Berita Populer

POPULER PADANG: Balai Kota jadi Arena Tawuran Pelajar dan TPA Air Dingin Diprediksi Over Load 2026

Viral adanya sekelompok remaja melakukan aksi tawuran di sekitar kawasan Kantor Pemerintahan Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (12/

Editor: Rahmadi
Tangkapan layar Instagram @MataRakyatSumbar
Tangkapan layar video viral yang memperlihatkan aksi tawuran di Balai Kota Padang, Jumat (12/1/2024). 

Langkah lain, dengan membangun teknologi Reduce Derived Fuel (RDF) di TPA Air Dingin.

Bantuan pemerintah pusat ini mampu mengelola sampah kapasitas 200 ton per hari.

Hasil pembakaran sampah akan dipergunakan oleh PT Semen Padang menjadi bahan bakar pengganti batu bara.

Baca juga: DLH Sumbar akan Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, Sistem Pengeloalan Beda dengan TPA

TPA Air Dingin Kota Padang.
TPA Air Dingin Kota Padang. (Infopublik)

Namun pembangunan RDF ini diperkirakan paling cepat selesai pada akhir 2025.

"Kapasitas RDF ini hanya mampu menyedot sampah 200 ton per hari. Sementara sampah kita sudah 650 ton per hari, bank sampah maksimal 100 ton, kita masih over sekitar 300 ton sampah," kata Ekos Albar, saat dihubungi, Jumat (12/1/2024).

Selain itu, Pemko Padang tengah menjejaki sejumlah peralatan baru agar sampah 300 ton tersebut bisa dikelola dengan optimal..

Salah satu peralatan yang cukup menarik kata Ekos Albar ialah Incinerator pembakar sampah.

Incinerator mampu membakar sampah 10 ton per hari, ramah lingkungan, karena tidak ada asap hanya ada abu.

Untuk itu, Pemko Padang berencana melakukan studi banding ke daerah yang telah menggunakan alat tersebut. Di antaranya Purworejo, Malang dan Kutai.

"Konsepnya sampah akan diselesaikan di tempat pembuangan sementara (TPS). Kita ada 148 titik TPS, jika alat ini efektif, Pemko Padang bisa saja memiliki alat ini 10 sampai 15 unit dan ini bisa menjadi salah satu solusi untuk persoalan sampah, apalagi TPA Air Dingin kapasitasnya hampir overload," Katanya.

Ekos Albar menilai incinerator ini efektif dan efisien karena mampu menghemat biaya transportasi.

Sebab sampah diselesaikan di lokasi langsung tanpa harus membawa ke TPA. Serta tidak memerlukan listrik, karena bisa saja bahan bakarnya solar.

"Kita akan mengagendakan untuk melihat langsung alat-alat tersebut, yang sudah dipasang di beberapa daerah," kata Ekos Albar.

Selain incinerator, Pemko Padang juga menjajaki penggunaan pirolisis untuk mengolah sampah.

Namun pirolisis masih menggunakan listrik, sementara Pemko Padang mencari alat yang efektif dan efisien

"Tentu kita harus mengkaji secara akurat terlebih dahulu, agar tidak mengambil kebijakan yang tidak tepat," kata Ekos Albar.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved