76 Tahun Gugurnya Bagindo Aziz Chan: Sosok Angku di Mata Sang Cucu
Salah satu warisan peninggalan bersejarah pahlawan nasional asal Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar) dan Bagindo Aziz Chan ialah nilai-nilai perju ...
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Salah satu warisan peninggalan bersejarah pahlawan nasional asal Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar) dan Bagindo Aziz Chan ialah nilai-nilai perjuangannya.
Hal itu diutarakan oleh R A Ayu Suzanne Arieni Wulandari Puspokusumo (53), salah seorang cucu Bagindo Aziz Chan yang berdomisili di DKI Jakarta.
Ayu Suzanne ialah putri dari salah seorang anak Bagindo Aziz Chan yakni R. Andoda Nushati Aziz Chan. Ayu Suzanne banyak mendapat cerita dari ibu dan keluarga besarnya soal ketokohan Angku (panggilan kakek di keluarganya) Bagindo Aziz Chan.
Baca juga: Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan Pernah Menjadi Walikota Padang
Selain kisah heroik sang Angku yang gugur di tangan Belanda pada 1947 silam di Padang, tak sedikit sisi lain kehidupan Bagindo Aziz Chan yang ia dengar.
Secara pribadi, kata dia, Bagindo Aziz Chan bagi keluarga merupakan sosok yang penyayang. "Ayah yang penuh kasih, selalu mengajarkan agama, beliau rajin mengaji. Angku menanamkan nilai-nilai agama yang kuat ke anak dan keluarga," ujar Ayu Suzanne saat jumpa TribunPadang.com di Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan, Alang Laweh Koto, Kota Padang, Selasa (18/7/2023).
Bagi Ayu Suzanne dan keluarga besar, sosok serta ketokohan Bagindo Aziz Chan tetap melekat di hati. Ia merasa bangga menjadi cucu seorang pahlawan nasional.

Kekaguman Ayu kepada Angku Bagindo Aziz Chan tak terbantahkan. Ia kerap membayangkan kondisi sosial anak muda saat ini dengan masa saat kakeknya berusia 30-an tahun yang dengan gagah dan beraninya menantang penjajah.
Dengan begitu katanya, Bagindo Aziz Chan yang punya semangat nasionalisme dan patriotisme sepatutnya menjadi rujukan bagi kaum muda.
Rekam jejak Bagindo Aziz Chan yang menjadi Wali Kota Padang di usia 36 tahun menurut Ayu juga gambaran kematangan berpikir seorang tokoh muda di tengah zaman yang serba sulit, apalagi saat itu juga ada ancaman kolonial pasca-kemerdekaan.
Baca juga: Peristiwa Sejarah di Tugu Simpang Tinju Padang: Representasi Semangat Bagindo Aziz Chan
Jeanne Noveline Tedja (48) yang juga generasi ketiga Bagindo Aziz Chan mengaku banyak menyerap nilai-nilai yang diwariskan sang kakek.
Baginya, leadership Bagindo Aziz Chan patut dicontoh semua orang. Misalnya kala Bagindo Aziz Chan saat berhadapan dengan tentara Belanda 76 tahun silam.
Pernyataan tegas Bagindo Aziz Chan saat berhadapan dengan tentara Belanda begitu berkesan bagi Jeanne.
"Pada saat itu beliau menjabat sebagai Wali Kota Padang, Belanda mau masuk ke Kota Padang, tapi Bagindo pasang badan, dia bilang 'lintasi mayat saja doeloe, baru Belanda bisa meluaskan daerah,' yang juga tertulis di batu nisannya," ujar Jeanne.
"Begitulah leadership-nya, dia melindungi wilayahnya bertaruh nyawa. Pastinya dulu itu Belanda menjanjikan macam-macam, tapi beliau sedemikian idealisnya, sehingga menampik itu semua. Belanda kesal akhirnya beliau dibunuh," lanjut akademisi di Universitas Nasional DKI Jakarta ini.
Bagi Jeanne, idealisme dan leadership Bagindo Aziz Chan patut dicontoh oleh pemimpin atau kepala daerah saat ini di Indonesia.
Baca juga: Napak Tilas Bagindo Aziz Chan: Menguak Tabir Atas Gugurnya, Seorang Pejuang Bangsa di Kota Padang
Kemacetan Panjang di Sitinjau Lauik Padang-Solok, Dua Truk Rusak dan Rem Blong Tutup Jalan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Padang Kamis 18 September 2025: BMKG Sebut Kondisi Aman Tanpa Potensi Ekstrem |
![]() |
---|
Vonis Seumur Hidup AKP Dadang, Ibunda Kompol Ulil: Kalau Itu Terjadi pada Keluargamu, Bagaimana? |
![]() |
---|
Vonis Seumur Hidup AKP Dadang, Ibunda Kompol Ulil: Keadilan Sejati Milik Tuhan |
![]() |
---|
HUT Ke-80 PMI di Kota Padang Bertabur Penghargaan, Wali Kota Fadly Amran Terima Lencana Jasa Pratama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.