Penemuan Mayat di Batang Anai

Kata Warga Terkait Satria Juanda Alias Koyek, Pelaku Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman

Kamis (19/6/2025) pagi di Lakuak, Sungai Buluah, Batang Anai, Padang Pariaman, masyarakat dikejutkan dengan sejumlah petugas kepolisian yang mengerubu

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Dkumentasi/Polres Padang Pariaman
KASUS PEMBUNUHAN MUTILASI- Pelaku terduga tindak pidana pembunuhan mutilasi (baju kuning) Satria Juanda alias Koyek diamankan kepolisian dari Polres Padang Pariaman, Kamis (19/6/2025). Penangkapan Koyek atas dugaan pembunuhan berantai sontak menghempas ketenangan warga, memantik tanya yang membuncah di benak mereka. 

“Panggilan itu muncul begitu saja tanpa sebab yang jelas,” katanya.

Menurut Ferdi, nama itu tak muncul dari sifat atau ciri fisik yang menonjol, sebab Koyek memang tak memiliki keduanya.

Baca juga: Pemko Bukittinggi Launching Tabungan Haji Pelajar, Wali Kota: Terobosan Baru Mendidik Anak-Anak

Dalam pergaulan sehari-hari, Ferdi mengenal Koyek sebagai sosok yang santun dan tak pernah mencampuri urusan orang lain.

“Jika duduk di lapau, biasanya hanya pesan minum, main HP lalu pergi. Tidak banyak bicara, hanya sekadar senyum,” gambarnya.

Lebih dari itu, Koyek juga cukup aktif dalam kepemudaan dan kepengurusan masjid di daerah tersebut.

Serangkaian latar belakang inilah yang membuat Ferdi sangat terkejut dengan kedatangan polisi terkait dugaan pembunuhan berantai yang dilakukan Koyek.

Bagi masyarakat setempat, penangkapan Koyek adalah sebuah kejutan yang mengguncang.

Bagaimana mungkin seorang yang pendiam, tak suka ikut campur, dan pandai bergaul, ternyata adalah seorang pembunuh berdarah dingin.

Baca juga: Kekecewaan Mendalam Bisa Picu Kebencian yang Berujung Pembunuhan Keji, Begini Penjelasan Sosiolog

Dua tahun terakhir, tak ada satupun warga yang melihat tanda-tanda perubahan pada Koyek, bahkan setelah ia diduga melakukan pembunuhan terhadap pacar dan teman pacarnya setahun lalu.

Koyek tetap menjalankan rutinitas hariannya, pergi kerja setiap malam, sesekali mampir ke lapau untuk secangkir teh atau kopi.

Kesehariannya yang tampak biasa itu kini berbalik menjadi narasi yang menyeramkan.

Ironisnya, nama Koyek bahkan kini telah menjadi pameo di kalangan anak-anak kecil, seolah menjadi penanda bagi teman yang berulah, sebuah cerminan dari peristiwa tak terduga yang menimpa kampung mereka.

Kisah Koyek, sang pemuda senyap yang menyimpan rahasia kelam, kini menjadi perbincangan, sebuah potret kompleksitas manusia yang kerap menyembunyikan sisi gelap di balik topeng keseharian.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved