Berita Populer Padang

POPULER PADANG: Warga Protes Polisi Razia di Lubeg dan Orasi UKM PHP Unand Mendadak Disetop Kampus

Simak sejumlah berita populer Padang yang menarik dibaca setelah tayang dalam 24 jam terakhir di TribunPadang.com

Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Alfian, bersama dengan Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Mochammad Rosidi, saat mendatangi warga di Jalan By Pass, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (6/8/2024). 

"Direktur Kemahasiswaan menyebut 'kita kan demokrasi'. Saya jawab lagi 'inilah bentuk demokrasi, jangan bapak bungkam kami'," tambah dia.

Habli bilang, setelahnya stand BAKTI UKM PHP digusur, termasuk alat-alat atribut aksi oleh satpam yang diperintah Direktur Kemahasiswaan itu.

"Kami tidak diperbolehkan ikut bakti besok dan Kamis. Dan yang kami sangat berang karena bendera kami juga diambil dan tidak dikembalikan. Sepihak dan memaksa," pungkasnya.

Jawaban Pimpinan Unand

Sekretaris Universitas Andalas Aidinil Zetra mengatakan bahwa kegiatan BAKTI sudah jelas ada agenda dan rundown-nya.

Adapun salah satu rundown kegiatannya ialah pengenalan organisasi kemahasiswaan, BEM, termasuk UKM.

Baca juga: Tahun Ini Pemkab Solok Selatan Terima 615 Mahasiswa KKN dari Unand dan UIN Imam Bonjol

Hanya saja, kata Aidinil, slot waktu yang diberikan kepada UKM PHP ternyata bukan diisi dengan materi tentang organisasi kemahasiswaan, melainkan untuk berorasi.

Kata dia, Unand selama ini memberikan dan menjunjung tinggi kebebasan berpendapat kepada mahasiswa.

Kebebasan berpendapat ini diyakini Unand, termasuk pimpinan kampus merupakan hak bagi mahasiswa untuk menyampaikan ide, gagasan dan kritik.

"Tapi perlu diingat juga bahwa kebebasan itu tidak tanpa batas. Jadi jika ada tempat, ada slot waktu untuk Ormawa itu tidak digunakan untuk orasi, menyampaikan melainkan pendapat yang berbeda. Kita sedang menyosialisasikan nilai-nilai Unand, organisasi kemahasiswaan yang bisa diikuti, dan sebagainya. Bukan menyampaikan opini, pendapat yang sulit untuk dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Aidinil melalui sambungan telepon.

Baca juga: Pemkab Solok Selatan Sambut Kedatangan Mahasiswa KKN Unand dan UIN Imam Bonjol

Atas dasar tersebut, lanjut Aidinil, panitia menghentikan penampilan UKM PHP yang dianggap sudah diluar konteks, di luar rundown acara yang telah disusun.

Ia menegaskan bahwa sikap Unand tetap menghargai perbedaan pendapat, tetapi ada tempatnya.

"Misalnya mahasiswa ingin menyampaikan pendapat, demo, membuat acara khusus untuk orasi, itu tidak masalah, tidak akan diintervensi, tidak akan diganggu dan sebagainya, tapi jangan menganggu orang lain, jangan menggangu kegiatan yang sudah disusun sedemikian rupa. Jadi, saling menghormati itu penting. Kemudian, termasuk juga melontarkan kata-kata yang dapat dipertanggungjawabkan," imbuh dosen di Departemen Ilmu Politik FISIP Unand ini.

UKM PHP menurutnya adalah organisasi yang menggali ide-ide, gagasan, dan kritis. Namun, menurutnya yang ditampilkan UKM PHP saat BAKTI ialah menyampaikan opini.

"Kalau di mimbar bebas, silahkan. Sedangkan waktu diberikan saat BAKTI ialah untuk memperkenalkan organisasinya, siapa pengurusnya, visinya apa, kemudian program kerjanya apa, itu kan harus disampaikan. Bukan beropini, orasi dan sebagainya," tambah dia.

Baca juga: FIB Unand Gelar Festival Teater Mahasiswa se-Sumatera Barat Tahun 2024

Di samping itu, berkaitan dengan ancaman yang dilontarkan Direktur Kemahasiswaan terkait pencabutan SK UKM PHP, Aidinil bilang hal itu merupakan luapan emosi.

Menurutnya, untuk mencabut atau membatalkan SK perlu pertimbangan lebih. "Kita juga mungkin tidak akan sampai ke situ (mencabut SK UKM PHP). Pak Rektor akan mempertimbangkan itu secara bijak," ujarnya.

Ia menambahkan, meski penampilan UKM PHP saat BAKTI ada kesalahan, tidak serta merta SK UKM PHP dicabut atau UKM PHP dibubarkan.

"Pak Rektor itu saya kita pimpinan yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, kebebasan menyampaikan ide, kritik dan sebagainya. Masalahnya cuman tempat, situasi dan slot waktu, tema, kemudian materi itu yang tidak tepat. Bukan disitu tempatnya," pungkasnya.(*)


 
 
 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved