Sumbar KLB Campak
Ketahui tentang Campak, Gejala dan Siapa yang Berisiko Terkena serta Pencegahan
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, juga disebut rubeola. Gejala demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, hingga mata meradang.
TRIBUNPADANG.COM - Ketahui tentang campak yang kini ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus.
Juga disebut rubeola, campak menyebar dengan mudah dan bisa serius bahkan fatal bagi anak kecil.
Gejala campak
Dilansir dari Mayoclinic.org, tanda dan gejala campak muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus.
Tanda dan gejala campak biasanya meliputi demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, hingga mata meradang (konjungtivitis).
Baca juga: 11 Daerah di Sumbar KLB Campak, Kasus Terbanyak di Padang dan Agam
Sementara, menurut Dokter Spesialis Anak, Dimas Dwi Saputro, ruam yang berawal dari kepala lalu menjalar ke seluruh tubuh, disertai gejala ISPA atau diare, dan belekan, perlu dicurigai sebagai campak.
Siapa yang berisiko terkena campak?
Dilansir dari who.int, anak kecil yang tidak divaksinasi berisiko tinggi terkena campak dan komplikasinya, termasuk kematian.
Wanita hamil yang tidak divaksinasi juga berisiko.
Setiap orang yang tidak kebal (yang belum divaksinasi atau divaksinasi tetapi tidak mengembangkan kekebalan) dapat terinfeksi.
Baca juga: 12 Provinsi di Indonesia Tetapkan Status KLB Campak, Termasuk Sumatera Barat
Campak masih umum di banyak negara berkembang – terutama di beberapa bagian Afrika dan Asia.
Sebagian besar (lebih dari 95 persen) kematian akibat campak terjadi di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan infrastruktur kesehatan yang lemah.
Wabah campak bisa sangat mematikan di negara-negara yang mengalami atau pulih dari bencana alam atau konflik.
Kerusakan infrastruktur kesehatan dan layanan kesehatan mengganggu imunisasi rutin, dan kepadatan penduduk di kamp pengungsian sangat meningkatkan risiko infeksi.
Pencegahan
Vaksinasi campak rutin untuk anak-anak, dikombinasikan dengan kampanye imunisasi massal di negara-negara dengan tingkat kasus dan kematian yang tinggi, merupakan strategi kesehatan masyarakat utama untuk mengurangi kematian campak global. (*)
Dinkes Sebut Status KLB Sumbar Berkat Kerja Keras Surveillants Menemukan Kasus |
![]() |
---|
11 Daerah di Sumbar KLB Campak, Dinkes: Antisipasi dengan Imunisasi Lengkap |
![]() |
---|
Capaian Imunisasi Rendah Jadi Pemicu KLB Campak di Sumbar, Dinkes: 72,4 Persen dari Target 95 Persen |
![]() |
---|
KLB Campak di Sumbar: 850 Kasus Positif Campak Ditemukan Selama 2022 |
![]() |
---|
Bahaya Penyakit Campak, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.