Manifesto Unand
Respons Jokowi Dikritik Berbagai Kampus Termasuk Unand, Sebut Semua Orang Boleh Berpendapat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons kritik sejumlah kalangan akademisi di berbagai kampus di Indonesia.
Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
Aksi di Unand
Pengajar dari Fakultas Ilmu Budaya, Hary Efendi Iskandar dalam orasinya mengatakan bahwa turunnya kampus-kampus termasuk Universitas Andalas sebagai bukti bahwa civitas akademika punya sinyal batin yang sama bahwa negara kita sedang tidak baik-baik saja.
Munculnya reaksi dari kampus, ujar dia merupakan bukti bahwa masyarakat kampus punya sinyal batin yang kuat.
"Ini adalah respon spontan bahwa kami para guru, pendidik, mahasiswa betul-betul nyata merasakan kegelisahan, itu yang membuat sikap kampus menyatakan keprihatinannya. Menyatakan sikap idealismenya, menyatakan sikap moralnya bahwa bangsa kita sedang dilanda krisis institusional, dalam proses transisi demokrasi yang hampir berjalan 30 tahunan," ujar Hary.
Sebagai pelaku (aktivis) reformasi 98, ia merasa prihatin dengan proses yang telah dibangun selama ini.
"Kita ingatkan kepada presiden untuk berhenti cawe-cawe politik, untuk berhenti melakukan intervensi politik, kembalilah Presiden Jokowi, kembali untuk melaksanakan aturan kenegaraan dengan rule of low, dan konstitusi," katanya.
Ia mengatakan, perilaku pemerintah semakin hari semakin tidak malu-malu menyatakan keberpihakan, terang-terangan menyatakan dukungan politik.
Hal itulah, ujarnya yang menyebabkan momentum menjelang dua pekan pemilihan umum (pemilu) ini praktik-praktik ketidaknetralan pemerintah semakin kasat mata.
"Sehingga kita berharap desakan moral ini mudah-mudahan mengingatkan presiden, pemerintah dari pusat hingga daerah benar-benar menyelenggarakan proses pemilu secara adil. Kalau pemilu sudah dianggap tak kredibel di awal tentu berbahaya dalam konteks legitimasi di kalangan kontestan, ini tentu bahaya ibaratnya pertandingannya tidak benar, tidak lagi fair," ujar salah seorang aktivis 98 ini.
Salah seorang orator dari mahasiswa juga meminta Presiden Jokowi untuk bersikap fair dalam pemilu 2024.
"Adalah peran kita bersama untuk mengawal penyelenggaraan pemilu berjalan baik, aparat negara bersikap netral sesuai amanat UU," ujarnya.
Ia juga menyoroti pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan presiden hingga menteri boleh berkampanye, sedangkan menurutnya ada etika politik yang harus dijaga.
"Presiden harus bersikap netral dan menghormati proses pemilu yang sedang berjalan," tuturnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.