Songket Tenun Minang di Agam Ajak Anak Muda Rawat Kerajinan Tenun

Songket Tenun Minang (STM), Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ajak anak muda ambil andil untuk rawat kerajinan tenun.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Seorang karyawan Galeri Songket Tenun Minang (STM) di Jalan Bukittinggi - Payakumbuh Km 10 Ampek Angkek, Agam, sedang membuat kain tenun dengan menggunakan tenun sentak, Kamis (29/6/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Di saat produksi tenun di dominasi oleh orang tua, Songket Tenun Minang (STM), Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ajak anak muda ambil andil untuk rawat kerajinan tenun.

Tekad ini dipasang oleh pemilik STM Yurika Fernandes (31), ia rela berhenti sebagai karyawan di sebuah rumah sakit untuk merawat kerajinan tenun.

Perempuan yang besar di Balai Gurah, IV Angkek, Agam itu, sejak kecil sudah akrab dengan dunia kerajinan sulam dan bordir.

Awal merintis STM ia hendak memasarkan produk sulaman dan bordir yang sudah turun temurun di keluarganya. Lalu, tahun 2021 mulai melirik songket dan tenun.

Sekarang ia lebih fokus untuk mengembangkan tenun dan membuka galeri sebagai tempat wisata edukasi di Jalan Lintas Bukittinggi - Payakumbuh, Km 10 Ampek Angkek, Agam.

Baca juga: Kisah Yunika Fernandes, Berhenti Jadi Karyawan Pilih Buka Usaha Songket Tenun Minang

Galeri Songket Tenun Minang (STM) di Jalan Bukittinggi - Payakumbuh Km 10 Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Kamis (29/6/2023).
Galeri Songket Tenun Minang (STM) di Jalan Bukittinggi - Payakumbuh Km 10 Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Kamis (29/6/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

 

Memberdayakan Perempuan Terutama Anak Muda

Agar Songket Tenun Minang (STM) sampai ke konsumen, produknya di produksi oleh masyarakat dari sejumlah nagari di Kecamatan IV Angkek Agam hingga Pandai Sikek Tanah Datar.

Kurang lebih ada sebanyak 30 orang terlibat untuk memproduksi semua jenis produk STM. Produk itu terdiri dari sulaman, bordir, songket dan tenun.

"Jadi saya mengirimkan bahan sesuai pesanan pada para anggota ini, lalu mereka kerjakan di rumah masing-masing," terangnya yang dulu mengantar langsung semua bahan baku itu pada anggotanya.

Semua anggotanya itu merupakan perempuan yang terdiri dari ibu rumah tangga dan anak muda.

Anak muda ini ia pilih supaya kerajinan tenun bisa terus dilestarikan. Mengingat pengrajinnya kebanyakan berusia 50 tahun ke atas.

Selain itu, anak muda juga memiliki kreatifitas dan inovasi baru agar tenun bisa beradaptasi dengan zaman.

Ia menilai tenun adalah kerajinan khas Indonesia jadi perlu dirawat dan pembaharuan.

Baca juga: Pembangunan Sentra Tenun Sawahlunto Dimulai, Prdouksi Diharapkan Semakin Meningkat

Mengenalkan Tenun Pada Kawula Muda

Meski memasang target pasar masyarakat menengah ke atas, Yurika juga berfokus pada edukasi tenun untuk anak muda.

Ia berharap usaha tenunnya bisa mendapat hati anak muda. Agar semua terwujud ia coba memberi edukasi dan sosialisasi akan produknya di media sosial seperti Facebook dan Instagram.

"Kami juga membuat sejumlah produk kekinian agar bisa dinikmati oleh anak muda, seperti Totebag, aksesoris, scraft dan Deta," terangnya.

Ia mau anak muda kepincut barang turunan itu, membeli setelahnya mencari tahu bagaimana proses produksi produk yang mereka gunakan tersebut.

Selain melalui konsumen, ia juga merekrut para pekerja muda di galerinya. Para pekerja muda ini ia beri upah yang sangat layak agar tidak berpaling.

Para pekerja itu ia ajarkan dari nol agar bisa menenun, bahkan sampai saat ini mereka sudah bisa menenun dengan baik.

"Waktu itu pernah ada kunjungan Kemenparekraf, mereka terkejut karena penenunnya segar-segar," terangnya mencontohkan percakapan perwakilan Kemenparekraf itu.

Baca juga: Bupati Agam Lantik, 194 PPPK Fungsional Kesehatan, Tunjukkan Kinerja Terbaik

Yunika Fernandes pemilik galeri Songket Tenun Minang (STM) di Jalan Bukittinggi - Payakumbuh Km 10 Ampek Angkek, Agam, sedang menunjukan produk tenun yang sudah siap, Kamis (29/6/2023).
Yurika Fernandes pemilik galeri Songket Tenun Minang (STM) di Jalan Bukittinggi - Payakumbuh Km 10 Ampek Angkek, Agam, sedang menunjukan produk tenun yang sudah siap, Kamis (29/6/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

 

BUMN Ambil Peran untuk Majukan UMKM

Hingga sampai ke tahap ini Yurika mengaku, banyak mendapat ilmu saat mengikuti BRINCUBATOR tahun 2022.

Selama mengikuti program itu, ia belajar bagaimana cara menyiapkan planing dan strategi dalam menjalankan bisnis.

"Awalnya saya hanya fokus pada produksi, tapi di program itu saya belajar digital marketing untuk pemasaran dan cara pembukuan," jelasnya.

Tahun ini (2023) ia juga coba mendaftar program BRILIANPRENEUR dari Bank BRI, ia berharap dari program itu bisa mendapat pengetahuan dan relasi baru.

Dony Aryo, Manager Bisnis Mikro BO bukittinggi, mengatakan, selain pengembangan SDM pihaknya juga memberi dukungan peminjaman mesin produksi (auto clave), Peminjaman mesin sealer  dan Peminjaman mesin vacum frying.

Ia menyebut UMKM Songket Tenun Minang sudah masuk ke dalam kategori UMKM naik kelas.

Bahkan, Yurika di Rumah BUMN Bukittinggi, sering mendapat kesempatan jadi pemateri dan sharing ilmu ke UMKM binaan.

"BlSetiap kegiatan dan program bazar yang di adakan oleh BRI maupun program cabang, kanwil ataupun pusat, kami selalu melibatkan STM," terangnya.

Selain itu, Rumah BUMN juga memfasilitasi kegiatan berupa pelatihan untuk UMKM tersebut, serta rutin memberikan fasilitas pelatihan terkait peningkatan usaha kelompok.

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved