Citizen Journalism

Opini Membaca Dunia Lewat Bahasa: Perspektif Multidimensional

Membaca dunia melalui bahasa adalah membuka pintu menuju pemahaman yang lebih membuka pintu

Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Ilustrasi: Seseorang sedang membaca kali ini ayat suci, berikut tafsirnya. 

 

Misalnya, orang-orang yang menggunakan banyak kata untuk menggambarkan salju, seperti dalam bahasa Eskimo-Aleut, dapat melihat dan memahami lebih baik nuansa salju daripada orang-orang yang hanya menggunakan satu atau dua kata untuk menggambarkannya (Revita, 2024a).

 

Kali ini menunjukkan, bahwa bahasa tidak hanya menggambarkan tetapi juga membentuk apa yang terjadi.

 

Dalam kaitannya dengan Bahasa dan Kekuasaan, bahasa dapat dilihat dari sudut pandang sosial. Dari sudut pandang ini, bahasa memiliki peran dalam membentuk hubungan sosial dan struktur kekuasaan.

 

Menurut filsuf Prancis Michel Foucault (1961), bahasa dan wacana adalah alat untuk mengontrol dan mempertahankan kekuasaan. Menurutnya, norma sosial dibentuk dan dijaga melalui bahasa, dan kekuasaan dapat dipertahankan melalui pengendalian bahasa.

 

Misalnya, istilah-istilah yang digunakan dalam politik dan media sering kali memiliki arti yang dapat memengaruhi pendapat publik dan cara orang melihat masalah tertentu. Dalam situasi tertentu, penggunaan istilah teroris dibandingkan dengan pejuang kebebasan dapat mengubah perspektif masyarakat terhadap kelompok yang sama.

 

Ini menunjukkan bagaimana bahasa dapat memiliki kekuatan besar untuk mengubah dunia sosial. Dari perspektif budaya, bahasa menunjukkan identitas (Revita, 2008) dan prinsip suatu masyarakat.

 

Setiap bahasa memiliki sejarah, tradisi, dan perspektif yang berbeda. Keanekaragaman bahasa di Indonesia, seperti Bahasa Minang, Jawa, Sunda, dan Batak menunjukkan kekayaan budaya dan identitas yang beragam.

 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved