Kabupaten Padang Pariaman
Katapiang Baghalek Gadang, Pekan Kebudayaan Digelar Megah Usai Dikecewakan Pemkab Padang Pariaman
Pekan Kebudayaan Nagari "Katapiang Baghalek Gadang" yang berlangsung megah dari tanggal 11 hingga 13 Juli,
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM,PADANG PARIAMAN – Pekan Kebudayaan Nagari "Katapiang Baghalek Gadang" yang berlangsung megah dari tanggal 11 hingga 13 Juli, menjadi bukti nyata kekuatan dan solidaritas masyarakat.
Acara ini bukan sekadar perayaan budaya, melainkan juga bentuk kekecewaan mendalam yang berhasil diubah menjadi kemenangan manis atas janji-janji pemerintah daerah yang tak terpenuhi.
Ketika Harapan Bersemi, Lalu Dikhianati
Awalnya, Pekan Kebudayaan ini adalah inisiasi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), sebagai bagian dari misi ambisius Bupati Jon Kenedy Azis, mewujudkan "Kabupaten 100 Festival." Nagari Katapiang terpilih sebagai lokasi, membawa angin segar dan kebanggaan bagi masyarakat setempat.
"Ini merupakan bentuk dari doa masyarakat yang terzalimi," ungkap Bahrun Rangkayo Rajo Sampono, Niniak Mamak Nagari Katapiang, Senin (14/7/2025).
Seluruh elemen masyarakat, dari niniak mamak, tokoh masyarakat, hingga kelompok seni, menyambut baik rencana ini.
Baca juga: Muncul Wacana Flyover By Pass Lubuk Begalung dan Katapiang di Padang untuk Atasi Kemacetan
Mereka bahu-membahu menyiapkan lokasi, menata tempat parkir, jalur evakuasi, hingga latihan intensif untuk penampilan seni.
Koordinasi awal antara pihak nagari dan Disdikbud berjalan mulus, dengan janji bahwa seluruh biaya akan ditanggung pemerintah daerah, dan nagari hanya perlu menyediakan lokasi serta peserta.
Antusiasme memuncak ketika promosi gencar dilakukan oleh Diskominfo Padang Pariaman.
Kabar gembira ini menyebar luas, bahkan menarik perantau dari berbagai daerah hingga mancanegara, termasuk Malaysia, untuk pulang kampung demi menyaksikan gelaran akbar yang digadang-gadang sebagai pekan budaya terbesar di Padang Pariaman.
Namun, hanya lima hari menjelang hari-H, bak petir di siang bolong, kabar buruk itu tiba.
Pada Jumat, 5 Juli 2025, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud, Ade Novalia, datang dengan kabar yang sangat mengejutkan, acara dibatalkan atas perintah istri bupati.
Baca juga: Suhatri Bur Hadiri Takbiran Bersama di Masjid Hasanudin Sabbihisma Nagari Katapiang, Batang Anai
Rajo Sampono segera menghubungi Bupati Jon Kenedy Azis (JKA) untuk klarifikasi.
Bupati membenarkan pembatalan tersebut, beralasan anggaran sebesar Rp240 juta tidak tersedia akibat efisiensi.
Sebuah alasan yang kontras dengan persetujuan anggaran sebelumnya di DPRD.
Pertemuan langsung antara perwakilan Nagari Katapiang dan Bupati JKA pada Minggu, 6 Juli 2025, tak membuahkan hasil.
Bupati JKA dengan tegas menyatakan tidak ada ruang diskusi, keputusan pembatalan sudah final.
Baca juga: Pekan Kebudayaan Nasional 2023 Hadir di Padang, Ajak Rawat Warisan Bumi dengan Penghayatan Budaya
Api Solidaritas Masyarakat Nagari Katapiang
Hati masyarakat Nagari Katapiang hancur lebur.
Segala upaya, waktu, tenaga, pikiran, dan bahkan uang yang telah dicurahkan untuk menyambut acara pemerintah ini seolah sia-sia. Namun, dari kekecewaan itu, bangkitlah semangat juang.
Tokoh masyarakat dan niniak mamak segera berunding, mengambil keputusan berani acara tetap dilanjutkan, dengan atau tanpa pemerintah.
"Kami ambil keputusan acara tetap dilanjutkan," tegas Rajo Sampono.
Dengan modal awal Rp7 juta dari hasil rapat dadakan, dana terus terkumpul berkat semangat "badoncek" (gotong royong dana) dari masyarakat setempat, perantau, dan sejumlah pengusaha sukses asal Nagari Katapiang.
Baca juga: Pameran Lukisan, di Pekan Kebudayaan Daerah Sumbar 2023, Syaifullah: Hasil dari Kurasi
Terkumpul total Rp41 juta, sebuah angka yang jauh di bawah anggaran pemerintah, namun cukup untuk mewujudkan Pekan Kebudayaan yang memadai.
Meskipun skalanya tidak sebesar rencana awal pemerintah, acara ini tetap mampu mengakomodasi kelompok seni yang sudah berlatih keras.
Mereka tak ingin membiarkan malu menimpa daerah akibat ketidakbecusan pemerintah.
Terlebih, para perantau sudah terlanjur membeli tiket pulang, bahkan beberapa sudah tiba di Katapiang.
"Kami tidak mau acara ini batal dengan alasan bahwa pemerintah tidak becus. Bikin malu saja," ujar Rajo Sampono.
Baca juga: Warga Binaan Rutan Kelas II B Kota Sawahlunto, Tampil di Pekan Kebudayaan Daerah 2022
Sukses di Tengah Badai, Pemimpin Dikecam
Ajaibnya, meski tanpa bantuan dana dari pemerintah, Pekan Kebudayaan Nagari Katapiang berjalan sukses luar biasa.
Penonton membludak, melebihi ekspektasi.
Ini adalah tamparan keras bagi pemerintah daerah, dan sekaligus bukti nyata bahwa semangat kebersamaan masyarakat jauh lebih kuat dari janji-janji politik.
Kekecewaan terhadap Bupati JKA tak surut.
Emyl Syah Rajo Panyinggahan, tokoh masyarakat lainnya, mengecam tindakan JKA yang dinilai tidak menunjukkan jiwa kepemimpinan.
Baginya, pembatalan sepihak tanpa musyawarah adalah tindakan yang tidak bijaksana.
Baca juga: Resmikan Masjid di Nagari Katapiang, Mahyeldi: Sebaik-baiknya Tempat di Muka Bumi Ini Adalah Masjid
Ia menuntut JKA untuk datang langsung ke Nagari Katapiang dan meminta maaf kepada masyarakat.
Rajo Sampono menambahkan, pemimpin Minangkabau seharusnya arif dan bijaksana, mengedepankan musyawarah mufakat.
Tanggapan Sekda dan Pengunduran Diri Pejabat
Terpisah, Sekretaris Daerah Padang Pariaman, Rudy Repenaldy Rilis, menyebut insiden ini sebagai "miss komunikasi" semata.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki "cacat administrasi" karena tidak adanya telaah Disdikbud ke Sekda.
Kadisdik disebut langsung berkomunikasi dengan Bupati dan mendapat persetujuan lisan, tanpa ada telaah staf yang resmi.
Baca juga: Daftar Desa di Kabupaten Padang Pariaman dengan Alokasi Dana Desa 2025 Terbesar dan Terkecil
Menurut Sekda, Bupati mengira kegiatan tersebut bersifat partisipatif dari dana nagari dan sponsor, bukan APBD.
Menurut Sekda tidak ada kegiatan khusus tentang Pekan budaya ini, yang ada hanya kegiatan dalam rangka pelestarian budaya, besaran dananya juga tidak sesuai antara yang dilaporkan dengan yang dicairkan oleh dinas terkait.
Sekda mengakui akan membicarakan permintaan masyarakat Nagari Katapiang untuk bertemu langsung dengan Bupati.
“Bupati rencana juga akan bertemu dengan masyarakat Nagari Katapiang, sebelum adanya pembicaraan tersebut,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Anwar, serta Kepala Bidang Kebudayaan Ade Novalia, telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai ASN, meskipun ia mengklaim alasannya bukan semata karena insiden ini.(*)
Rawat Rasa Nasionalisme Kaula Muda, Sebanyak 34 Paskibraka Padang Pariaman Dikukuhkan |
![]() |
---|
Normalisasi Sungai Batang Anai di Talao Mundam Padang Pariaman Diperpanjang hingga 500 Meter |
![]() |
---|
Bupati Padang Pariaman Sidak SDN 21 Batang Anai, Kecewa Sekolah Kotor hingga Toilet Bau Pesing |
![]() |
---|
Pemkab Padang Pariaman Dukung Tradisi Basapa sebagai Cikal Bakal Wisata Religi Berskala Nasional |
![]() |
---|
Basapa Syattariyah di Ulakan Dibagi Tiga Gelombang, Ratusan Ribu Jamaah Hadir di Padang Pariaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.