Pasien RSUP M Djamil Ditemukan Meninggal Dunia karena Jatuh, Istri Pastikan Pasien Tidak Bunuh Diri
Pasien gagal ginjal kronik stadium lima yang ditemukan tergeletak meninggal dunia di RSUP DR M Djamil Padang dipastikan tidak melakukan bunuh diri.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pasien gagal ginjal kronik stadium lima yang ditemukan meninggal dunia di RSUP Dr M Djamil Padang dipastikan tidak melakukan bunuh diri.
Hal itu disampaikan langsung oleh Afnizar (39) istri dari pasien yang ditemui di rumahnya yang beralamat di Kelurahan Pengambiran Ampalu Nan XX, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Korban diketahui berinisial H (41), merupakan ASN di Pemerintahan Kota Padang.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (8/3/2023) sekira pukul 22.00 WIB.
Korban dirawat di bagian penyakit dalam lantai dua, dan ditemukan meninggal dunia karena jatuh dengan luka pada bagian kepala.
Baca juga: Nofrizon Pastikan Masih Kader Demokrat dan Ikuti Bimtek di Jakarta
Afnizar selaku istri korban memastikan bahwa suaminya tidak melakukan bunuh diri melainkan terjatuh akibat memaksakan untuk pulang ke rumah.
"Suami saya tidak bunuh diri, memang pada saat kejadian pada hari Rabu dia memaksa meminta untuk pulang ke rumah. Saya katakan ke adiknya, bahwa Abang (suami) tidak bisa pulang, harus di rumah sakit agar mendapat penanganan," kata Afnizar.
Afnizar menjelaskan keinginan suaminya untuk pulang adalah karena rasa rindu terhadap tiga anaknya.
Hal itu menurut Afnizar dikarenakan suaminya sering keluar masuk rumah sakit sejak bulan Januari sampai Maret dan mengakibatkan suaminya jarang di rumah.
Baca juga: Walikota Padang Hendri Septa Minta Pemilik Kos Patuhi Aturan, Penginapan Sesuai Jenis Kelamin
"Terakhir kali bertemu dengan anaknya itu pada hari Senin tanggal 6 Maret 2023, sekitar pukul 12.00 WIB. Anaknya meminta dirinya untuk cepat pulang, dan pada hari Rabu itu masih sempat sempat video call. Dia (suami) tertawa melihat anaknya," ucapnya.
Afnizar mengatakan kembali meyakinkan suaminya untuk tetap bertahan di rumah sakit, karena saat berada di rumah tidak mendapatkan obat dan perawatan yang lengkap.
"Pada malam dimintanya saya tidur, sempat saya tanyakan kenapa disuruh tidur lebih dahulu. Adiknya juga disuruh istirahat ke rumah, tidak sampai seperempat jam saya tertidur datang perawat bertanya dimana suami saya," katanya.
Afnizar pun pergi mencarinya ke kamar mandi dan ruangan lainnya. Setelah orang ramai, dirinyalah yang memangku korban setelah ditemukan terjatuh dan tidak ada terdapat luka selain di kepalanya.
"Makanya saya yakin, suami saya tidak bunuh diri. Jadi, fisiknya kurang kuat dan kemungkinan dipaksakan berjalan ke jenjang untuk turun, karena ada cat yang menempel di celananya akibat tidak kuat berjalan dan bergesekan dekat pahanya," katanya.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Satpol PP dan Dishub Padang Ingatkan Pedagang Takjil Tidak Ganggu Akses Jalan
Ia menyebutkan, suaminya hanya mendapati luka pada bagian keningnya sedikit gores, sedangkan tubuhnya tidak ada terdapat luka sedikit pun. Pihak keluarga juga menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda korban mengalami stress.
Sedangkan untuk biaya tidak ada mengalami kendala dikarenakan adanya sanak saudara yang membantu, begitu juga dengan rekan di tempat kerjanya sangat membantu korban pada saat sakit.
"Suami saya memang sempat bercanda bahwa untuk melarikan diri dari rumah sakit itu mudah, yaitu tinggal membuka gelang tanda pasien dan tinggal berjalan seperti biasa. Makanya saya yakin bahwa suami saya melarikan diri karena rindu dengan anaknya," katanya.
Ia menceritakan selama sakit di rumah suaminya tidak sanggup untuk berjalan dikarenakan kakinya sakit, sejak Januari hanya berada di kasur, bahkan untuk pergi ke kamar mandi saja tidak sanggup, kecuali berlatih berjalan.
Afnizar membenarkan bahwa dirinya tidak setuju dilakukan visum dalam dikarenakan memakan waktu selama lebih kurang satu minggu, dan membuat jenazah korban semakin lama dimakamkan.
"Keluarganya juga tidak menerima dilakukan visum, biarlah kami menerimanya. Mungkin sudah disana pula jalan dari Tuhan, tetapi kalau dikatakan bahwa bunuh diri saya tidak menerimanya," katanya.
Sementara itu, Afnizar mengatakan untuk perawat di rumah sakit tidak ada lalai.
"Mereka yang membangunkan saya saat Abang (suami) tidak ada di tempat tidur rumah sakit," pungkasnya.
(TribunPadang.com/Rezi Azwar)
54 Santri Tahfizh di Padang Diwisuda, 16 Hafal 30 Juz Alquran, Wali Kota Fadly Amran Beri Pesan |
![]() |
---|
Vierratale dan Budi Doremi Hentak Xploria Padang 2025, Ribuan Warga Padati GOR H Agus Salim |
![]() |
---|
Fadly Amran Lepas Peserta Exhibition Run Road to Padang City Trail 2025 Meriahkan HJK ke-356 |
![]() |
---|
Gowes Siti Nurbaya Adventure IX 2025: 30 Ribu Peserta Ramaikan Perayaan Hari Jadi Kota Padang ke-356 |
![]() |
---|
Usai Kalah 2-0 dari Persib Bandung, Pelatih Semen Padang FC: Liga Musim Ini Lebih Kompetitif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.