Kabupaten Agam

Tingkat Kematian Ikan Tinggi Akibat Kualitas Air Danau Maninjau Semakin Memburuk

Kualitas air memburuk ini ditandai dengan warna air yang selalu hijau, serta masih sering terjadi badai di sekitar danau.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Istimewa/Instagram P
Penampakan ikan mati yang massal di Danau Maninjau, Agam, Kamis (2/3/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam menyebut angka kematian benih ikan di Danau Maninjau saat ini tinggi.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam Rosva Deswira mengatakan,  tingginya mortalitas (kematian) benih ikan dalam KJA (Keramba Jaring Apung) disebabkan oleh beberapa faktor.

Diantaranya faktor alam atau lingkungan dan faktor benih itu sendiri.

"Faktor alam ini adalah kualitas air danau yang sudah semakin memburuk," terangnya, Sabtu (4/3/2023).

Kualitas air memburuk ini ditandai dengan warna air yang selalu hijau, serta masih sering terjadi badai di sekitar danau.

Baca juga: Pemkab Agam Bantah Ikan Mati Massal di Maninjau, Simak Penjelasannya

Hal itu mengakibatkan terjadinya pembalikan massa air (upwelling) sehingga sedimen kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang tinggi kandungan amoniak naik ke permukaan.

Sedangkan faktor benih antara lain adalah kualitas indukan benih ikan yang mulai menurun, karena mayoritas induk ikan yang digunakan sudah bukan induk unggul lagi.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Perikanan dan Ketahanan Agam pastikan tidak ada kematian ikan massal di Danau Maninjau, Kamis (2/3/2023).

Kadis Perikanan Dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira mengatakan, memang ada terjadi angin badai pada minggu ke-IV bulan Februai 2023.

Akibat dari kondisi itu terjadi kematian ikan di KJA (Keramba Jaring Apung) di beberapa titik, terutama di nagari Bayua.

Baca juga: Beredar Informasi Kematian Ikan di Danau Maninjau, Dinas Ketahanan Pangan: Masih Kematian Normal

"Namun itu bukan kematian ikan massal," terangnya.

Hal itu mengingat ada 1 atau 2 petak yang mengalami kematian, namun puluhan petak KJA di sekelilingnya tidak ada masalah.

Selain itu lanjut Rosva, pasca kematian ikan bulan November 2022, hanya sebagian kecil pembudidaya ikan KJA yang menebar kembali benih ikan dalam KJA.

Sebagian besar memilih menunggu kondisi perairan danau agak stabil terlebih dahulu.

Ia menerangkan kematian ikan yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar, seperti saat cuaca normal.

"Yang agak berbeda tahun 2023 ini adalah tingkat mortalitas (kematian) benih yang dimasukkan ke KJA relatif agak tinggi,” jelasnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved