Banjir di Sumbar

Pemerintah akan Relokasi Sejumlah Perkampungan di Sumbar karena Rawan Banjir dan Longsor

Pemerintah akan merelokasi sejumlah perkampungan pasca bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar).

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Fuadi Zikri
Penampakan rumah warga yang dipenuhi sampah kayu yang terbawa arus banjir bandang di Kampung Batu Batang, Kenagarian Rawang Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Minggu (9/3/2024). 

TRIBUNPADANG.COM - Pemerintah akan merelokasi sejumlah perkampungan pasca bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar)  pada Kamis (7/3/2024).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bilang relokasi perkampungan ada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan dan Padang Pariaman.

Muhadjir Effendy mengatakan, perkampungan itu direlokasi karena berdiri di lokasi yang rawan banjir dan longsor.

"Ada lokasi-lokasi yang perumahan atau perkampungan yang memang sebaiknya direlokasi, bukan hanya di Pesisir Selatan termasuk yang di Padang Pariaman," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK di Jakarta dicuplik dari Kompas.com, Rabu (13/3/2024).

Muhadjir menuturkan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah kabupaten setempat sudah ditugaskan untuk mencari lahan tempat relokasi perkampungan itu.

Baca juga: Bisa Bikin Banjir karena Berdiri di Atas Drainase, Bangunan Liar di Padang Terpaksa Dibongkar

Sedangkan, pembangunan kampung akan menggunakan dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang biasa digunakan untuk membangun perumahan terdampak bencana.

"(Dana siap pakai) tidak terbatas, belum-belum secara detail belum (diputuskan besarannya). Kita baru kita keluarkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan," ujar Muhadjir.

Diketahui akibat hujan deras bencana  terjadi di 12 wilayah, yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Kota Sawahlunto.

Pemerintah mencatat bencana tersebut menyebabkan 28 orang meninggal dunia dan 5 orang lainnya masih hilang. 

Adapun sejauh ini ada lebih dari 86.000 orang atau 28.925 kepala keluarga yang terdampak banjir dan longsor.

Baca juga: Bantu Warga Terdampak Banjir, Pemko Sawahlunto Berikan Bantuan Beras bagi 20 KK di Dusun Koto

Selain itu, bencana ini juga menyebabkan 1.609 unit rumah rusak ringan dan sedang, 40 unit rumah rusak berat, 24.000 unit rumah terendam, 3 unit rumah hanyut, 54 fasilitas umum terdampak, 21 jembatan terendam, dan 1 jembatan rusak berat.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved