Imbas Sulitnya Akses ke Jorong Kipek di Solok, Harga Bahan Pokok Melambung Tinggi

Sulitnya jalan menuju Jorong Kipek, Nagari Aie Luo, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, berimbas terhadap harga bahan pokok seperti minyak, gula

Penulis: Nandito Putra | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Nandito Putra
Sebuah mobil pikap terlihat kesulitan menanjak dan harus dibantu menggunakan alat berat di jalan utama menuju Jorong Kipek, Nagari Aie Luo, Kabupaten Solok, Rabu (10/5/2023) 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Sulitnya jalan menuju Jorong Kipek, Nagari Aie Luo, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, berimbas terhadap harga bahan pokok seperti minyak, gula dan bahan dapur lainnya.

Untuk mendapatkan suplai bahan pokok, sebagian besar warga bergantung pada beberapa warung di jorong palin terakhir di Aie Luo itu.

Salah satu pemilik warung di Jorong Kipek adalah Ramaya (80). Ia juga menjual bahan pokok seperti minyak goreng, gula dan beragam jenis jajanan.

Di Jorong Kipek, kata Ramaya, harga minyak goreng per kilogram yaitu Rp 20 ribu rupiah, demikian juga dengan gula.

Harga tersebut memang lebih mahal dibandingkan dengan harga di kota atau nagari yang mudah diakses.

Ramaya mengatakan pasar terdekat dari Jorong Kipek atah Nagari Aie Luo adalah Pasar Raya Kota Solok.

Baca juga: Imbas Banjir Bandang di Aie Luo Solok, 40 Hektar Lahan Pertanian Rusak dan Terancam Gagal Panen

Adapun Pasar Nagari Sirukam, yang berjarak 20 kilometer dari Aie Luo, hanya hadir sekali sepekan. Barang yang tersedia pun tak selengkap di Pasar Raya Solok.

"Ongkos sewa pikap ke Pasar Raya Solok mencapai Rp 600 ribu," katanya.

Zamzam, salah seorang warga Kipek, tak punya pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti minyak, gula, dan tepung, selain membelinya ke warung terdekat.

Bagi Zamzam, mengunjungi Kota Solok yang berjarak 52 kilometer dari rumahnya hanya dilakukan untuk perkara penting seperti membeli emas atau baju raya.

Baca juga: Mengunjungi Daerah Terisolir Nagari Aie Luo Solok, Warga Sebut Jalan Mulus Tak Sampai 1 Kilometer

"Kalau belanja harian ke sana tidak rutin karena tidak sanggup berkendara karena jalan rusak, mendaki, licin," kata perempuan 60 tahun ini.

Ia mengaku terakhir kali mengunjungi Kota Solok pada November tahun lalu.

Bagi warga di daerah terpencil seperti Zamzam, mengunjungi kota adalah momen langka.

"Serba susah kalau di sini. Apalagi orang yang akan berobat atau melahirkan seperti pas longsor kemarin, tidak tanggung-tanggung sulitnya keluar dari sini," katanya.

Menggunakan pikap menuju Aie Luo bukanlah perkara gampangan. Selain kondisi mesin yang mantap, cuaca juga jadi acuan utama.

"Kalau habis hujan atau akan hujan, tidak akan terdaki oleh pikap," kata warga lainnya, Arlis (40).

Baca juga: Warga Aie Luo Solok Berharap Punya Sumber Listrik Alternatif untuk Antisipasi saat Bencana

Arlis mengatakan buruknya akses jalan di Jorong Kipek sudah seharusnya jadi perhatian pemerintah.

Ia mengatakan sudah mengusulkan agar jalan yang rusak untuk diperbaiki saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) pada beberapa waktu lalu.

"Saat Musrenbang berkali-kali kami minta perbaikkan. Hanya itu permintaan warga Jorong Kipek. Memang usulannya diterima, tapi tidak tahu apakah iya atau cuma angan-angan," ujar Arlis yang juga anggota Badan Permusyawaratan Nagari. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved