Boat Terbalik di Selat Sipora Mentawai

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Mentawai Capai 2,5 Meter, Warga Diminta Waspada

Budi menyebut BMKG Maritim Teluk Bayur telah mengeluarkan peringatan dini dampak ketinggian gelombang sejak 13 Juli 2025 lalu.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR
GELOMBANG TINGGI- Gelombang tinggi yang terjadi di kawasan Pantai Padang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (14/7/2020). 

TRIBUNPADANG.COM, MENTAWAI – Perairan laut di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), diperkirakan masih berpotensi mengalami gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang pada hari ini, Selasa (15/7/2025). 

Gelombang laut bahkan bisa mencapai ketinggian hingga 2,5 meter.

Hal itu disampaikan Prakirawan BMKG Maritim Teluk Bayur, Budi Imam Samiaji, yang mengatakan kondisi ini perlu diwaspadai terutama oleh masyarakat yang melakukan aktivitas di wilayah perairan.

“Kalau dilihat, memang kondisi di wilayah Mentawai ini masih berpotensi untuk gelombang tinggi. Kemudian hujan disertai angin kencang. Ini khususnya pada siang hingga malam hari,” ujar Budi Imam Samiaji saat dihubungi TribunPadang.com.

Baca juga: Sekolah Rakyat, Visi Presiden Menuju Indonesia Emas 2045 untuk Putus Kemiskinan Melalui Pendidikan

Budi menjelaskan, puncak gelombang tinggi sebenarnya telah terjadi pada Senin (14/7/2025), namun potensi tersebut masih berlangsung setidaknya hingga dua hari ke depan.

Menurutnya, intensitas gelombang mulai menurun setelahnya, namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada.

“Angin di wilayah perairan ini mencapai 25 knot dan ini bisa dikatakan cukup tinggi. Untuk gelombang laut hari ini bisa sampai 2,5 meter. Ini masih tergolong tinggi. Jadi tetap waspada,” katanya.

Sementara Budi menyebut BMKG Maritim Teluk Bayur telah mengeluarkan peringatan dini dampak ketinggian gelombang sejak 13 Juli 2025 lalu.

Baca juga: Ikan Mati Mendadak, Camat Kamang Baru Minta Warga Tak Konsumsi Air di Lubuk Larangan Siaur Sijunjung

Daerah yang terdampak gelombang tinggi itu mencakup perairan Agam, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Padang, Timur Siberut, Timur Sipora, Barat Siberut, Barat Sipora, timur Pagai dan barat Pagai.

“Wilayah pesisir Sumbar umumnya sudah mulai menurun intensitasnya, tapi khusus Mentawai ini masih tinggi dan cukup berisiko,” jelas Budi.

Situasi cuaca ekstrem ini menjadi perhatian serius menyusul insiden terbaliknya satu boat penyeberangan di perairan Selat Sipora pada Senin (14/7/2025) siang, yang mengangkut 18 penumpang. 

Sebanyak 18 orang dilaporkan hilang sebelum juga sudah ditemukan dalam kondisi selamat akibat insiden ini.

Baca juga: BREAKING NEWS: Semua Penumpang Boat Terbalik di Mentawai Selamat, Korban Terakhir Ditemukan

BMKG mengingatkan, dalam kondisi cuaca seperti ini, masyarakat terutama nelayan agar tidak memaksakan diri melaut jika awan terlihat gelap atau angin bertiup kencang.

“Kami mengimbau masyarakat khususnya yang beraktivitas di laut untuk selalu memantau kondisi cuaca secara visual. Kalau terlihat awan gelap dan gelombang tinggi, sebaiknya tunda aktivitas,” tutup Budi.

Ia juga menyarankan agar masyarakat selalu memperbarui informasi cuaca dari kanal resmi BMKG sebagai langkah antisipatif hal yang tidak diinginkan. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved