang tidak diterima.

Baca juga: Ada Pihak Klaim Lahan SMPN 34 Padang, Disdik Minta Tempuh Jalur Hukum

Selain itu, tampak juga di bagian luar pintu utama masuk sekolah tersebut masih terpasang rantai dan gembok.

Kendati demikian, aktivitas belajar mengajar siswa di dalam kelas tetap terlaksana saat kedatang Wali Kota Bukittinggi beserta yang lainnya.

Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias menyebut bahwa Pemko Bukittinggi akan mengupayakan solusi terkait tidak diterimanya sejumlah calon siswa di SMAN 5 Bukittinggi.

"Kemarin saya sudah menelepon Gubernur untuk meminta bantuan terkait masalah ini," ucap Ramlan.

Ia juga menjelaskan, hasil perbincangannya dengan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah meminta data terkait total siswa yang tidak diterima.

Baca juga: Pagar SMPN 34 Digembok Hanya Salah Paham, Disdik Padang Tegaskan Tak Ada Sistem Siswa Titipan

"Ternyata di Kelurahan Koto Selayan, terdapat sebanyak 8 orang yang berdampingan dan tinggal di sekitar sekolah," jelasnya.

"Nah, data ini akan saya laporkan lagi dengan Gubernur. Kebetulan Gubernur sedang rapat dengan orang kementrian, setelah ini akan saya telepon," tuturnya.

Ia berharap, permasalahan ini bisa diselesaikan secepatnya dan Pemko Bukittinggi terus mendesak provinsi.

"Mudah-mudahan permasalahan ini segera ada jalan keluarnya," tambahnya.

Sekolah Digembok

Parik Paga Nagari Kurai Limo Jorong menggembok SMA Negeri 5 Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (14/7/2025).

Diketahui, pengembokan sekolah tersebut akibat tidak diterimanya sejumalah peserta didik di SMAN 5 Bukittinggi.

Akibat pengembokan sekolah tersebut, aktivitas belajar mengajar terganggu lantaran guru dan siswa tertahan di gerbang SMAN 5 Bukittinggi.

Menanggapi pengembokan tersebut, Tokoh masyarakat sekaligus Pengurus Parik Paga Kurai, Hasanuddin Sutan Rajo Bujang, mengatakan bahwa sejumlah anak nagarinya tidak diterima di SMAN 5 Bukittinggi.

Baca juga: Ban Slip Akibat Jalan Licin, Mobil Mahasiswi Tabrak Guardrail Tol Padang-Sicincin

"Kami minta hak didik anak kemenakan kami sesuai Permendikbud," kata Hasanuddin Sutan Rajo Bujang.

Ia mengatakan, setidaknya sebanyak 35 peserta didik yang berada di zona lokasi SMAN 5 Bukittinggi, tidak lulus saat pendaftran.

"Delapan orang anak kemanakan di sekitar SMAN 5 Bukittinggi tidak lulus. Sedangkan dari Koto Selayan dan Garegeh sebanyak 35 orang," sebutnya.

"Mohon kepada dinas terkait agar tidak mempersulit anak masuk sekolah di Bukittinggi," tega Hasanuddin Sutan Rajo Bujang.

Baca juga: Tingkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Berlalu Lintas, Operasi Patuh Digelar 14 Hari

Ia juga menjelaskan, total seluruh peserta didik yang tidak diterima di seluruh sekolah di Bukittinggi mencapai 177 orang.

"Jumlah 177 siswa yang tidak diterima, di semua SMA," katanya.

Sementara itu, Hasanuddin Sutan Rajo Bujang juga menyebut bahwa SMAN 5 Bukittinggi juga pernah ditutup oleh pihaknya pada tahun 2017.

"Kejadian tahun 2017 juga kami tutup, karena ini adalah tanah kami, tanah pusaka, dan kami yang menjaga dari awal pembangunan SMAN 5," ucapnya.

"Dengan perjanjian pertama berdiri, satu lokal diprioritaskan untuk anak nagari. Tapi sekarang mana janji tersebut," tanyanya. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved