Penemuan Mayat di Batang Anai
Melihat Koyek Psikopat Pelaku Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman Dari Kacamata Ketua Pemuda
Mengingat Satria Juhanda alias Wanda, langsung saja membawa ingatan ketua pemuda setempat pada sosok yang ramah, santai dan mudah senyum.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Tetap dingin, tidak banyak bicara dan ramah kepada masyarakat.
Baca juga: Ditetapkan Tersangka Pembunuhan, Kakak Siska Minta Wanda Dihukum Maksimal agar Adiknya Tenang
1,5 tahun setelah melakukan pembunuhan pada siska dan adek, Koyek kembali memuaskan naluri pembunuhnya, dengan menghabisi nyawa Septia Adinda, sahabat dari Siska sejak masih sekolah hingga kuliah.
Pembunuhan ketiga ini ia lakukan dengan cara lebih tragis dan sadis lagi, mengingat setelah menghilangkan nyawa korban, ia memutilasi korban menjadi 10 bagian lalu, membuangnya ke aliran Sungai Batang Anai, dengan mengencer di dua Lokasi berbeda.
Kali ini perbuatannya tercium oleh polisi, setelah ada saksi mata yang melihat keduanya bepergian di hari terakhir Dinda dinyatakan hilang oleh pihak keluarga.
Semua itu baru terungkap akibat potongan tubuh yang dibuang Koyek mengapung di sepanjang aliran Sungai Batang Anai, dua hari pasca melakukan pembunuhan.
Ia berhasil diamankan pihak kepolisian, sekira pukul 02.00 WIB, Kamis (19/6/2025) di rumahnya, selesai mandi, dengan kondisi seperti tidak memiliki beban dan tenang, seperti tidak melakukan apapun.
Baca juga: Pembunuhan Berencana dan Perbarengan Tindak Pidana, Wanda Padang Pariaman Dijerat Pasal Berlapis
Seluruh latar belakang tersebut, menegaskan bahwa Koyek sudah melakukan pembunuhan berantai dalam1,5 tahun terakhir, motif sementara ia melakukan pembunuhan adalah masalah asmara dan utang piutang, menurut pihak kepolisian.
Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni, mengatakan latar belakang yang sudah terungkap ke public ini menegaskan bahwa pelaku kejahatan yang dilakukan oleh pelaku ini merupakan kejahatan yang dilakukan oleh psikopat, secara ilmu psikologis.
Berdasarkan pengamatannya ada dua hal yang menjadi ciri melekat dalam kejahatan yang dilakukan oleh psikopat, yaitu tidak memiliki empati dan tidak ada rasa bersalah.
“Dua ciri yang melekat pada kejahatan oleh psikopat ini terindikasi pula dimiliki oleh Wanda, dengan latar belakang pembunuhannya, mengubur dan memutilasi korban,” ujar erianjoni.
Hal ini dapat ia simpulkan melalui motif sementara pelaku melakukan pembunuhan, karena adanya unsur dendam, sakit hati dan merasa telah berkorban.
Baca juga: Liciknya Wanda Pelaku Pembunuhan di Padang Pariaman, Ngotot Tak Tahu Keberadaan Siska ke Polisi
Bahkan para psikopat, menurutnya memiliki kepuasan sendiri setelah melakukan perbuatannya, dengan merasa sudah melepas sakit hati dan korban patut mendapat perlakuan serupa itu.
“Psikopat ini biasanya juga akan menjalani hidup normal setelah melakukan tindakannya, bahkan ia merasa tidak bersalah. Korbanlah yang bersalah,” ujarnya.
Para pelaku kejahatan psikopat ini juga lihai dalam melakukan sandiwara dan menghilangkan jejak, untuk menutupi aksi yang sudah ia lakukan.
Seluruh hal itu sesuai dengan pernyataan masyarakat yang tidak menduga sedikitpun, bahwa wanda telah melakukan perbuatan yang sadis, namun tetap menjalankan kehidupan dengan normal di tengah masyarakat.
“biasanya perilaku serupa ini dilandasi oleh latar belakang sosial dan tontonan, baik film maupun media sosial,” tuturnya.(*)
Urutan Proses Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai yang Digelar 3 TKP di Padang Pariaman |
![]() |
---|
10 Fakta Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai Wanda di Padang Pariaman, 155 Adegan Diperagakan |
![]() |
---|
Tuntut Hukuman Mati, Keluarga Korban Hadiri Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai di Batang Anai |
![]() |
---|
FOTO Rekonstruksi Pembunuhan Berantai, Warga Penasaran Ingin Lihat Wanda |
![]() |
---|
Rekonstruksi Wanda di Pabrik Batako Batang Anai Dipadati Warga, Serukan Hukuman Seberat-beratnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.