Masyarakat Air Bangis Demo
Demo Hari ke-5 Warga Air Bangis Depan Kantor Gubernur Sumbar, Mahyeldi Tak Kunjung Keluar
Sudah lima hari masyarakat Jorong Pigogah Patibubur Nagari Air Bangis, berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumbar.
Penulis: Nandito Putra | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sudah lima hari masyarakat Jorong Pigogah Patibubur Nagari Air Bangis, berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (4/8/2023).
Di hari kelima ini, warga mulai bergerak ke depan kantor gubernur sekira pukul 14.30 WIB.
Meski panas terik, massa yang berjumlah lebih kurang 1.000 orang tampak semangat mengikuti demo.
Tuntutan mereka tetap sama dengan apa yang disampaikan pada hari-hari sebelumnya.
"Bebaskan lahan kami. Batalkan rencana PSN," kata massa.
Kemudian yang tak kalah penting, kaha Koordinator aksi, Haris Ritonga (36), masyarakat ingin Gubernur Sumbar turun dan menemui masyarakat yang berdemo.
Baca juga: BREAKING NEWS: Seribu Lebih Massa Aksi dari Air Bangis Kembali Unjuk Rasa di Kantor Gubernur Sumbar
Haris mengatakan bahwa Gubernur harus hadir dan memberikan ketenangan kepada masyarakat Pigogah Patibubur.
"Selama ini masyarakat takut dikriminalisasi saat beraktivitas di lahan mereka. Rekan-rekan kami ditangkap. Kami taku ini terus terjadi," katanya.
Meski telah memohon agar Mahyeld hadir ke bawah, namun hingga sore ini massa masih berkumpul di depan kantor Gubernur.
Mahyeldi di lain kesempatan sudah menjelaskan bahwa dirinya hanya mau menerima perwakilan.
Kemudian ia mengatakan juga tak punya wewenang untuk memenuhi tuntutan masyarakat Air Bangis.
Rubiah Siregar (50), salah seorang warga yang demo, kini masih berharap agar ada penyelesaian terkait unjuk rasa ini.
Baca juga: Warga Pasbar Demo Tolak Kirim Perwakilan, Minta Gubernur Sumbar Keluar Kantor Temui Langsung Massa

Kepada Tribunpadang.com, ia mengaku memang telah membuka kebun sawit di lahan hutan produksi. Namun ia mengaku kebunnya tak luas.
"Dua hektar pun kebun kami. Dari dulu sudah kami olah, kenapa baru sekarang dilarang. Kenapa tidak dari dulu," kata Rubiah, Kamis (3/8/2023).
Perempuan yang tak tamat SD ini bingung harus bagaimana kalau PSN jadi dibangun dan ia harus kehilangan kebun sawit yang salama ini menghidupi keluarganya.
Memang kami orang datang, karena di kampung kami tidak ada lagi lahan, kata Rubiah lagi.
Rubiah berasal dari Siantar, Sumatra Utara. Ia dulu tiba di Air Bangis sekitar tahun 1970.
Saat ditanyai apakah Rubiah akan tetap bertahan, ia hanya diam.
"Apa lagi yang kami jawab pak. Ikuti sajalah ini semua sampai selesai," katanya (*)
Kapolres Pasbar Sebut Situasi Keamanan Warga Air Bangis Kondusif Pasca Demo 6 Hari di Padang |
![]() |
---|
Muhammadiyah Minta Aparat Hentikan Kriminalisasi dan Intimidasi Warga Air Bangis Pasaman Barat |
![]() |
---|
Polda Sumbar Tegaskan Tak akan Tarik Pasukan Brimob di Air Bangis: Kita Tegakkan Hukum |
![]() |
---|
Polda Sumbar Minta Maaf Terkait Insiden Polisi Intimidasi Jurnalis saat Bubarkan Demo Warga Pasbar |
![]() |
---|
Penjelasan Polda Sumbar Alasan Penempatan Brimob yang Diprotes Warga Air Bangis saat Demo di Padang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.