Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Batu-Batu Besar di Aliran Lahar Gunung Marapi bakal Diledakkan untuk Cegah Galodo

Batu-batu besar yang berada di sekitar aliran lahar Gunung Marapi bakal diledakkan untuk mencegah kembali terjadinya banjir bandang atau galodo

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
Suasana pasca banjir lahar dingin ditemukan di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Senin (13/5/2024). 

Selain itu, ia juga agar rambu zona bahaya serta alat pemantau curah hujan dan ketinggian muka air sungai dipasang.

"Mohon pembangunan sabo dam itu dikawal, tahun ini sampai tahun depan bisa 25 sabo dam bersama Kementerian PUPR, ini bagian dari infrastruktur mitigasi di aliran lahar dingin," kata dia. 

Penguatan kesiapsiagaan, mitigasi, dan peringatan dini tersebut merupakan bagian dari amanah UU Nomor 24 Tahun 2007 di mana penanggulangan bencana meliputi upaya prabencana dan pascabencana. 

Tahap prabencana tersebut meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan peringatan dini. 

Hal tersebut dinilai menjadi kunci guna mengurangi risiko bencana di masa mendatang termasuk dalam upaya meminimalisir dampak korban jiwa.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Pembangunan Jalan dan Jembatan Dikebut di Area Terdampak Banjir Bandang Sumbar

Pembuatan sistem peringatan dini tersebut sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan oleh BMKG.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam rapat, mengatakan perlu adanya sistem peringatan dini bencana banjir bandang atau galodo langsung di masyarakat.

Sebab, kata dia peringatan dini yang selama ini ada dan dikeluarkan BMKG hanya terkait dengan peringatan dini hujan. 

"Sebelum terbangunnya sabo dam hujannya harus terus dimonitor peringatan dini yang kami sampaikan adalah peringatan dini hujan dan ini tidak terkait dengan peringatan dini banjir lahar jadi harus ada alat untuk mengukur tinggi muka air di sungai aliran lahar, seperti bentang kabel jadi kalau sudah terputus sirine akan berbunyi dan itu dipasang di hulu atas," kata Dwikorita. 

Ia mengatakan setelah melakukan analisa di wilayah Sumatra Barat, ditemukan bahwa meskipun musim kemarau namun wilayah Sumatra Barat tetap hujan.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Pembangunan Jalan dan Jembatan Dikebut di Area Terdampak Banjir Bandang Sumbar

Sehingga, lanjut dia, diperlukan penanganan jangka panjang secara permanen berupa kesiapsiagaan dan mitigasi guna mengantisipasi bencana serupa terulang lagi. 

"Karena memang di sekitar kaki Gunungapi Marapi banyak pertemuan sungai, bahkan hingga tiga sungai maka ini perlu ditangani dengan kesiapsiagaan dan mitigasi jangka panjang ini menjadi ancaman berikutnya dikhawatirkan lebih besar kami tidak menakuti tapi ini harus ditangani bersama, apabila tidak ada hujan insyaAllah aman," kata Dwikorita.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved