Kabupaten Tanah Datar

Masjid Ishlah Desa Terindah Pariangan Tanah Datar, Pernah Pindah-pindah Sejak Berdiri di Abad ke-13

Sudah ada sejak abad 13 masehi, Masjid Ishlah, atau yang lebih dikenal dengan Masjid Tuo Minangkabau

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Masjid Ishlah atau yang lebih dikenal dengan Masjid Tuo Minangkabau, berada di Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). 

TRIBUNPADANG.COM, TANAH DATAR - Sudah ada sejak abad 13 masehi, Masjid Ishlah, atau yang lebih dikenal dengan Masjid Tuo Minangkabau, berada di Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).

TribunPadang.com mengunjungi kawasan Nagari Pariangan, dalam rangka menyusuri Desa Wisata Berkembang yang ada di Sumatera Barat.

Diketahui, Pariangan dinobatkan menjadi juara terbaik 1 sebagai Desa Wisata Berkembang dalam Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Bahkan, mengalahkan Umauta di Sikka, NTT, hingga Kulonprogo di Yogyakarta.

Ternyata, di balik indahnya Nagari Pariangan itu, juga terdapat Masjid Tuo Minangkabau dengan nama Masjid Ishlah, yang terkonfirmasi telah ada sejak abad 13 masehi lalu.

Baca juga: Tiga Desa di Sumatera Barat Berhasil Juara di ADWI 2022, Ada Desa Wisata Pariangan di Tanah Datar

masjid tuo minangkabau desa pariangan
Masjid Ishlah atau yang lebih dikenal dengan Masjid Tuo Minangkabau berada diantara rumah warga di Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).

Hal tersebut dibenarkan oleh Wapokdarwis Nagari Pariangan, Fakhru Doni Putra saat diwawancara oleh TribunPadang.com, Selasa (1/10/2022).

Fakhru mengatakan, Masjid Ishlah merupakan masjid tertua yang ada di Nagari Pariangan, sudah ada sejak abad 13 masehi dan hingga kini sudah banyak direnovasi untuk kenyamanan.

"Masjid Ishlah ini, sudah ada sejak abad 13 masehi, lokasinya itu di dekat Kuburan Panjang (objek wisata religi), lalu oleh masyarakat masa dulu dulu dipindahkan ke daerah Nagari Pariangan pada abad 14 masehi," kata warga Pariangan itu.

Dahulu, Masjid Ishlah bisa dipindah-pindahkan, kata Fakhru, sebab bangunannya tidak terlalu besar dan ada pondasi di bagian bawah untuk pegangan ketika diangkat.

Pemindahan Masjid Ishlah ke Pariangan, sebab di lokasi lamanya itu terkendala dengan sumber air, dan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beraktivitas di masjid pada kala itu.

Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Menikmati Keindahan Nagari Pariangan, Desa Wisata di Kabupaten Tanah Datar

"Kira-kira dari cerita yang kami dapat, butuh sekira 20 hingga 30 orang pemuda zaman dulu itu untuk mengangkat ini masjid, dan sekarang sudah ada di Pariangan dan menjadi masjid tertua di Nagari itu," ujar Fakhru.

Fakhru menyampaikan, sejak dari abad 14 itu, aktivitas di Masjid Ishlah sudah mulai ramai didatangi jamaah, sebab masjid di Minangkabau dahulu berfungsi sebagai elemen utama pembentuk nagari.

"Lalu, karena dirasa kondisi dari Masjid Ishlah ini sudah harus direnovasi, pada 1993 baru dilakukan renovasi besar-besaran, dan juga ada perubahan material hingga penambahan fungsi ruang," kata Fakhru.

Kendati demikian, setelah direnovasi pada 1993 itu, Fakhru menuturkan secara umum bentuk dari Masjid Ishlah masih sama dengan versi lamanya.

Dari pantauan TribunPadang.com, penampakan dari Masjid Ishlah itu, bentuk atapnya bertingkat empat dan sebagian bangunan ada yang ditingkatkan hingga 3 tingkat.

Baca juga: Pantun Sandiaga Uno di Sumbar: Ke Nagari Pariangan untuk Healing, Kalau Politik Jangan Pakai Feeling

Ternyata, bentuk dari Masjid Ishlah itu, bukan dibuat tanpa alasan, sebab kata Fakhru, ada makna dan pesan yang sangat dalam dari seluruh segi di masjid itu.

"Masjid ini juga punya pesan tersendiri dari segi bangunannya, dibuat dengan bentuk atap bertingkat empat pada ruangan utamanya," ungkap Fakhru.

"Guna dari tingkatan itu, melambangkan bahwa tata cara bicara di Minangkabau menggunakan empat kato, yaitu kato malereng, mandata, menurun dan mandaki," tambah Fakhru.

Fakhru menjelaskan, dalam berbicara masyarakat Minangkabau harus arif dan bijaksana, tahu kemana dan apa pesan yang hendak mereka sampaikan.

Karena itu jugalah, Masjid Ishlah ini memiliki atap yang unik dan sedikit bertingkat. Hal itu juga yang membedakannya dengan masjid-masjid lain yang ada di Sumatera Barat.

Baca juga: Sandiaga Uno ke Sumbar dan Bakal Menginap di Desa Wisata Pariangan Tanah Datar

Diketahui, Masjid Ishlah saat ini juga masih ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar dan bahkan pengunjung dari luar.

Mereka, ada yang melakukan ibadah seperti mengaji hingga mandi air hangat yang bersumber di bawah masjid tersebut.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved