Berita Populer Padang

POPULER PADANG: Warga Protes Polisi Razia di Lubeg dan Orasi UKM PHP Unand Mendadak Disetop Kampus

Simak sejumlah berita populer Padang yang menarik dibaca setelah tayang dalam 24 jam terakhir di TribunPadang.com

Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Alfian, bersama dengan Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Mochammad Rosidi, saat mendatangi warga di Jalan By Pass, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (6/8/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Simak sejumlah berita populer Padang yang menarik dibaca setelah tayang dalam 24 jam terakhir di TribunPadang.com

Pertama, masyarakat Kota Padang protes setelah seorang pengendara bernama Ririn diduga terjatuh saat giat patroli hunting oleh Polisi Lalu Lintas (Polantas) di Jalan By Pass, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, pada Selasa (6/8/2024).

Masyarakat ramai berada di dekat Jembatan Pampangan. Selain itu, masyarakat sempat menutup akses jalan karena tidak terima adanya salah satu pengendara terjatuh.

Selanjutnya, penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik (UKM PHP) Universitas Andalas saat acara Bimbingan Aktivitas Kemahasiswaan Dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI) dihentikan oleh pihak kampus, Selasa (6/8/2024).

UKM PHP yang merupakan organisasi pergerakan menampilkan aksi orasi terkait korupsi didepan mahasiswa baru Unand.

Simak lebih lengkap dengan baca artikel berikut ini:

1. Heboh! Warga di Padang Protes Keras, Pengendara Motor Terjatuh Saat Razia, Polisi Bantah Tendang

Masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat, protes setelah seorang pengendara bernama Ririn diduga terjatuh saat giat patroli hunting oleh Polisi Lalu Lintas (Polantas) di Jalan By Pass, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, pada Selasa (6/8/2024).

Aksi polisi yang membuat pengendara jatuh memicu kemarahan warga. Aksi protes pun pecah, dengan warga menutup akses jalan dan menuding petugas telah melakukan tindakan kekerasan.

Pantauan TribunPadang.com terlihat masyarakat ramai berada di dekat Jembatan Pampangan. Selain itu, masyarakat sempat menutup akses jalan karena tidak terima adanya salah satu pengendara terjatuh.

Selain masyarakat, terlihat adanya jajaran Satlantas Polresta Padang dan jajaran Polsek Lubuk Begalung. Hadir juga Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Alfin, dan Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Mochammad Rosidi.

Korban selanjutnya dibawa Klinik Pratama Tyara Bunda Jalan Pampangan, Kelurahan Pampangan Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang.

Baca juga: VIRAL di Media Sosial Keributan Antar Warga Bypass Lubeg Padang dengan Polisi, Berawal dari Razia

Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Alfian, bersama dengan Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Mochammad Rosidi, saat mendatangi warga di Jalan By Pass, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (6/8/2024).
Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Alfian, bersama dengan Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Mochammad Rosidi, saat mendatangi warga di Jalan By Pass, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (6/8/2024). (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Pengendara tersebut bernama Ririn yang merupakan karyawan Klinik Pratama Tyiara Bunda. Ia mengalami luka di bagian kaki sebelah kanan, dan lutut kanannya.

Untuk meredam adanya aksi penutupan akses jalan, petugas Satlantas Polresta Padang bersama dengan Polsek Lubuk begalung mencoba menenangkan masyarakat.

Bahkan, petugas menghubungi langsung korban yang sedang berada di Klinik untuk mengkonfirmasi apakah ada petugas melakukan pelanggaran pada saat razia, sehingga membuat pengendara tersebut terjatuh.

Pada pukul 11.55 WIB korban dirujuk ke Semen Padang Hospital untuk diperiksa dan dirawat lebih lanjut.

Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa diduga personel Satlantas Polresta Padang menyerempet pengendara yang tidak menggunakan helm tersebut saat berkendara.

Baca juga: Anggota DPR Rezka Oktoberia Minta Bawaslu Tindak Tegas Politik Uang di Pilkada 2024 Pasaman Barat

"Memang pengendara tersebut salah, tidak memakai helm. Saat ini sudah dibawa ke Klinik Pratama Tyiara Pampangan," ujar seorang warga yang berada di lokasi kejadian.

Sementara itu, Ririn mengatakan setelah kejadian kakinya mengalami sakit akibat luka lecet. "Ditendang tidak, saya sedang berkendara di jalan aspal," katanya.

Ia mengakui, tidak memakai helm dan berputar arah dengan melawan arus dikarenakan adanya razia yang dilakukan petugas Satlantas Polresta Padang.

Kasat Lantas Polresta Padang, Kompol Alfin, mengatakan sekitar pukul 10.00 WIB anggota melakukan kegiatan patroli. Kemudian ada yang menginformasikan adanya masyarakat diduga terjatuh saat diberhentikan oleh personel akibat dikejar.

Baca juga: Nyamar jadi Pembeli, Polisi Ciduk Pelajar SMA yang Diduga Pengedar Narkoba di Padang Sumbar

"Akibatnya menimbulkan banyak masa yang datang. Kemudian diinformasikan juga katanya ditinggal Polisi masyarakat yang jatuh tersebut," kata Kompol Alfin.

Kata dia, ada dua personel Satlantas Polresta Padang yang melintas dan melihat adanya kecelakaan tersebut. Namun, pada saat hendak menolong sudah dihadang oleh masyarakat.

"Bahkan personel didorong oleh oknum masyarakat, sehingga tidak bisa untuk menolong. Kemudian setelah itu, saya bersama dengan Kapolsek Lubuk begalung mendatangi lokasi kejadian," ujarnya.

Ia mencoba berbicara dengan saksi-saksi yang melihat diduga adanya petugas menendang ataupun pengendara tersebut. Setelah itu, dilakukan konfirmasi kepada korban yang terjatuh.

"Dari percakapan dengan korban, yang bersangkutan tidak ada yang menendangnya, tiba-tiba langsung terjatuh. Perlu diketahui, pengendara ini melanggar dengan berkendara lawan arah dan tidak menggunakan helm," sebutnya.

Baca juga: Minta Keterangan, Polda Sumbar Datangi Rumah Korban Dugaan Penganiayaan Polisi di Polsek Kuranji

Kompol Alfin menyebutkan keterangan korban sudah diminta, dan menyatakan tidak ada ditendang ataupun dipepet oleh petugas kepolisian. Untuk Sementara, pihaknya masih mendalami lagi keterangan yang ada.

"Korbannya mengalami luka ringan. Tadi juga personel yang dihadang oleh warga, mungkin karena emosi karena banyak berita dan video bedarar, sehingga dipukul helmnya," pungkasnya.

 

2. Orasi UKM PHP di BAKTI Unand Mendadak Disetop, Isu Korupsi Dianggap Tak Pantas Disampaikan

Penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik (UKM PHP) Universitas Andalas saat acara Bimbingan Aktivitas Kemahasiswaan Dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI) dihentikan oleh pihak kampus, Selasa (6/8/2024).

UKM PHP yang merupakan organisasi pergerakan menampilkan aksi orasi terkait korupsi didepan mahasiswa baru Unand.

UKM PHP Unand dalam siaran persnya menilai isu korupsi di Universitas Andalas ini harus dikawal dan disuarakan, dan mahasiswa baru harus kritis akan kasus saat ini.

Sehingga sesuai dengan tujuan UKM PHP Unand dalam hal pendidikan hukum dan politik kepada mahasiswa dan masyarakat sekitar.

Penampilan di batch 1, UKM PHP mengangkat isu kasus korupsi dana kemahasiswaan yang sudah terbukti secara hukum, yang hingga saat ini dinilai berjalan tidak transparan.

Baca juga: Profil Nanda Satria, Caleg DPRD Sumbar Terpilih dari NasDem, Alumnus Hubungan Internasional Unand

Akan tetapi di tengah penampilan orasi kami dibungkam, UKM PHP di suruh berhenti dan atribut yang di gunakan telah dirampas secara paksa.

Ketua UKM PHP Unand, Habli Alhakki membeberkan, mulanya jelang penampilan, segala persiapan sudah dicek oleh panitia BAKTI.

"Kami persiapan demo untuk penampilan di Bakti UKM PHP Unand. Sebelum masuk ke penampilan, persiapan-persiapan itu di cek, spanduk di cek, katanya tidak boleh menggunakan kata-kata SARA. Kami sempat bersitegang dengan panitia karena spanduk kami dinilai ada kalimat yang mengandung SARA, dan kami membantah itu," kata Habli kepada TribunPadang.com.

Akhirnya, UMM PHP tampil di depan mahasiswa baru. Hanya saja saat penampilan, ujarnya, tiba-tiba satpam mengusir secara paksa, spanduk yang dibawa direbut paksa secara sepihak, dan personel PHP diusir keluar dari ruangan.

Lalu Habli bilang ia dipanggil direktur kemahasiswaan. Akhirnya, ia bertemu dan merasa disudutkan.

Baca juga: Jalan Moh Hatta Arah Kampus Unand Banyak Berlubang, PUPR Padang:Tunggu Perbaikan dari Balai Jalan

Direktur Kemahasiswaan, kata Habli mempertanyakan kenapa UKM PHP mengangkat tema yang tidak sesuai, dan menyampaikannya kepada mahasiswa baru Unand.

"Lalu saya bantah karena memang basis kami organisasi pergerakan, yang kami bahas tentang pergerakan, tentang korupsi, dan seharusnya semua orang harus tahu, masyarakat Unand harus tahu, terutama mahasiswa harus tahu, kami menuntut transparansi dan hak-hak mahasiswa terhadap akibat tindak korupsi ini," kata dia.

Kemudian, Habli menuturkan saat ia berbicara dengan Direktur Kemahasiswaan tiba-tiba satpam mendorong dan mengusirnya.

Ia selanjutnya kembali ke stand UKM PHP di depan Auditorium Unand. Tiba-tiba satpam dan Direktur Kemahasiswaan tiba, dan kembali menyampaikan tak sepatutnya UKM PHP membahas isu tersebut kepada mahasiswa baru.

"Lalu saya jawab, Undang-undangnya kan ada, kami bebas bersuara, ada konstitusi yang mengatur. Bapak ini sempat mengancam kami, kalau SK PHP bakal dicabut, PHP bakal dibubarkan, dan disitu saya sempat disudutkan, saya sempat ditanya prodi apa fakultas apa. Saya jawab 'ini kebebasan kami bersuara'," ungkap Habli.

Baca juga: Jalan Moh Hatta Arah Kampus Unand Banyak Berlubang, PUPR Padang:Tunggu Perbaikan dari Balai Jalan

"Direktur Kemahasiswaan menyebut 'kita kan demokrasi'. Saya jawab lagi 'inilah bentuk demokrasi, jangan bapak bungkam kami'," tambah dia.

Habli bilang, setelahnya stand BAKTI UKM PHP digusur, termasuk alat-alat atribut aksi oleh satpam yang diperintah Direktur Kemahasiswaan itu.

"Kami tidak diperbolehkan ikut bakti besok dan Kamis. Dan yang kami sangat berang karena bendera kami juga diambil dan tidak dikembalikan. Sepihak dan memaksa," pungkasnya.

Jawaban Pimpinan Unand

Sekretaris Universitas Andalas Aidinil Zetra mengatakan bahwa kegiatan BAKTI sudah jelas ada agenda dan rundown-nya.

Adapun salah satu rundown kegiatannya ialah pengenalan organisasi kemahasiswaan, BEM, termasuk UKM.

Baca juga: Tahun Ini Pemkab Solok Selatan Terima 615 Mahasiswa KKN dari Unand dan UIN Imam Bonjol

Hanya saja, kata Aidinil, slot waktu yang diberikan kepada UKM PHP ternyata bukan diisi dengan materi tentang organisasi kemahasiswaan, melainkan untuk berorasi.

Kata dia, Unand selama ini memberikan dan menjunjung tinggi kebebasan berpendapat kepada mahasiswa.

Kebebasan berpendapat ini diyakini Unand, termasuk pimpinan kampus merupakan hak bagi mahasiswa untuk menyampaikan ide, gagasan dan kritik.

"Tapi perlu diingat juga bahwa kebebasan itu tidak tanpa batas. Jadi jika ada tempat, ada slot waktu untuk Ormawa itu tidak digunakan untuk orasi, menyampaikan melainkan pendapat yang berbeda. Kita sedang menyosialisasikan nilai-nilai Unand, organisasi kemahasiswaan yang bisa diikuti, dan sebagainya. Bukan menyampaikan opini, pendapat yang sulit untuk dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Aidinil melalui sambungan telepon.

Baca juga: Pemkab Solok Selatan Sambut Kedatangan Mahasiswa KKN Unand dan UIN Imam Bonjol

Atas dasar tersebut, lanjut Aidinil, panitia menghentikan penampilan UKM PHP yang dianggap sudah diluar konteks, di luar rundown acara yang telah disusun.

Ia menegaskan bahwa sikap Unand tetap menghargai perbedaan pendapat, tetapi ada tempatnya.

"Misalnya mahasiswa ingin menyampaikan pendapat, demo, membuat acara khusus untuk orasi, itu tidak masalah, tidak akan diintervensi, tidak akan diganggu dan sebagainya, tapi jangan menganggu orang lain, jangan menggangu kegiatan yang sudah disusun sedemikian rupa. Jadi, saling menghormati itu penting. Kemudian, termasuk juga melontarkan kata-kata yang dapat dipertanggungjawabkan," imbuh dosen di Departemen Ilmu Politik FISIP Unand ini.

UKM PHP menurutnya adalah organisasi yang menggali ide-ide, gagasan, dan kritis. Namun, menurutnya yang ditampilkan UKM PHP saat BAKTI ialah menyampaikan opini.

"Kalau di mimbar bebas, silahkan. Sedangkan waktu diberikan saat BAKTI ialah untuk memperkenalkan organisasinya, siapa pengurusnya, visinya apa, kemudian program kerjanya apa, itu kan harus disampaikan. Bukan beropini, orasi dan sebagainya," tambah dia.

Baca juga: FIB Unand Gelar Festival Teater Mahasiswa se-Sumatera Barat Tahun 2024

Di samping itu, berkaitan dengan ancaman yang dilontarkan Direktur Kemahasiswaan terkait pencabutan SK UKM PHP, Aidinil bilang hal itu merupakan luapan emosi.

Menurutnya, untuk mencabut atau membatalkan SK perlu pertimbangan lebih. "Kita juga mungkin tidak akan sampai ke situ (mencabut SK UKM PHP). Pak Rektor akan mempertimbangkan itu secara bijak," ujarnya.

Ia menambahkan, meski penampilan UKM PHP saat BAKTI ada kesalahan, tidak serta merta SK UKM PHP dicabut atau UKM PHP dibubarkan.

"Pak Rektor itu saya kita pimpinan yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, kebebasan menyampaikan ide, kritik dan sebagainya. Masalahnya cuman tempat, situasi dan slot waktu, tema, kemudian materi itu yang tidak tepat. Bukan disitu tempatnya," pungkasnya.(*)


 
 
 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved