Bunyi-bunyian dari Badia Batuang, Metode Lokal untuk Usir Harimau di Sumbar

Selain berguna untuk hiburan dan kesenangan, ternyata permainan tradisional juga mempunyai fungsi keamanan di Sumatera Barat (Sumbar).

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Ilustrasi - Harimau Sumatera. 

TRIBUNPADANG.COM, SUMATERA BARAT - Selain berguna untuk hiburan dan kesenangan, ternyata permainan tradisional juga mempunyai fungsi keamanan di Sumatera Barat (Sumbar).

Permainan tradisional itu adalah Badia Batuang. Sejenis mainan yang terbuat dari bambu betung dan dibentuk serupa meriam. Cara memainkannya pun hanya butuh minyak tanah dan api.

Berdasarkan pengamatan TribunPadang.com, badia batuang biasa dimainkan oleh masyarakat Sumbar saat bulan Ramadan. Tujuannya, selain menunggu waktu buka puasa, juga berguna untuk meramaikan nagari/desa.

Ternyata, permainan badia batuang itu punya nilai dan fungsi yang jauh lebih berguna ketimbang hiburan semata. Salah satunya, bisa berguna untuk mengusir harimau dari pemukiman warga.

Kepala Balai KSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, mayoritas hutan di Sumbar itu tercatat memiliki dan sering dikunjungi atau ditemukannya keberadaan harimau.

Petugas BKSDA Sumbar dari Resor Agam saat melakukan pengusiran dengan bunyi-bunyian terhadap satwa liar diduga harimau di Kabupaten Agam dengan, Sumatera Barat, badia batuang beberapa waktu lalu.
Petugas BKSDA Sumbar dari Resor Agam saat melakukan pengusiran dengan bunyi-bunyian terhadap satwa liar diduga harimau di Kabupaten Agam dengan, Sumatera Barat, badia batuang beberapa waktu lalu. (Istimewa/BKSDA Sumbar.)

Baca juga: Geger Jejak Kaki Harimau di Solok, BKSDA Sumbar Halau Pakai Meriam dan Pasang Kamera Trap

Keberadaan harimau itu, kata Ardi, teridentifikasi di hutan konservasi ataupun di hutan lindung. Seluruhnya ini, bisa dipastikan adanya harimau.

"Memang pengusiran yang paling efektif itu dengan menggunakan bunyi-bunyian. Salah satu caranya menggunakan meriam karbit, petasan atau barang lain yang bisa menghasilkan bunyi keras," kata Ardi, Selasa (7/2/2023).

Ardi menerangkan, metode lokal bercerita dalam mengurangi konflik harimau dan satwa tersebut bisa melalui permainan tradisional serupa badia batuang ini.

Sebab, kata Ardi, bunyi yang dihasilkan oleh badia batuang terdengar keras dan nyaring. Lalu, nada yang dihasilkannya hampir sama dengan meriam karbit.

"Harimau itu hewan predator, ketika berburu mereka mencari keselamatan. Jadi, jika ada bunyi-bunyian naluri harimau bakal mengidentifikasi ada bahaya di sekitarnya," kata Ardi kepada TribunPadang.com.

Baca juga: Tim BKSDA Sumbar Bunyikan Meriam di Ladang Warga di Solok, Antisipasi Ancaman Hewan Buas

"Sarana paling efektif untuk mengusir harimau ini juga dengan bunyi-bunyian. Sebenarnya, seluruh satwa juga bisa pergi jika diusir dengan metode ini," ungkap Ardi untuk artikel aku lokal aku bangga.

Ardi menuturkan, menatap 2023 ini pihaknya sudah 99 persen menangani konflik harimau dan manusia menggunakan bunyi-bunyian yang dihasilkan dari meriam karbit.

Sisanya, kata Ardi, menggunakan metode khusus yang tidak menyakiti satwa. Serupa mengusir dengan menyebar kotoran harimau jantan atau dengan sinar lampu kilat.

"Harimau ini kategori satwa punya teritorial, jadi jika ada jejak harimau lainnya di sekitar itu, mereka tak akan mendekat dan memilih menghindarinya," tutur Ardi.

Merujuk pada aku lokal aku bangga, tentunya permainan badia batuang itu telah menjadi hiburan sekaligus kegunaan yang berdampak pada konflik manusia dan harimau.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved