Mogok Kerja di Pariaman
Pasukan Oranye Mogok, Puluhan Ton Sampah Belum Terangkut di Kota Pariaman
Dampak dari aksi mogok pasukan oranye, puluhan ton sampah di Kota Pariaman belum terangkut hingga pukul 12.00 WIB, Rabu (1/5/2024).
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Dampak dari aksi mogok pasukan oranye, puluhan ton sampah di Kota Pariaman belum terangkut hingga pukul 12.00 WIB, Rabu (1/5/2024).
Terlihat di sepanjang jalan kawasan Balai Kota Pariaman, banyak sampah teronggok di trotoar jalan.
Beberapa sampah yang teronggok itu, juga sampai ke badan jalan terbawa angin, hingga mengganggu pengguna jalan.
Kepala Dinas Perkim Lingkungan Hidup Kota Pariaman, Feri Andri, mengatakan, sejak pagi belum ada sampah yang diangkut oleh petugas kebersihan.
Ia memperkirakan ada sebanyak 15 ton hingga 20 ton sampah yang saat ini tersebar di Kota Pariaman, belum terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir.
Baca juga: Warga Pariaman Ditemukan Meninggal Tergantung di Kusen Pintu, Diduga Akibat Sakit Tak Kunjung Sembuh
"Kira-kira sebanyak itu. Tapi kami tadi sudah menemui para petugas yang mogok dan minta untuk melanjutkan pekerjaannya hari ini," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Sebanyak tujuh unit truck dan 12 becak pengangkut sampah mogok di Halaman Balai Kota Pariaman, puluhan ton sampah berserakan, Rabu (1/5/2024).
Para petugas kebersihan ini (pasukan oranye), melakukan aksi mogok sejak pagi hari, sehingga puluhan ton sampah yang biasanya mereka angkut masih bertumpuk di jalanan Kota Pariaman.
Seorang petugas kebersihan yang ikut serta, Zikra, mengatakan aksi mogok ini terjadi karena adanya penurunan biaya operasional untuk setiap kendaraan.
"Awalnya uang operasional BBM itu 20 liter per trip untuk Truck, menjadi 12 liter. Sedangkan becak yang biasanya 10 liter per trip, jadi 7 liter per trip," ujarnya.
Baca juga: Pikap Tabrak Truk Parkir di Pariaman, Pengemudi dan Penumpang Luka-luka
Pengurangan itu menurut Zikra berdampak pada kesejahteraan petugas kebersihan.
Dimana petugas kebersihan di Kota Pariaman, sebelumnya menjadikan kelebihan uang BBM tersebut untuk menjadi tambahan belanja mereka.
"Soalnya untuk gaji masih belum mencukupi, jadi biasanya dari kelebihan uang bensin ini kami manfaatkan," ujarnya.
Namun, dengan adanya penurunan ini, para petugas tidak bisa lagi mendapatkan kelebihan untuk kesejahteraan mereka.
Sampai saat ini para petugas masih duduk di halaman kantor Balaikota, kendati sudah ditemui oleh Kepala Dinas Perkim LH, mereka masih belum melanjutkan pekerjaan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.