Ramadan 2024
Masjid Taqwa Muaro Sijunjung, Awal Pembangunan Dikerjakan oleh Narapidana Lapas di Tahun 1965
Masjid Taqwa Muaro Sijunjung memiliki cerita yang unik di balik pembangunannya di masa lalu.
Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Masjid Taqwa Muaro Sijunjung memiliki cerita yang unik di balik pembangunannya di masa lalu.
Proses pembangunan masjid ini dikerjakan oleh narapidana Lapas Muaro Sijunjung sekitar tahun 1965.
Masjid Taqwa terletak di pinggir jalan M.Yamin Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung.
Berlokasi di jantung kawasan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Sijunjung, menjadikan Masjid Taqwa sebagai tempat ibadah favorit bagi kalangan aparatur, abdi negara, berbagai kantor dan lembaga pemerintahan.
Pantaun TribunPadang.com saat berkunjung di Masjid Taqwa, Minggu (17/3/2024), terlihat masjid ini terdiri dari dua lantai, dan dibagian atas dilengkapi sebuah kubah besar.
Baca juga: Salat Tarawih di Masjid Baiturrahmah Padang, Bacakan Satu Juz Alquran Tiap Malam
Sisi belakang terdapat tempat berwudu yang cukup luas, lantai keramik, serta didukung beberapa tempat beristirahat untuk para masyarakat yang sedang dalam perjalanan, atau musafir.
Bangunan dilapisi cat berwarna cream dan coklat serta tempat parkir yang luas mampu menampung ratusan kendaraan.
Terdengar suara lantunan doa dan ayat pendek di lantai satu yang merupakan tempat mengaji (TPQ), didikan subuh, pesantren ramadan dan kegiatan lainnya.
Sementara lantai dua tampak para jamaah menjalankan ibadah salat dan wirid pengajian yang telah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) terpasang tiap sudut masjid ini.
Wakil Ketua Pengurus Masjid Taqwa, Bujishar menjelaskan sejarah pendirian masjid Taqwa yang berasal dari Surau Dagang.
Baca juga: PMI Sijunjung Bantu Korban Banjir dan Longsor di Pessel, Berasal dari Masyarakat hingga OPD

Masjid Taqwa Muaro Sijunjung pertama kali dibangun sekitar tahun 1965 dan itu pun dahulunya hanya berupa surau (mushalla) kecil yang bernama Surau Dagang dirintis oleh H.Suut, kemudian dilanjutkan oleh H.Masyur.
Pengerjaan bangunannya kala itu dilakukan oleh para narapidana Lapas Muaro Sijunjung.
Pada tahun 1985 kemudian datang bantuan dari seorang pengusaha asal Sijunjung bernama Syarifuddin kemudian kontruksinya disempurnakan menjadi sebuah masjid dua lantai.
Selaku donatur utama Syarifuddin kala itu menyalurkan bantuan biaya pembangunan mencapai Rp150 juta.
Seiring waktu proses pembangunan terus dilkukan dan pihak pengurus terus berupaya berjuang mencari dan mengumpulkan sumber-sunber dana dari para donatur dan sumbangan para jamaah juga termasuk Pemerintah Kabupaten Sijunjung.
Baca juga: Jemput Aspirasi Warga, 20 Tim Safari Ramadan Kunjungi 40 Mesjid se Kabupaten Sijunjung
Wako Padang Hendri Septa: Pesantren Ramadan 1445 H Selama 20 Hari Berjalan Lancar |
![]() |
---|
Puasa Sunnah yang Dilaksanakan Enam Hari setelah Hari Raya Idul Fitri |
![]() |
---|
BBPOM di Padang Temukan 3 Sampel Takjil Berbahan Bahaya Rhodamin B pada Ramadan 1445 H |
![]() |
---|
BPOM Tidak Temukan Bahan Berbahaya di Pasar Pabukoan Padang Pariaman |
![]() |
---|
Besaran Zakat Fitrah dan Fidyah 1445 H di Dharmasraya, Paling Tinggi Rp45 Ribu Per Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.