BBPOM Padang Tangani 6 Kasus KLB Keracunan Pangan di 2024, Mayoritas Akibat Bakteri Berbahaya
Balai Besar Pengawasan dan Makanan (BBPOM) di Padang telah melakukan penanganan kejadian luar biasa keracunan pangan sebanyak enam kasus selama tahun
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Balai Besar Pengawasan dan Makanan (BBPOM) di Padang telah melakukan penanganan kejadian luar biasa keracunan pangan sebanyak enam kasus selama tahun 2024.
Dalam penanganan KLB Keracunan Makanan, BBPOM bekerja sama dengan pemerintah kabupaten kota di Sumbar dalam melakukan investigasi dan mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Dari 6 kasus KLB tersebut, 22 sampel diperiksa ditemukan bakteri penyebab keracunan tersebut adalah Staphylococcus, E. coli dan Bacillus Cereus.
Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Padang Hilda Murni mengungkapkan bahwa kasus Keracunan Luar Biasa (KLB) pangan di Sumatera Barat selalu ditemukan sejak 2014 hingga 2024.
Penyebab utama keracunan tersebut adalah bakteri Staphylococcus dan E. coli.
Baca juga: 73 Warga Sikakap Mentawai Sumbar Keracunan Usai Makan Ikan Tongkol
"Kasus keracunan pangan selalu meningkat. Dari data kami, 80 persen penyebab keracunan adalah bakteri, terutama Staphylococcus dan E. coli," kata Hilda, Senin (16/12/2024).
Hilda mengatakan bakteri Staphylococcus ditemukan pada tangan dan kulit manusia, sedangkan bakteri E. coli terdapat pada feses manusia dan hewan.
Bisa jadi pedagang atau penjemah makanan itu sebelum memproduksi makanan tidak mencuci tangan dengan bersih.
Faktor lainnya karena menggunakan fasilitas toilet yang tidak memadai sehingga bakterinya tidak mati dan terjadi penyebaran bakteri tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Pendidikan untuk mencegah kasus serupa di sekolah. Edukasi dan peningkatan kebersihan menjadi kunci untuk mengurangi risiko keracunan," tambahnya.
Baca juga: Puluhan Jemaah di Kediri Keracunan Usai Konsumsi Camilan Tak Berlabel Kedaluwarsa
Hilda mengatakan BPOM Padang telah melakukan edukasi di 11 sekolah di Padang, mencakup SD, SMP, dan SMA.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam mengolah dan menyajikan makanan yang aman.
"Nah intinya, kita berharap yang pembuat makanan itu dan yang menjual makanan itu memang harus meningkatkan hygienist terkait hal ini, pangan jajanan ataupun pangan siap saji," katanya.
Dari data BBPOM Padang, kasus KLB keracunan pangan tahun 2023 ditemukan sebanyak 7 kasus dan 18 sampel diperiksa. Tahun 2022 ditemukan 3 kasus dan 5 sampel diperiksa. Tahun 2021 ditemukan 2 kasus dan 6 sampel diperiksa. (*)
Jelang Nataru, Balai BPOM di Padang Temukan 14 Sarana Masih Pajang Produk Rusak |
![]() |
---|
Balai BPOM: Pangan Berbahaya di Sumbar Turun Drastis, Kurang dari 5 Persen |
![]() |
---|
Jelang Perayaan Nataru, BBPOM Padang Temukan Ratusan Produk Pangan Ilegal, Rusak, dan Kadaluwarsa |
![]() |
---|
Obat dan Makanan Berbahaya Masih Ditemukan, BBPOM dan Komisi IX DPR RI Sosialisasi di Bukittinggi |
![]() |
---|
BBPOM Padang Masih Temukan 298 Pieces Produk Kedaluarsa saat Pengawasan Pangan Selama Ramadan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.