Buta Setelah Cabut Gigi

Kisah Tragis Hilangnya Cahaya di Mata Hengki: Tuduhan Malpraktik, dan Fakta Medis yang Terkuak

Dua tahun lalu, sebuah keputusan sederhana untuk mencabut gigi telah mengubah seluruh hidup Hengki Saputra (30),

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
BUTA SETELAH CABUT GIGI: Nasib tragis menimpa Hengki Saputra, 30 tahun, warga Koto Tabang, Ampalu, VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman. 

Nurhasni tak bisa menahan air mata melihat perubahan drastis pada anaknya.

Dulu, fisik Hengki prima, nafsu makannya tinggi, bahkan bisa lembur.

Kini, bayangan kebutaan yang selama ini ia takutkan, perlahan menjadi kenyataan.

Sejak kondisi kesehatannya memburuk, Hengki memutuskan kembali ke kampung halaman dan terpaksa menutup bengkel di Pekanbaru.

Baca juga: Indikasi Malpraktik Menguat, Klinik Gigi di Pariaman Sempat Beri Santunan Rp1 Juta kepada Hengki

Semangatnya belum padam. Setahun lalu, ia mencoba lagi.

Seluruh perkakas bengkelnya dibawa pulang dan ia mengontrak bangunan di Kota Pariaman, berusaha bangkit kembali.

"Saat itu mata bagian kiri sudah tidak bisa melihat sama sekali, tapi saya paksakan saja. Sampai akhirnya mata kanan ikut kabur," kisahnya.

Upaya heroiknya untuk tetap menopang ibu dan adiknya akhirnya pupus beberapa bulan terakhir.

Kedua matanya kini gelap total, tak bisa melihat apa pun.

Semua impiannya sirna. Asa untuk membahagiakan ibu dan adiknya harus ia kubur dalam-dalam.

Bahkan pernikahan pun, menurutnya, kini menjadi mustahil.

"Sudah senter dunianya yang rusak. Siapa lagi yang mau," ujarnya, dengan nada enteng seolah telah berdamai dengan takdir.

Baca juga: Polres Pariaman Hentikan Kasus Malpraktik Hengki, Kebutaan Disebabkan Tumor Bukan Cabut Gigi

Meskipun di awal, ia sering menangis dalam hati, kini ia tak punya pilihan selain menerima.

Berbagai upaya pengobatan telah ia tempuh. Total 17 emas simpanannya, hasil kerja keras selama bertahun-tahun, kini telah ludes untuk biaya pengobatan.

"Kata dokter ada masalah di saraf matanya, saya tidak ingat persis penjelasan dokternya," ujar Nurhasni, tak kuasa menahan tangis melihat tulang punggung keluarganya terbaring tak berdaya.

BUTA CABUT GIGI - Kanit II Satreskrim Polres Pariaman, Ipda Optah Jhonedi, menjelaskan hasil penyelidikan yang mengarah pada kesimpulan tersebut. Setelah serangkaian penyelidikan, Polres Pariaman memutuskan untuk menghentikan kasus dugaan malpraktik yang dilaporkan oleh ibu korban, Nurhasni, pada Januari 2025.
BUTA CABUT GIGI - Kanit II Satreskrim Polres Pariaman, Ipda Optah Jhonedi, menjelaskan hasil penyelidikan yang mengarah pada kesimpulan tersebut. Setelah serangkaian penyelidikan, Polres Pariaman memutuskan untuk menghentikan kasus dugaan malpraktik yang dilaporkan oleh ibu korban, Nurhasni, pada Januari 2025. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved