Larangan Eksploitasi Anak
Kasatpol PP Padang Ingatkan Jangan Eksploitasi Anak: Pelaku Bisa Kena Denda Rp 50 Juta
Korban juga mendapatkan perlakukan yang tidak pantas, tidak disekolahkan, dan tubuhnya juga mendapatkan beberapa luka cubitan.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Satpol PP Kota Padang bisa mengancam akan memberikan sanksi maksimal denda Rp 50 juta bagi pelaku eksploitasi anak.
Hal itu disampaikan oleh Kasatpol PP Padang Mursalim terkait maraknya aksi eksploitasi anak di Kota Padang.
Sebelumnya viral aksi seorang nenek inisial YY (47) yang menganiaya cucunya berinisial MR (10) di atas kendaraan angkutan kota (Angkot).
Selanjutnya pelaku dan korban berhasil ditemukan oleh Polsek Koto Tangah pada Jumat (3/3/2023).
Kejadian pilu ini diperkirakan sudah berlangsung selama enam bulan, dimana korban yang merupakan cucu kandung dari pelaku diduga dianiaya dan dipekerjakan sebagai pengemis di kawasan Pasar Raya Padang.
Baca juga: Tergeletak di Bahu Jalan, Satpol PP Evakuasi Lansia di Pasar Raya Padang, Kini di RSUD dr. Rasidin
Korban juga mendapatkan perlakukan yang tidak pantas, tidak disekolahkan, dan tubuhnya juga mendapatkan beberapa luka cubitan.
Unit PPA Satreskrim Polresta Padang pun mempertemukan pihak keluarga untuk dilakukan mediasi.
Perkara ini pun berakhir dengan damai, dimana korban berinisial MR diserahkan kepada orang tua laki-lakinya agar dapat dirawat dan disekolahkan.
Selanjutnya terhadap pelaku telah dipulangkan dengan membuat pernyataan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Viralnya kejadian ini dan sempat mendapatkan perhatian khusus oleh masyarakat Kota Padang, Kasat Pol PP Kota Padang Mursalim, menyebutkan apa yang dilakukan oleh pelaku telah melanggar Peraturan Daerah (Perda).
Baca juga: POPULER PADANG: Polisi Tangkap 45 Pelaku Tawuran, Satpol PP Amankan 2 Pasangan Bukan Suami Istri
"Terkait dengan kasus eksploitasi anak yang dilakukan oleh nenek yang viral di media sosial. Itu ada peraturan dari Pemerintah Kota Padang yang dilanggar," katanya.
Peraturan yang dilanggar adalah Perda 2 tahun 2012 tentang Pembinaan dan Perlindungan Anak. Pada Pasal 34 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap orang tua atau wali berkewajiban melindungi anak dari bentuk-bentuk pekerjaan yang terburuk untuk anak.
Kata dia, dari video yang beredar itu, dapat dilihat bahwa korban dieksploitasi oleh neneknya untuk melakukan pekerjaan yang membahayakan dirinya sendiri.
"Diminta bekerja, dan dipukul kalau tidak sesuai keinginan neneknya," ujar Mursalim.
Oleh karena itu, untuk kedepannya diharapkannya para orang tua dan para wali untuk betul-betul memperhatikan keselamatan anak mereka, jangan anaknya dipekerjakan, karena dapat membahayakan anak tersebut.
Baca juga: Satpol PP Padang Minta Orang Tua Jemput 45 Pelajar yang Ditangkap Terkait Tawuran
"Kalau itu dilanggar ada sanksi sesuai Perda 2 tahun 2012, yaitu berupa denda administrasi yang nilainya maksimal Rp 50 juta rupiah sesuai dengan Pasal 58 Perda 2 tahun 2012, pelanggaran terhadap ketentuan terhadap Pasal 34 tadi," katanya.
Ia mengingatkan masyarakat Kota Padang agar tidak kaget kalau kedapatan melakukan eksploitasi anak akan dikenakan sanksi denda Rp 50 juta rupiah.
Mursalim membenarkan sampai saat ini di lapangan masih ada dugaan terjadinya eksploitasi anak di Kota Padang.
"Masih, untuk sekarang kita masih persuasif dengan imbauan. Kita tidak ingin juga memberatkan masyarakat, karena ketidaktahuan mereka saat sanksi ini diterapkan. Makanya susah juga, apalagi membayar sanksi administrasi ini. Jangan sampai melakukan eksploitasi anak, apalagi dengan pekerjaan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan anak itu," katanya.
Untuk kedepannya, Mursalim menyebutkan bisa dilakukan secara mandiri untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang dipekerjakan oleh orang tua dan walinya.
Baca juga: Jadi OPD dengan Publikasi Terbanyak, Satpol PP Kota Padang Diganjar Penghargaan Padang Award 2023
Kegiatan yang paling tampak adalah ketika adanya anak-anak yang meminta-minta, mengemis, dan mengamen di perempatan lampu lalu lintas.
"Untuk penertiban ini, dalam beberapa hari belakangan kami intens dan berkomitmen untuk melakukan penertiban terhadap mereka. Kalau seandainya setelah diingatkan, mereka mengulang lagi, denda ini akan kita terapkan sesuai Perda 2 Tahun 2012," katanya.
Sampai saat ini, Satpol PP Kota Padang masih menonjolkan penanganan persuasif daripada penindakan hukumnya dan dilakukan pembinaan. Sedangkan jalur hukum dijadikan upaya yang paling terakhir.
"Alhamdulillah setelah dilakukan penertiban selama dua minggu belakangan, anak-anak yang menjadi manusia silver sudah agak berkurang. Untuk saat ini yang masih ada adalah pengemis dan pedagang asongan yang banyak, badut dari pusat kota sudah mulai hilang," katanya.
Mursalim menyebutkan beberapa Pak Ogah yang diamankan U-turn di jalan Kota Padang kebanyakan adalah anak Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Baca juga: Di Siang Bolong, Satpol PP Kota Solok Gerebek Rumah Warga yang Dijadikan Lokasi Prositusi
"Setelah kita selidiki, ternyata ada yang menggunakan uang dari hasil Pak Ogah itu untuk kegiatan yang tidak benar dan rata-rata mereka tidak bersekolah," pungkasnya. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)
Jelang Perayaan HUT RI, Pedagang di Bukittinggi Ngaku Didatangi Polisi Terkait Bendera One Piece |
![]() |
---|
Bupati dan Wabup Dharmasraya Simak Pidato Presiden saat Hadiri Paripurna Istimewa DPRD |
![]() |
---|
Kalahkan Dewa United 2-0, Semen Padang FC Bertengger di Posisi 8 Klasemen Sementara Super League |
![]() |
---|
Starting XI Semen Padang FC vs Dewa United, Punya Nasib Sama di Laga Perdana BRI Super League |
![]() |
---|
Mayat di Alai Galombang Pariaman Dievakuasi ke Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Visum dan Sidik Jari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.