Kota Pariaman
Merawat Eksistensi Permainan Tradisional Pariaman Lewat Lomba Layang-Layang Aduan
Ragam macam layang-layang menghiasi langit Kota Pariaman satu bulan terakhir terutama saat sore hari. Mulai dari layang darek, layang danguang, ....
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Pasca musim panen, mulai dari anak kecil hingga orang tua sibuk meraut dan merekat layang-layang.
Layang-layang ialah permainan tradisional yang terbuat dari kertas berkerangka yang diterbangkan ke udara dengan memakai tali atau benang.
Ragam macam layang-layang menghiasi langit Kota Pariaman satu bulan terakhir terutama saat sore hari.
Mulai dari layang darek, layang danguang, layang kapak, layang ekor gerai, layang Maco dan lainnya.
Tidak hanya bermain untuk mengisi waktu luang, para pecinta layang-layang juga bisa mengikuti sejumlah perlombaan.
Seperti halnya yang diadakan Karang Taruna Desa Rawang, Pariaman Tengah, Kota Pariaman.
Baca juga: Desa Kampung Gadang Pariaman Tembus 10 Besar Desa Cantik Nasional 2023
Kepala Desa Rawang, Sukri Heriadi Can, mengatakan perlombaan ini diadakan pihaknya untuk mengakomodir hobi para pecinta layang-layang saat sedang musim layang-layang.
"Kami ingin merawat permainan tradisi masyarakat Pariaman, yang sekarang sudah menjadi hobi," ujarnya.
Permainan layang-layang di Kota Pariaman sudah turun temurun, buktinya pada lomba tersebut, ratusan peserta berasal dari lintas usia.
Meski hanya sebuah permainan tradisi, layang-layang bisa menjadi ajang silaturahmi dan berkumpul bagi masyarakat daerah itu.
Seperti yang disampaikan seorang peserta John Kenedy Azis, yang merasa bernostalgia saat mengikuti lomba ini.
"Saya teringat masa kecil 50 tahun silam, bermain layangan di sawah pasca panen bersama teman menunggu azan Magrib," ujarnya.
Baca juga: Gali Potensi Budaya Padang Pariaman, Festival Galanggang Arang Berhasil Dihelat di Kayutanam
Menurutnya layang-layang merupakan permainan tradisi dan budaya yang memiliki nilai positif bagi masyarakat.
Mulai dari meraut hingga menerbangkannya, layang-layang memberi makna kesabaran, ketelatenan dan kreativitas.
Selain itu, saat menerbangkannya bermain layang-layang bisa menghidupkan nilai kebersamaan dan sinergitas antar pemainnya.
John berharap perlombaan seperti ini bisa berkelanjutan, supaya ia bisa bernostalgia dan bersilaturahmi dengan lebih banyak pecinta layang-layang.
Perlombaan layang aduan ini berlangsung di GOR Rawang Kota Pariaman, setelah dilakukan perbaikan oleh Pemko.
Pasca perbaikan itu masyarakat setempat sudah bisa beraktivitas dan meramaikan kembali GOR Rawang, melalui lomba layang aduan jenis layang kapak ini.
Perlombaan yang diikuti ratusan peserta ini memperebutkan hadiah jutaan rupiah. (*)
| Wako Pariaman Kirim 15 Pemuda Pelatihan ke Sukabumi, Siap Jadi Pekerja Profesional di Jerman |
|
|---|
| Program Saga Saja Plus Pemko Pariaman Raih Penghargaan dari UNP, Bukti Nyata Putus Rantai Kemiskinan |
|
|---|
| Napak Tilas Pejuang Lingkungan FKH Pariaman Berhenti Sementara, Kesadaran Kolektif Jadi Taruhan |
|
|---|
| Wako Pariaman Desak Pusat Percepat Perbaikan Irigasi Anai 2, Kunci Swasembada Pangan Lokal |
|
|---|
| Warga Batang Tajongkek Laporkan Kepala Desa ke Polisi atas Dugaan Pemalsuan Dokumen |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.