Kapal Tenggelam di Mentawai
5 Insiden Laut di Mentawai Sumbar, Cuaca Buruk Berujung Kecelakaan Kapal hingga Makan Korban
Perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat kembali memakan korban dengan serangkaian insiden kapal akibat kondisi cuaca yang sering berubah ekstrem.
Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, MENTAWAI - Perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat kembali memakan korban dengan serangkaian insiden kapal akibat kondisi cuaca yang sering berubah ekstrem.
Hari ini Selasa (15/7/2025), sebuah kapal terbalik yang membawa rombongan pegawai pemerintah daerah, termasuk seorang anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Kejadian nahas ini menambah panjang daftar kecelakaan laut yang kerap mewarnai pelayaran di wilayah kepulauan Mentawai.
Insiden hari ini, bukanlah yang pertama kali terjadi di perairan Mentawai.
Berikut kita simak lima insiden kecelakaan kapal lainnya yang pernah terjadi di wilayah ini:
Baca juga: Parik Paga Kurai Limo Jorong Minta Anak Didik yang Tak Lulus Sekolah Dapat Diprioritaskan Kembali
1. Kapal Terbalik Angkut Rombongan Pemda dan Anggota DPRD
Sebuah speed boat atau long boat yang membawa rombongan pegawai pemerintah daerah, termasuk anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai, terbalik di perairan Mentawai, Senin (14/7/2025) siang.
Tim SAR gabungan tengah melakukan pencarian terhadap 11 orang yang dilaporkan hilang usai sebuah boat penyeberangan terbalik di perairan Selat Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (14/7/2025) siang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Rudi, menyebutkan bahwa cuaca ekstrem pada saat kejadian menjadi salah satu faktor boat tersebut terbalik.
“Kemarin cuaca di Mentawai memang buruk. Hujan dan badai terjadi sejak pagi, gelombang laut cukup tinggi, hingga dua setengah meter,” kata Rudi kepada TribunPadang.com.
Akibat cuaca buruk tersebut, operasi pencarian pada malam hari sempat dihentikan. Pencarian kembali dilanjutkan Selasa pagi (15/7/2025).
Sementara boat penyeberangan nahas itu diketahui berangkat dari Sikakap menuju Tuapejat sekitar pukul 08.00 WIB, Senin pagi.

Baca juga: Gubernur Mahyeldi Tegaskan Dukungan terhadap Inpres Percepatan Swasembada Pangan
Namun sekitar pukul 11.00 WIB, boat tersebut dilaporkan terbalik di tengah perjalanan, diduga akibat cuaca buruk di lautan lepas.
“Informasinya, kapal terbalik sekitar pukul 11.00 WIB di tengah laut saat menuju Tuapejat,” ujar Rudi.
Laporan awal diterima oleh Basarnas dari Kepala Dusun Mapinang Utara sekitar pukul 17.40 WIB. Tak lama kemudian, tim SAR gabungan diberangkatkan ke lokasi menggunakan kapal RIB 02 pada pukul 17.56 WIB.
Lokasi kejadian berada di titik koordinat 2°27'20.26"S 99°56'23.32"E atau sekitar 32,7 nautical mile (NM) dari Dermaga Tuapejat dengan heading 140 derajat.
“Tim kita fokuskan menyisir titik terakhir di mana kapal diduga terbalik,” ujar Rudi.
Dari total 18 penumpang dalam boat tersebut, sebanyak 7 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Sementara itu, 11 orang lainnya masih dalam pencarian.
Baca juga: KemenHAM Sumbar-Riau Gelar Penguatan Kapasitas HAM Bagi Pelaku Usaha di Padang
2. Kecelakaan Kapal di Sagulubbek, Satu Korban Belum Ditemukan
Setelah dilakukan pencarian selama tujuh hari, satu korban kecelakaan kapal jenis longboat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, dinyatakan hilang pada Selasa (31/12/2024).
Peristiwa ini terjadi akibat gelombang tinggi di Muara Masi, Desa Sagulubbek, Kecamatan Siberut Barat Daya, pada Rabu (25/12/2024).
Pada saat kejadian, kapal berjenis longboat tersebut ditumpangi sebanyak delapan orang, yang terdiri dari empat orang berhasil selamat, tiga orang ditemukan meninggal dunia, dan satu dinyatakan hilang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Rudi, mengatakan pencarian terhadap satu korban yang masih belum ditemukan telah dihentikan atau ditutup pada Selasa (31/12/2024).
"Tim SAR gabungan sudah melakukan pencarian terkait korban kecelakaan kapal longboat selama tujuh hari, hal itu sesuai dengan SOP pencarian," kata Rudi.
Baca juga: Jadwal Acara Mentari TV Rabu 16 Juli 2025: Ada Pokemon, Cipung Abubu hingga Goldbeak
Ia menyebutkan, untuk hasil pencarian selama tujuh hari, satu orang korban masih belum ditemukan dan dinyatakan hilang.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri dan masyarakat telah melakukan pencarian intensif meliputi area darat dan laut.
"Namun sampai saat ini satu orang korban bernama Pasca yang berusia 9 tahun masih belum berhasil ditemukan," ujarnya.
Tim SAR sudah melakukan pencarian cukup luas yaitu sekitar 91,95 NM⊃2; dari LKP dari hari pertama hingga hari ketujuh.
Untuk proses pencarian setiap harinya diperluas untuk memaksimalkannya, tetapi satu korban tidak ditemukan dan dinyatakan hilang.
"Tim telah menyisir area pencarian yang cukup luas, baik di daratan maupun di perairan sekitar lokasi kejadian," kata Rudi.
Meskipun berbagai metode telah diterapkan, mulai dari pencarian dengan menyisir area pantai, menyisir area laut menggunakan RIB 02 Mentawai.
Baca juga: BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Mentawai Capai 2,5 Meter, Warga Diminta Waspada
Namun, petugas tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban, seperti pakaian, barang pribadi, ataupun petunjuk lainnya yang bisa mengarah pada lokasi keberadaan korban.
Pencarian dihentikan karena mengingat SOP yang berlaku, yaitu selama tujuh hari proses pencarian, serta dengan mempertimbangkan faktor keselamatan tim SAR gabungan.
"Masyarakat dan keluarga korban yang telah diberitahu dan setuju untuk menghentikan operasi pencarian," pungkasnya.
3. Boat Berpenumpang Pastor dan Camat Karam Dihantam Ombak
Sebuah video memperlihatkan peristiwa boat karam di tepi pantai beredar di media sosial, Selasa (20/5/2025).
Insiden tersebut terjadi di wilayah Betaet, Pantai Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Dalam video berdurasi 54 detik yang dilihat TribunPadang.com, terdengar suara perekam menyebut boat yang ditumpangi seorang pastor karam setelah dihantam ombak.
"Ini, gaes, boat pastor datang ke Betaet. Tapi terbalik dan mau tenggelam," ujar suara dalam video.
Terlihat sejumlah orang berusaha menahan boat di pinggir pantai, sementara warga lainnya menyaksikan dari sekitar lokasi.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mentawai, Rudi, membenarkan adanya insiden tersebut.
Namun, ia menegaskan bahwa boat tersebut tidak terbalik, melainkan hanya karam akibat dihempas ombak.
“Benar, kejadiannya kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. Tapi boat itu tidak terbalik, hanya karam di pantai karena ombak besar,” kata Rudi saat dikonfirmasi TribunPadang.com.
Baca juga: Forum Anak Nagari Pariaman Raya Mendesak Rajo Sampono Minta Maaf Atas Pernyataan Rasis

Menurut Rudi, boat tersebut mengangkut enam orang penumpang, terdiri dari dua operator, satu pastor, satu camat, dan dua warga.
"Di dalam boat ada Pastor Abel, Camat Job Sirirui, dua operator, dan dua warga biasa," ujarnya.
Rudi menambahkan, mereka sedang dalam perjalanan dari Betaet menuju Sikabaluan.
Meskipun sempat terkendala karena boat karam, seluruh penumpang berhasil melanjutkan perjalanan dan tiba di Sikabaluan dengan selamat pada pukul 18.30 WIB.
"Semuanya sampai ke tujuan dengan selamat," tutupnya.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 24: Worksheet 1.1
5. ABK KM Aura 02 Hilang Terjatuh ke Laut Saat Badai
Cuaca ekstrem menyebabkan insiden laut pada Selasa, 10 Juni 2025, ketika seorang Anak Buah Kapal (ABK) KM Aura 02 bernama Dendi Hendrianto (32) dilaporkan hilang setelah terjatuh ke laut.
Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di perairan Katiet, Sipora Selatan, di tengah kondisi badai.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Mentawai, Dhio, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan, korban diduga terjatuh ke laut saat badai menerjang kapal tempatnya bekerja.
"Korban terjatuh ke laut saat badai terjadi. Kejadian itu berlangsung kemarin sekitar pukul 14.00 WIB," ujar Dhio saat dikonfirmasi TribunPadang.com, Rabu (11/6/2025).
Dhio mengungkapkan, pihaknya baru menerima informasi kejadian tersebut pada Rabu pagi dari Kasat Polair Polres Kepulauan Mentawai, Iptu M Toha.
Baca juga: Penyebab Matinya Ribuan Ikan di Lubuk Larangan Sijunjung Masih Misterius

"Informasi kami terima dari Kasat Polair Polres Kepulauan Mentawai. Setelah mendapat laporan, kami langsung bergerak melakukan pencarian," jelasnya.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, serta personel Polair Polres Kepulauan Mentawai dikerahkan dalam upaya pencarian korban.
Namun hingga pencarian hari ini, keberadaan Dendi Hendrianto masih belum ditemukan.
"Hingga hari ini hasil pencarian masih nihil. Operasi pencarian akan terus dilanjutkan," tutup
5. Boat Bawa Nakes Karam di Mentawai, Lima Orang Berhasil Dievakuasi
Sebuah video yang memperlihatkan peristiwa kapal boat karam di perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, beredar di media sosial pada Rabu (11/6/2025).
Dalam video berdurasi 50 detik yang dilihat TribunPadang.com, terlihat boat yang ditumpangi sejumlah tenaga kesehatan (nakes) karam di tengah ombak besar.
"Kapal karam, ya," ujar perekam dalam video tersebut sambil terus merekam situasi.
Dalam keterangan video yang diunggah di media sosial, disebutkan bahwa boat tersebut tenggelam di antara perairan Berkat dan Pukarayat, wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Baca juga: BPBD Mentawai Imbau Penyedia Jasa Pelayaran Perhatikan Cuaca dan Alat Keselamatan sebelum Berlayar
"Salah satu kapal boat yang membawa nakes karam di antara Berkat dan Pukarayat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Alhamdulillah cepat dapat pertolongan. Laporan dari netizen," tulis narasi pengunggah video.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mentawai, Rudi, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia memastikan bahwa seluruh penumpang boat berhasil diselamatkan.
"Benar, kejadian terjadi kemarin. Alhamdulillah semua penumpang selamat," ujar Rudi saat dikonfirmasi TribunPadang.com, Rabu (11/6/2025).
Rudi menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Pantai Berkat, Desa Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara.
"Itu terjadi di Pantai Berkat. Namun semua penumpang selamat," tegasnya.
Rudi juga membenarkan bahwa boat tersebut memang mengangkut tenaga kesehatan.
Baca juga: Permasalahan di SMAN 5 Bukittinggi, Wali Kota Ramlan: Kewenangan Pusat Namun Akan Dicarikan Solusi
"Benar, semua penumpang adalah tenaga kesehatan. Saat itu ada lima orang nakes, terdiri dari empat laki-laki dan satu perempuan. Semuanya dalam kondisi selamat," jelasnya.
Lebih lanjut, Rudi mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melakukan aktivitas di laut.
"Kami terus mengimbau masyarakat, khususnya yang beraktivitas di laut, agar memperhatikan kondisi cuaca. Ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.(*)
Pencarian 7 Hari Dihentikan, Korban Kecelakaan Kapal di Mentawai Belum Ditemukan |
![]() |
---|
Hari Terakhir Pencarian Korban Kapal Tenggelam Mentawai, Satu Orang Masih Hilang |
![]() |
---|
Pencarian Korban Terakhir Kecelakaan Kapal di Mentawai Masih Nihil, Dilanjutkan Besok |
![]() |
---|
Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Mentawai Sumbar Terkendala Cuaca Buruk, Ombak Capai 3 Meter |
![]() |
---|
Kapal Tenggelam Dihantam Gelombang di Mentawai: 3 Korban Masih Hilang, 1 Orang Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.