Menilik Kuburan Panjang 7 Meter di Pulau Angso Duo Pariaman, Diduga Makam Syekh Katik Sangko
Sebuah kuburan dengan panjang tak biasa terdapat di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN- Sebuah kuburan dengan panjang tak biasa terdapat di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
Kuburan atau makam ini panjangnya sekira tujuh meter lebih, dan tentu ukurannya cukup panjang ketimbang kuburan normal.
Cukup sulit mencari literatur sejarah dan kebenaran siapa yang dimakamkan di kuburan ini.
Baca juga: Selama Libur Lebaran, Omzet Pedagang Baju Pantai di Pulau Angso Duo Pariaman Naik Turun
Baca juga: Pengakuan Wisatawan yang Terjebak di Pulau Angso Duo Pariaman, Sempat Istirahat di Musala
Selain itu, apa alasannya sehingga ukuran makam ini tidak biasa.
Namun yang pasti makam ini sudah lama ada di Pulau Angso Duo.
Wisatawan dapat menjumpai makam ini di arah sebelah kanan jika titik pijak wisatawan dari dermaga atau gerbang pulau.
Penjaga Pulau Angso Duo, Syamsul Bahri (55) mengatakan, berdasarkan cerita-cerita dari pendahulu atau tetua di Pariaman, makam ini sudah lama ada.
Di makam ini, juga terdapat dua buah kerang yang ada ujung dan pangkal makam.

Banyak yang menyebut, yang dikebumikan di kuburan ini ialah Syekh Katik Sangko, seorang ulama besar di zamannya.
Ada cerita masyarakat, sebenarnya Syekh Katik Sangko dikebumikan bersama istrinya di makam ini.
Baca juga: Liburan ke Pulau Angso Duo di Kota Pariaman, Ayunan Pantai jadi Spot Foto Unggulan Wisatawan
Baca juga: Enam Hari Festival Pantai Pariaman, 60 Ribuan Pengunjung Datangi Empat Destinasi Wisata
Jadi, makam ini lebih panjang dari ukuran normal karena ada dua orang yang dikebumikan di satu makam.
Selain disebut kuburan panjang, kata Syamsul, juga ada masyarakat yang menyebut makam ini sebagai makam keramat.
Dulu, lanjut Syamsul, ada sejumlah peziarah yang berhari-hari menetap di Pulau Angso Duo, dan mengatakan bahwa makam ini ketika diukur setiap hari akan berbeda ukurannya.
Syamsul mengatakan, tak jarang peziarah datang dari luar Provinsi Sumbar, dan datang tanpa ada waktu khusus.