Sumbar KLB Campak

Ketahui tentang Campak, Gejala dan Siapa yang Berisiko Terkena serta Pencegahan

Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, juga disebut rubeola. Gejala demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, hingga mata meradang.

Editor: Rizka Desri Yusfita
Tribunnews.com
Ilustrasi Campak - Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, juga disebut rubeola. Gejala demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, hingga mata meradang. 

TRIBUNPADANG.COM - Ketahui tentang campak yang kini ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus.

Juga disebut rubeola, campak menyebar dengan mudah dan bisa serius bahkan fatal bagi anak kecil.

Gejala campak

Dilansir dari Mayoclinic.org, tanda dan gejala campak muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Tanda dan gejala campak biasanya meliputi demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, hingga mata meradang (konjungtivitis).

Baca juga: 11 Daerah di Sumbar KLB Campak, Kasus Terbanyak di Padang dan Agam

Sementara, menurut Dokter Spesialis Anak, Dimas Dwi Saputro, ruam yang berawal dari kepala lalu menjalar ke seluruh tubuh, disertai gejala ISPA atau diare, dan belekan, perlu dicurigai sebagai campak.

Siapa yang berisiko terkena campak?

Dilansir dari who.int, anak kecil yang tidak divaksinasi berisiko tinggi terkena campak dan komplikasinya, termasuk kematian.

Wanita hamil yang tidak divaksinasi juga berisiko.

Setiap orang yang tidak kebal (yang belum divaksinasi atau divaksinasi tetapi tidak mengembangkan kekebalan) dapat terinfeksi.

Baca juga: 12 Provinsi di Indonesia Tetapkan Status KLB Campak, Termasuk Sumatera Barat

Campak masih umum di banyak negara berkembang – terutama di beberapa bagian Afrika dan Asia.

Sebagian besar (lebih dari 95 persen) kematian akibat campak terjadi di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan infrastruktur kesehatan yang lemah.

Wabah campak bisa sangat mematikan di negara-negara yang mengalami atau pulih dari bencana alam atau konflik.

Kerusakan infrastruktur kesehatan dan layanan kesehatan mengganggu imunisasi rutin, dan kepadatan penduduk di kamp pengungsian sangat meningkatkan risiko infeksi.

Pencegahan

Vaksinasi campak rutin untuk anak-anak, dikombinasikan dengan kampanye imunisasi massal di negara-negara dengan tingkat kasus dan kematian yang tinggi, merupakan strategi kesehatan masyarakat utama untuk mengurangi kematian campak global. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved