Banjir di Mentawai

Banjir dan Longsor Lumpuhkan Listrik dan Internet di Sipora Selatan Kepulauan Mentawai

Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa, mengungkapkan bahwa bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sipora

Dokumentasi/Pemkab Mentawai
BANJIR DI MENTAWAI- Pendistribusikan bantuan bahan pokok di lokasi terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung sejak 11 hingga 24 Juni 2025. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa, mengungkapkan bahwa bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sipora Selatan telah menyebabkan aliran listrik dan jaringan internet di wilayah tersebut lumpuh total.

Menurut Rinto, saat ini pihak terkait tengah berupaya memulihkan akses listrik dan jaringan komunikasi yang terganggu akibat bencana tersebut.

“Sekarang yang paling krusial adalah aliran listrik dan sinyal di wilayah Sipora Selatan mati total,” kata Rinto Wardana Samaloisa kepada TribunPadang.com, Minggu (15/6/2025).

Rinto menyebutkan, pihaknya telah meminta PLN dan Telkomsel untuk segera mengambil langkah pemulihan.

“Saya sudah beberapa kali ingatkan PLN dan Telkomsel agar segera memulihkan aliran listrik dan jaringan yang terputus ini,” jelasnya.

Baca juga: 3 Jembatan Putus Akibat Bencana Banjir & Longsor di Mentawai, Merupakan Akses Vital Penghubung Desa

Ia menambahkan, keberadaan listrik dan jaringan internet sangat vital bagi masyarakat, terutama dalam situasi darurat seperti bencana.

“Warga sangat membutuhkan listrik dan jaringan untuk berkomunikasi. Seperti kejadian banjir di Dusun Sao, baru diketahui setelah tiga hari karena listrik dan sinyal di sana mati total. Informasi itu saya dapatkan ketika mengecek kondisi jembatan rusak di sekitar lokasi,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, banjir dan longsor yang terjadi pada Selasa (10/6/2025) melanda sejumlah desa di tiga kecamatan, yakni Siberut Utara, Sipora Utara, dan Sipora Selatan. Peristiwa tersebut mengakibatkan tiga jembatan ambruk.

“Iya, ada tiga jembatan yang rusak akibat banjir. Satu di Dusun Sirilanggai, Kecamatan Siberut Utara, satu di Bosua, dan satu lagi di Katiet, keduanya berada di Kecamatan Sipora Selatan,” ungkap Rinto.

Baca juga: 3 Kecamatan di Mentawai Dilanda Banjir dan Longsor, Sejumlah Titik Terdampak Didirikan Dapur Umum

Ia menambahkan, pihaknya telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kepulauan Mentawai untuk segera meninjau lokasi dan melakukan penanganan.

“Kami sudah instruksikan PUPR untuk melakukan pengecekan. Antara Senin atau Selasa, tim akan turun ke lapangan. Untuk jembatan di Katiet, saat ini sudah mulai diperbaiki,” ucapnya.

Rinto menyebut, ketiga jembatan tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan antar-desa di wilayah terdampak.

“Jembatan-jembatan ini sangat penting untuk konektivitas masyarakat. Saat ini kondisi warga mulai berangsur normal,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 14 hari, terhitung sejak 11 hingga 24 Juni 2025.

Baca juga: Jadwal Kapal Mentawai Fast Senin 16 Juni - Minggu 22 Juni 2025, Berikut Daftar Rute Keberangkatan

“Benar, kami menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan, mulai 11 Juni. Ini berkaitan dengan bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Siberut Utara, Sipora Utara, dan Sipora Selatan,” jelas Rinto.

Selama masa tanggap darurat, Pemkab Mentawai telah mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan bahan pokok ke sejumlah wilayah terdampak.

“Begitu bencana terjadi, kami langsung melakukan mitigasi ke sejumlah lokasi, mendistribusikan bantuan makanan, dan mendirikan dapur umum,” ujarnya.

Distribusi bantuan, kata Rinto, sudah dimulai dua hari lalu dan akan terus dilanjutkan selama masa tanggap darurat.

“Distribusi sudah dilakukan sejak dua hari lalu. Kami pastikan seluruh warga terdampak mendapat bantuan,” tegasnya.

Rinto mengungkapkan, bencana tersebut menyebabkan sekitar 900 kepala keluarga (KK) di tiga kecamatan mengungsi. Meski begitu, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

“Data pasti masih diverifikasi, namun sementara ini diperkirakan sekitar 900 KK terdampak. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” ungkapnya.

Selain penyaluran bantuan, Pemkab Mentawai juga tengah melakukan pembersihan material banjir dan longsor.

“Saat ini, proses pembersihan masih berlangsung di lokasi-lokasi terdampak,” ujar Rinto.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai.

“Kami mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan, baik yang beraktivitas di darat maupun di laut,” pungkasnya.

(Muhamad Afdal Afrianto)


 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved