Kota Padang
Erupsi Marapi Kian Mereda, Hingga Siang Ini Tercatat 2 Kali Letusan Kecil
Erupsi Gunung Marapi mulai mereda, tercatat hari ini hanya terjadi dua kali letusan, Rabu (25/1/2023). Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi ...
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Erupsi Gunung Marapi mulai mereda, tercatat hari ini hanya terjadi dua kali letusan, Rabu (25/1/2023).
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat, erupsi di Gunung Marapi hanya terjadi dua kali pada hari ini.
Erupsi Gunung Marapi hari ini, dimulai pada pukul 00.54 WIB dini hari tadi. Lalu, Gunung Marapi erupsi lagi pada pukul 06.14 WIB.
Hingga berita ini tulis, Gunung Marapi pada hari ini baru mengalami letusan erupsi selama dua kali.
Angka tersebut, menurut data dari PGA Marapi, adalah yang terendah sejak Gunung Marapi erupsi pada Sabtu (7/1/2023) lalu.
Baca juga: Gunung Marapi Masih Erupsi, Warga Rasakan Hujan Abu Vulkanik Turun di Panyalaian Tanah Datar
Tercatat, dari perdana erupsi hingga hari ini, Gunung Marapi telah mengeluarkan letusannya hingga 295 kali.
Penjelasan Kategori Erupsi di Gunung Marapi
Erupsi di Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) ternyata masuk kategori letusan freatik.
Letusan freatik itu dikenal juga dengan depresurisasi, disebut juga dengan letusan yang digerakkan oleh uap air.
Informasi tersebut dikatakan oleh Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi, Teguh Purnomo kepada TribunPadang.com, Senin (10/1/2023).
Baca juga: Siaga Erupsi Gunung Marapi, BPBD Agam dan KSB Candung Survei Jalur dan Pasang Rambu Evakuasi
"Erupsi di Gunung Marapi secara sifatnya itu masuk kategori erupsi freatik. Sebab, terjadi akibat gerakan uap air yang terjadi ketika di dalam kawah," jelas Teguh.
"Uap air itu terjadi ketika air di dalam kawah dipanaskah oleh magma dan batuan material panas di dasar kawah," tambah Teguh.
Analogi sederhananya itu, kata Teguh, diibaratkan serupa air yang dipanaskan di dalam teko.
Serupa itu juga sifat dari Gunung Marapi, hal itu ditinjau dari penelitian hingga pengamatan yang dilakukan kepada Gunung Marapi sejak lama.
"Jadi, kita ibaratkan serupa air dalam teko, lalu kita panaskan dan semakin panas bakal muncul uap dan penutup teko akan terbuka," terang Teguh.
Baca juga: BPBD Agam Sosialisasi di Daerah Rawan Erupsi Gunung Marapi di Cumantiang, Jarak 4,2 Km dari Kawah
Teguh menyampaikan, Gunung Marapi hampir sama dengan analogi itu, jadi karena kadar air dalam kawah yang dalam itu ada terjadi gesekan panas, lalu yang muncul keluar itu uapnya.
Uapnya itulah, kata Teguh, disebut dengan erupsi yang sedang dialami oleh Gunung Marapi sejak Sabtu (7/1/2023) lalu.
Kendati demikian, Teguh menyebut, tak semua gunung serupa degan Gunung Marapi itu sifatnya. Ada juga gunung yang berbahaya seperti lava yang mengalir.
"Di satu sisi, Gunung Marapi bisa disebut jika terjadi letusan yang masih dalam batas wajar itu, tak menimbulkan bahaya yang signifikan serupa gunung api yang lain," jelas Teguh.
Jika pun nanti Gunung Marapi ini mengalami erupsi yang lebih besar lagi, kata Teguh, hanya berpotensi terhadap hujan abu hingga material kecil sebesar kelereng yang sampai ke pemukiman. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)
Sudarman Gantikan Wannofri Samry Jadi Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Sumbar 2025-2030 |
![]() |
---|
Masih Ada 310 Sekolah di Padang Butuh Perbaikan, Pemko Siapkan Anggaran Puluhan Miliar |
![]() |
---|
Seminar Bertemakan Tantangan dan Harapan Penulisan Sejarah Indonesia, MSI Sumbar: Siap Beri Kritikan |
![]() |
---|
Wali Kota Padang Fadly Amran Serahkan Piala Juara Honda DBL 2025 West Sumatera |
![]() |
---|
Wawako Padang Maigus Nasir Pimpin Upacara Kemah Pramuka SMA Pertiwi 1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.